17.8.25

Gelar Mangrove Merdeka 2025, KeSEMaT Sukses Laksanakan Upacara Bendera dan Kibarkan Sang Merah Putih di Lumpur Mangrove SMC Jateng, Semarang

Semarang - KeSEMaTBLOG. Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, KeSEMaT kembali menyelenggarakan Mangrove Merdeka (MMK) 2025 dengan kegiatan utama Upacara Bendera di Lumpur Mangrove dan Penanaman 80 Bibit Mangrove. Acara tahunan ini dilaksanakan di kawasan Semarang Mangrove Center (SMC), Mangunharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu (17/8/2025), mulai pukul 07.00–13.30 WIB.

“Tema MMK 2025 adalah Indonesia Tangguh, Bersama Mangrove Tumbuh, yang kami maknai sebagai simbol kekuatan bangsa Indonesia yang harus tumbuh bersama dengan alamnya, khususnya mangrove,” jelas Sdr. Samsul Ma’arif (Staf MENWIRA), selaku Ketua MMK 2025. “Kegiatan ini diikuti oleh KeSEMaTER, afiliasi KeSEMaT, delegasi mahasiswa, serta masyarakat sekitar SMC Jateng, Semarang, dengan jumlah peserta terbatas, yaitu 15 orang,” lanjutnya.

Penanaman 80 Bibit Mangrove
Sejak pagi, para peserta berkumpul di Kantor KeSEMaT, Tembalang, sebelum berangkat bersama menuju SMC Jateng. Setibanya di lokasi, mereka langsung bersiap untuk registrasi, pembukaan, dan mendengarkan sambutan dari Ketua Pelaksana dan Presiden.

Kegiatan diawali dengan penanaman 80 bibit mangrove jenis Rhizophora sp yang dilakukan dengan metode pengikatan ke ajir bambu menggunakan tali rafia.

“Penggunaan ajir ini berfungsi untuk menjaga agar bibit tetap tegak meskipun terkena gelombang dan pasang surut,” terang Sdr. M. Faris Rahman (Presiden).

Kegiatan MMK 2025 ini juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan komunitas peduli lingkungan. Kehadiran mereka semakin menegaskan bahwa pelestarian mangrove merupakan tanggung jawab bersama.

Upacara Bendera di Lumpur Mangrove
Puncak acara adalah Upacara Bendera di Lumpur Mangrove. Prosesi berlangsung khidmat meski peserta harus berbaris di tengah lumpur. Tiang bendera dibuat dari bambu yang ditancapkan langsung di substrat mangrove.

Upacara dipimpin oleh Sdr. Jieo Pandu Maulana (Staf MENPORSI) sebagai pemimpin upacara. Bertindak sebagai petugas pengibar bendera adalah Sdri. Senri Apriliana (Staf MENDIKTAN), Sdri. Febyana F. Ananda (Staf MENPORSI), dan Sdri. Humaira R. Widona (Staf MENSETSI).

“Menjadi petugas upacara di lumpur adalah pengalaman yang sangat berbeda. Walaupun berat melangkah karena terjebak lumpur, semangat nasionalisme membuat kami tetap tegak menyelesaikan tugas sampai selesai dengan baik,” ungkap Sdr. Jieo.

Presiden menambahkan bahwa MMK 2025 bukan hanya sekadar ritual peringatan kemerdekaan, tetapi juga aksi nyata konservasi.

“Kami ingin menegaskan bahwa mencintai Indonesia juga berarti menjaga kelestarian alamnya. Penanaman mangrove adalah kontribusi nyata kami dalam mitigasi perubahan iklim,” jelasnya.

Tidak hanya berfokus pada penanaman, panitia juga memberikan edukasi singkat kepada peserta mengenai peran penting mangrove dalam menjaga garis pantai, menahan abrasi, dan menjadi habitat bagi berbagai biota laut.

Amanat Pembina Upacara
Dalam amanatnya, Sdr. Agape Lista Anthoni (DP) menyampaikan pentingnya menumbuhkan rasa nasionalisme generasi muda.

“Kemerdekaan bangsa ini adalah hasil perjuangan dan pengorbanan. Kini tugas kita adalah mengisi kemerdekaan dengan menjaga lingkungan, termasuk mangrove yang berperan vital bagi ekosistem pesisir,” tegasnya.

Para peserta terlihat antusias mendengarkan materi edukasi. Beberapa di antaranya bahkan mengajukan pertanyaan terkait teknik rehabilitasi mangrove yang efektif dan cara masyarakat dapat turut serta dalam menjaga kawasan pesisir.

Lomba Kemerdekaan dan Pembagian Sertifikat
Selepas upacara, kegiatan dilanjutkan dengan Lomba Kemerdekaan di Lumpur Mangrove seperti Estafet Air dan Bisik Kata. Peserta tampak antusias dan penuh tawa mengikuti jalannya lomba meskipun tubuh berlumur lumpur.

“Dengan lomba di lumpur ini, kami ingin menciptakan suasana gembira sekaligus mempererat kebersamaan,” tutur Sdri. Melanaya ‘Azizah Nurmaniar (peserta MMK 2025).

Selain memberikan manfaat ekologis, kegiatan MMK 2025 juga berdampak positif secara sosial. Interaksi antar peserta dari berbagai latar belakang membangun jejaring baru yang diharapkan berlanjut pada kerja sama untuk kegiatan lingkungan berikutnya.

Dari sisi budaya, penyelenggaraan upacara bendera di lumpur mangrove menghadirkan nuansa unik sekaligus memperkuat identitas lokal Semarang sebagai salah satu kota pesisir yang peduli lingkungan. 

Kegiatan ditutup dengan foto bersama, pembagian sertifikat, bersih diri, dan makan siang bersama.

Penutup
Keseluruhan rangkaian Mangrove Merdeka 2025 berlangsung dengan sukses, lancar, dan penuh semangat. Sdr. Samsul berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga mangrove sebagai bagian dari penguatan ketahanan bangsa sekaligus memperingati 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Presiden maenambahkan bahwa MMK akan terus digelar setiap tahun sebagai bentuk konsistensi perjuangan KeSEMaT dalam melestarikan mangrove. Harapannya, program ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia untuk menggabungkan perayaan kemerdekaan dengan aksi nyata pelestarian lingkungan. (ADM).

No comments:

Post a Comment