Mangrove REpLaNT 2023 mencakup berbagai rangkaian acara penting, di antaranya Pelatihan Pengenalan Ekosistem Mangrove, Pemetaan dan Kopi Mangrove, Selayang Pandang (SP), Seminar Nasional (Semnas), Focus Group Discussion (FGD), Penanaman Mangrove, dan Field Trip (FT) dan Belanja Oleh-Oleh.
P2EM I dimulai pada 6 Juni 2023, pukul 14.00 WIB. Pemateri, Sdr. Anggoro Da’an Budi Saputro (KeAMaT) memberikan materi mengenai ekosistem mangrove, termasuk manfaat ekologis dan ekonomis, serta upaya pelestariannya. Materi yang disampaikan menarik antusiasme peserta, yang memunculkan banyak pertanyaan.
“Pemaparan yang sangat menarik, saya jadi lebih tahu mengenai pelestarian mangrove, termasuk cara penanaman dan penyulaman bibit mangrove,” ujar Sdri. Qonitah Hamidah, salah satu peserta dari Bekasi.
P2EM II disampaikan oleh Sdr. Bagus Rahmattullah Dwi Angga (Mangrove Map), yang membahas penggunaan Google Earth Pro untuk pemetaan mangrove. Para peserta juga diberi kesempatan untuk mempraktikkan materi yang dipelajari, guna meningkatkan pemahaman mereka tentang pemetaan mangrove.
“Saya sangat senang bisa mempelajari pemetaan mangrove menggunakan teknologi canggih, seperti Google Earth Pro dan drone,” ujar Sdri. Mukti Rahmah Inayati, peserta dari Semarang.
Setelah pelatihan, dilanjutkan dengan kegiatan SP yang bertujuan memperkenalkan tema kegiatan MR 2023 serta mempererat hubungan antar peserta dan panitia. Dalam acara ini, peserta juga diperkenalkan dengan profil KeSEMaT dan berbagai pengalaman mangroving dari para peserta lainnya.
“Saya ingin keluar dari zona nyaman dan belajar lebih banyak tentang mangrove. Ini adalah pengalaman baru yang sangat menarik,” ujar Sdr. Ponco Bayu Pamungkas, peserta dari Grobogan.
Pada hari kedua, Semnas MR 2023 mengangkat tema “Pemanfaatan Mangrove untuk Meregenerasi Pekerjaan Hijau di Indonesia.” Tiga pembicara berkompeten berbagi pengetahuan:
- Ir. Nita Kartika, M.Ec. (Perencana Ahli Madya, Direktorat Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air – BAPPENAS, Jakarta)
- Bapak Soni Mohson (Kelompok Tani Mangrove Wonorejo, Surabaya)
- Ibu Lely Puspitasari, B.Sc., M.S. (Yayasan Hutan Biru, Sulawesi Selatan)
Materi yang disampaikan mengundang diskusi hangat, termasuk solusi terkait alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak.
“Pemerintah harus memperhatikan pengelolaan tata ruang di wilayah pesisir agar alih fungsi lahan mangrove dapat dikendalikan,” jelas Ibu Nita Kartika.
Semnas dihadiri oleh berbagai instansi dan organisasi, termasuk DLHK Provinsi Jawa Tengah, BPDASHL Pemali Jratun, BPBD Kota Semarang, dan beberapa mitra lainnya.
Pelatihan terakhir MR 2023 dipandu oleh Bapak Ferry Agung Intiasmara, selaku ketua kelompok Arjuna Berdikari yang mengolah merek Kopi Mangrove Arjuna. Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan dengan cara pembuatan kopi mangrove yang bermanfaat untuk menjaga stamina tubuh.
“Rasa kopi mangrove unik dan sangat enak. Ini adalah pengalaman baru yang menarik,” ungkap Sdri. Riska, peserta dari Kota Waringin Barat.
Kegiatan dilanjutkan dengan FGD yang membahas mengenai analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threats) terkait pemanfaatan mangrove dan fenomena banjir rob di Semarang. Hasil diskusi menunjukkan potensi besar mangrove sebagai bagian dari regenerasi pekerjaan hijau di wilayah pesisir dan teknik penanganan banjir rob yang tepat.
“Kami melihat bahwa mangrove memiliki peluang besar untuk mendukung pekerjaan hijau. Selain itu, adaptasi terhadap banjir rob dapat dilakukan dengan regulasi pengaturan air tanah,” jelas Sdri. Anisa Lintang, peserta dari Semarang.
Acara puncak MR 2023 diadakan pada 8 Juni 2023 dengan penanaman 1.500 bibit mangrove di kawasan pesisir SMC Jateng, Semarang. Acara ini dihadiri oleh berbagai mitra kerja, sponsor, dan media partner. Para peserta bersama tamu undangan melakukan penanaman mangrove secara simbolis dengan bersemangat.
“Saya senang bisa berpartisipasi dalam penanaman mangrove, yang merupakan pengalaman pertama saya,” ujar Sdri. Mukti Rahmah, peserta dari Semarang.
Setelah kegiatan penanaman, peserta diajak berkeliling di Kota Lama Semarang, menikmati suasana klasik abad ke-19. Kegiatan ini diakhiri dengan belanja oleh-oleh khas Semarang di pusat oleh-oleh setempat.
“Semarang memiliki banyak tempat bersejarah yang indah. Kota Lama Semarang adalah tujuan wisata yang sangat menarik,” kata Sdri. Rhieni Rahma, peserta dari Pemalang.
Acara ditutup dengan penayangan video After Movie MR 2023, diikuti oleh penyampaian kesan dan pesan dari peserta serta penyerahan sertifikat. Semua peserta mengungkapkan rasa terima kasih atas pengalaman berharga yang mereka dapatkan selama MR 2023.
“Terima kasih kepada KeSEMaT atas acara yang luar biasa ini. Saya banyak belajar mengenai mangrove dan konservasi. Semoga acara seperti ini dapat terus dilaksanakan,” ujar Sdri. Qonitah.
Mangrove REpLaNT 2023 berhasil menciptakan dampak positif tidak hanya untuk pelestarian mangrove, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran tentang pekerjaan hijau di Indonesia. Dengan adanya pelatihan, seminar, dan aksi nyata penanaman mangrove, KeSEMaT terus berkomitmen untuk mendukung generasi muda dalam mewujudkan pekerjaan hijau yang berkelanjutan. (ADM).
No comments:
Post a Comment