Pada acara ini, peserta HOLYSEA yang merupakan 350 orang-lebih Mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro melakukan long march dan clean up sampah di area CFD, flashmob, edukasi kelautan, tes kesehatan, lomba mewarnai untuk anak anak, penampilan oleh band lokal Semarang, dan parade booth UKMF.
"Kegiatan ini mengajak masyarakat kota Semarang, khususnya generasi muda untuk peduli dengan sampah yang ada di sekitar kita maupun di laut, karena sikap kita yang terkadang egois, merusak lingkungan dengan membuang sampah sembarangan, yang mana sampah darat bisa terbawa sampai ke mangrove hingga laut. Kami mendukung kegiatan ini, karena di sini KeSEMaT juga dapat mengajak masyarakat kota Semarang agar lebih peduli dengan mangrove di pesisirnya yang sudah banyak mengalami kerusakan," ujar Sdr. Bachtiar E. B. (staf MENDIKTAN) yang merupakan DUMATRA 2017.
Dalam kesempatan yang baik ini, KeSEMaT tak mau melewatkan menyebar virus Mangrove Is Lifestyle-nya dengan menunjukan banyak produk mangrovenya, seperti kuliner, batik, pemetaan, majalah, konveksi, musik dan masih banyak lagi yang dipamerkan kepada masyarakat kota Semarang saat CFD.
Besarnya keingintahuan warga kota Semarang mengenai mangrove dan KeSEMaT membuat booth KeSEMaT ramai dikunjungi.

Sdri. Bellatris Santri (staf MENKOMSI) selaku koordinator KF menjelaskan bahwa Mbak Jamat dan Mas Bamat, juga beberapa produk mangrove lainnya mendapatkan banyak perhatian di acara ini.
"Seneng banget, di HOLYSEA 2017 ini banyak pengunjung yang ingin tahu lebih banyak tentang Mas Bamat, Mbak Jamat dan lain-lain. Saya membawa contoh batik Mas Bamat dan Mbak Jamat, dan memperlihatkannya kepada pengunjung dan mereka seperti tak percaya kalau mangrove bisa dibuat batik dan jajanan," pungkasnya. (ADM/DH).
No comments:
Post a Comment