Ditemui di Kantor KeSEMaT, Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden) mengungkapkan rasa bangganya melihat fakta keberhasilan KeSEMaT dalam menghijaukan kembali Pantai Teluk Awur Jepara yang dulunya gundul menjadi "hutan" mangrove yang lebat, mengingat usaha yang dijalankan dalam rangka mewujudkannya melibatkan ribuan orang selama kurang lebih 17 tahun ini.
"Tentunya senang, juga bangga, karena MECoK saat ini sudah kembali lebat, dan bisa jadi sarana pendidikan mangrove yang baik kepada masyarakat," terangnya. "Kedepan, MECoK kami proyeksikan menjadi ekowisata mangrove berbasis edukasi tanpa mengganggu daur hidrologinya," tambah Presiden.Pada foto kedua (2010), mulai banyak terlihat kawasan hijau hasil dari program penanaman mangrove KeSEMaT yang dilaksanakan setiap tahun secara kontinyu. Nampak jelas, kawasan gersang yang mendominasi di tahun 2001 kini tertutup dengan vegetasi mangrove baru yang berhasil tumbuh baik di pantai yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa.
Sebagai informasi, pada tahun 2001 luasan vegetasi mangrove di MECoK hanya 0,12 ha, kemudian menjadi 0,48 ha di tahun 2010 dan meningkat 1,31 ha di tahun 2018.
"Dulu, sewaktu saya masih kuliah di tahun 2001, tak saya temui banyak burung yang beterbangan di Teluk Awur dan juga penyu yang bertelur di sekitar MECoK, seperti sekarang" jelas Bpk. Aris Priyono (DK), salah satu pendiri KeSEMaT, sekaligus saksi sejarah berdirinya MECoK.
"Penghargaan, bagi kami bukanlah tujuan, melainkan bonus," kata Sdr. Ilham. "Saat ini, kami terus fokus bekerja mempertahankan MECoK kami, dan membantu mitra kerja kami dalam mereplikasi konsep MECoK ke area kerjanya masing-masing. Mohon doanya, ya," tutupnya. (ADM/IK/BRDA/AP).

No comments:
Post a Comment