12.7.07

Jangan Asal Tanam Mangrove. Pelajari Ilmunya!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto Rhizophora di samping ini. Jenis mangrove yang kalau sudah besar akan memiliki akar bak lengan gurita ini, ditemukan banyak yang mati, di pinggiran laut. Foto diambil di Kelurahan Trimulyo Semarang, yang sekarang ini sedang marak digalakkan kegiatan penanaman mangrove, untuk menyelamatkan pesisir pantai dan lautnya. Di Trimulyo, ada dua lokasi penanaman, yaitu di bantaran sungai dan tepi laut. Walaupun bibit-bibit mangrove yang ditanam di bantaran sungai berhasil tumbuh dengan baik, tidak demikian yang ditanam di tepi laut. Di salah satu area, (kurang lebih 500 meter di dekat muara sungai), dari 100% propagul Rhizophora yang ditanam, hanya 20% saja yang terlihat hidup (tumbuh satu hingga dua pasang daun).

Selain diduga karena salinitas yang tinggi, teknik penanaman yang salah dan kuatnya gelombang yang menghantam, pencemaran sampah juga diduga menjadi salah satu penyebab kematian bibit-bibit Rhizophora, tersebut. Memang, terkadang proyek-proyek penanaman mangrove yang hanya berorientasi pada aspek “kuantitas” saja, tanpa mempedulikan segi “kualitas”, seringkali gagal.

Kegiatan penanaman mangrove seyogyanya tidak boleh dilakukan dengan sembarangan, tanpa melakukan persiapan dan penelitian yang matang. Diantara sekian banyak hal-hal yang harus dipersiapkan itu, pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing spesies mangrove adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dan diteliti secara mendalam.

Rhizophora misalnya, dia lebih tahan hidup apabila ditanam di daerah yang berlumpur. Sedangkan Avicennia, sebaliknya, dia lebih baik ditanam di daerah yang berpasir. Selain itu, Rhizophora tak bisa tahan terhadap salinitas yang tinggi jika dibandingkan dengan Avicennia. Selanjutnya, untuk cara penanamannya sendiri, akan lebih baik apabila ditanam dengan menggunakan bibit (yang telah berakar dan muncul dua sampai empat pasang daun) dan bukannya propagul. Kemudian, penanaman mangrove di suatu area dengan gelombang besar/kuat tanpa adanya penghalang (tetrapod, misalnya), juga sangat riskan. Apa pasal? Karena bibit-bibit mangrove akan dengan mudah tersapu oleh gelombang karena tidak kuat menahan arus geombang yang datang.

Kesimpulan, untuk mencegah terjadinya kegagalan penanaman di wilayah pesisir, pengenalan sifat dari setiap jenis mangrove sangat diperlukan, sebelum melakukan program penanaman. Ayo, kenali dulu sifat-sifat dan teknik penanaman mangrove yang benar. Jangan asal tanam. Oke!

No comments:

Post a Comment