17.2.20

KeSEMaT Hadiri FGD State of The Coast dan Kajian Kerentanan Pesisir Kota Semarang

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT meenghadiri undangan dari Pemerintah Kota Semarang dalam Focus Group Discussion (FGD) State Of The Coast (SOC) dan Kajian Kerentanan Pesisir Terpadu (12/2/20). Dalam kesempatan ini, KeSEMaT diundang karena kapasitasnya sebagai Anggota Tim Pelaksana Kelompok Kerja Mangrove Kota Semarang (KKMKS), sekaligus menjadi tamu undangan termuda.

Selain KeSEMaT, para peserta FGD adalah dosen dari berbagai universitas, pihak swasta dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lainnya dari Semarang dan sekitarnya, karena sejatinya pengelolaan pesisir tidak hanya membutuhkan kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah saja, namun juga perlu adanya dukungan dari pihak swasta dan akademisi.

FGD yang diselenggarakan di Hotel Grasia, Semarang mulai dari pagi hingga siang hari ini, mengangkat topik yang berkenaan dengan pembangunan tol laut lintas Kota Semarang, keberlangsungan hidup masyarakat pesisir dan ekosistem laut yang difokuskan kepada mangrove.

Materi pertama disampaikan oleh Bpk. Muhammad Faisal Rachmansyah, S.Kel, selaku perwakilan dari KeAMaT yang membahas mengenai "Penyusunan Status Pengelolaan Pesisir dan Laut (SOC) Kota Semarang pada Tahun 2020."

Materi kedua disampaikan oleh Bpk. Ganis Riyan Efendi, S.Kel, selaku Dirut Yayasan IKAMaT, dengan materi "Kajian Kerentanan Pesisir Terpadu Menggunakan Pendekatan ICSEA-C-CHANGE."

"Latar belakang dari kedua penelitian ini, ialah mengenai Kota Semarang yang memiliki berbagai permasalahan lingkungan pesisir, seperti potensi banjir rob, penurunan permukaan tanah dan alih fungsi lahan," kata Sdr. Paspha Ghaishidra Muhammad Putra (Presiden) yang menghadiri acara ini.

Sdri. Baeti Karomatul Hidayah (MENDIKTAN) menambahkan bahwa kedua pembicara sebagai akademisi, sekaligus tim dari KKMKS, dalam penelitiannya telah mengkaji berbagai aspek di kawasan pesisir Kota Semarang yang perlu dibenahi.

Selain itu, terdapat pemaparan mengenai kondisi terkini pesisir Kota Semarang, dilihat dari sisi ekonomi, sosial dan lingkungan. Wilayah dengan nilai kerentanan tinggi, nantinya diharapkan akan menjadi bahan pertimbangan pemerintah dalam hal perencanaan wilayah, guna optimalisasi pengurangan risiko bencananya.

Dr. Rudhi Pribadi (Pembimbing) yang juga hadir dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa data dan fakta yang telah disampaikan oleh para pembicara diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi BAPPEDA dalam perencanaan pembangunan tol laut di Semarang.

"Saya harap, kita dapat mencontoh konsep pembangunan Tol Bali Mandara,” katanya.

Pengelolaan kawasan pesisir menjadi tanggung jawab dari banyak stakeholder. Sinergisitas diperlukan untuk mencari solusi terbaik dan akurat, terhadap pengelolaan yang dapat memberdayakan masyarakat di kawasan pesisir Kota Semarang. (BKH/ADM/AP).

No comments:

Post a Comment