13.9.19

KeSEMaT Lakukan Pengambilan Data Keanekaragaman Hayati di Kawasan Mangrove Semarang

Semarang - KeSEMaTBLOG. Selama bulan September 2019 ini, KeSEMaT telah melakukan pengambilan data mangrove di lapangan, yang dimulai pada pukul 08.00 WIB dan berakhir hingga pukul 16.30 WIB di setiap harinya. Kegiatan pengambilan data ini adalah sebuah riset yang dilakukan oleh KeSEMaT, sebagai implementasi dari Proyek Pemberdayaan Masyarakat melalui Keanekaragaman Hayati dan Rehabilitasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, hasil kerja sama KeSEMaT dengan PT Indonesia Power Unit Pembangkitan (UP) Semarang, Jawa Tengah.

"Kami melakukan pengambilan data di dua stasiun yang berbeda, tepatnya di Mangkang Wetan dan Mangunharjo, Semarang," jelas Sdr. Gagas Tri Pamungkas (staf MENKEU), selaku koordinator kegiatan. “Saya bersama tim ahli yang telah ditunjuk oleh KeSEMaT, mengambil data flora dan fauna mangrove serta parameter lingkungannya, seperti pH, salinitas dan lain sebagainya, di pesisir Semarang," tambahnya.

Lokasi penelitian berada di sekitar muara sungai di kawasan hutan mangrove Semarang. Tim melakukan perjalanan ke Mangkang Wetan dengan menggunakan perahu. Sementara itu, di stasiun yang kedua, yaitu Mangunharjo, tim mencapainya dengan melewati jembatan bambu.

“Kami di sini mengambil data krustasea yang terdiri dari kepiting dan udang, gastropoda dan jenis mangrovenya untuk mendapatkan data keanekaragaman hayatinya," jelas Sdr. Bachtiar Eka B. (AMaT), selaku tim ahli mangrove. "Medan di sini sangat berlumpur sehingga diperlukan kehati-hatian dan perlengkapan yang memadai untuk menunjang penelitian,” tambahnya.

Sdr. Bachtiar menambahkan bahwa timnya menemukan Kepiting Tapal Kuda yang menandakan bahwa kondisi perairan di lokasi penelitian, walaupun diduga telah tercemar namun masih cukup baik.

Tujuan dari pengambilan data ini adalah untuk mendapatkan hasil berupa keluaran yang akan direkomendasikan oleh KeSEMaT kepada PT Indonesia Power UP Semarang dalam menetapkan lokasi penanaman mangrove sehingga akan didapatkan kelulushidupan yang maksimal.

"Kita tahu, bahwa beberapa jenis kepiting dapat memangsa propagul muda yang baru saja ditanam," kata Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden). "Hasil dari penelitian ini, salah satunya adalah agar dapat memetakan lokasi penanaman mangrove yang tepat sehingga aman dari serangan hama," pungkasnya. (ADM/IK/GTP).

No comments:

Post a Comment