Dalam laporan ini, KeSEMaT (Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur) terpilih sebagai salah satu praktik baik nasional, berkat inisiatif luar biasanya dalam pengelolaan MECoK Ecopark (Mangrove Education Center of KeSEMaT) – Taman Mini SDGs Universitas Diponegoro (UNDIP) di Jepara. KeSEMaT akan mewakili Indonesia di forum internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai contoh konkret partisipasi komunitas dalam mendukung pencapaian SDGs.
Dengan tema “Fostering Inclusive Growth: Advancing a Sustainable and Resilient Indonesia,” VNR 2025 memfokuskan perhatian pada lima tujuan utama:
- Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera
- Tujuan 5: Kesetaraan Gender
- Tujuan 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
- Tujuan 14: Ekosistem Lautan
- Tujuan 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Dikutip dari ANTARA, Bpk. Pungkas Bahjuri Ali (Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Bappenas/Kepala Sekretariat Nasional SDGs), menyatakan bahwa fokus laporan ini menggambarkan arah pembangunan nasional yang inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, sembari merespons tantangan eksternal seperti geopolitik dan dinamika ekonomi global.
“VNR adalah bukti bahwa pembangunan berkelanjutan dan ketahanan ekonomi bisa berjalan berdampingan. Kita arahkan ekonomi menuju hijau, biru, dan sirkular,” jelasnya dalam Konsultasi Publik Rancangan VNR Indonesia 2025.
MECoK Ecopark didirikan oleh KeSEMaT yang lahir dari keprihatinan atas kerusakan mangrove di pesisir Jepara yang mencapai 90% pada tahun 2001. Seiring waktu, kawasan ini berkembang menjadi pusat edukasi, konservasi, dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi Taman Mini SDGs pertama di kawasan mangrove Indonesia.
Capaian luar biasa MECoK Ecopark antara lain:
- Rehabilitasi lebih dari 3 hektare lahan kritis
- Penanaman 1.200.000 bibit dari 34 spesies mangrove
- eningkatan tutupan vegetasi hingga 90%
- Penyerapan karbon sebesar 2.500 MgC per 5 hektare
- Peningkatan kunjungan wisata hingga 70%
- Dampak langsung pada pendapatan dan ketahanan masyarakat pesisir
Inisiatif ini juga didukung oleh IKAMaT, yayasan mangrove yang didirikan oleh KeSEMaT, yang merancang jalur trekking sepanjang 300 meter dilengkapi dengan materi edukasi interaktif mengenai ke-17 tujuan SDGs.
Prinsip "No One Left Behind" dalam Aksi Nyata
Dikutip dari Bappenas, Bpk. Leonardo A. A. Teguh Sambodo (Deputi Bidang Pangan, SDA, dan Lingkungan Hidup Bappenas), menyebut VNR sebagai alat ukur kemajuan nasional sekaligus bentuk transparansi dan akuntabilitas kepada komunitas global.
“Kita tidak hanya ingin menunjukkan capaian, tetapi juga belajar dari tantangan dan menyusun kebijakan yang lebih baik,” ujar Bpk. Leonardo. “Mari kita jaga semangat kolaboratif ini hingga pelaporan resmi Indonesia di forum internasional mendatang,” lanjutnya.
Dia juga menyampaikan bahwa luas kawasan konservasi laut Indonesia kini telah mencapai 29,9 juta hektare, menunjukkan kemajuan nyata dalam penguatan ekonomi biru dan konservasi ekosistem laut.
Eksposur Nasional dan Internasional Lewat VNR dan SDGs Repository
Sebagai bagian dari VNR 2025, praktik baik KeSEMaT mendapatkan eksposur nasional dan internasional, termasuk mewakili Indonesia dalam forum High-Level Political Forum (HLPF) di PBB, tempat VNR disampaikan secara resmi.
Selain itu, seluruh data dan inisiatif KeSEMaT akan didokumentasikan dalam SDGs Repository, yakni platform resmi Indonesia untuk mendata aksi nyata dari seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung pencapaian Agenda 2030.
Dengan lebih dari 1.000 relawan dan 300 mitra kerja, KeSEMaT telah menjadi pelopor gerakan konservasi berbasis edukasi dan kolaborasi lintas sektor. Model yang mereka kembangkan terbukti efektif dan berpotensi direplikasi di berbagai wilayah pesisir Indonesia.
“Saya bangga dan terharu karena KeSEMaT kembali mendapatkan apresiasi dari pemerintah atas upaya kami dalam menyelamatkan ekosistem mangrove,” ungkap Sdr. M. Faris Rahman (Presiden). “Terima kasih kepada BAPPENAS, panitia nasional SDGS Indonesia, UNDIP, civitas akademika, alumni, relawan, warga binaan, mitra kerja, dan teman-teman mahasiswa yang telah membersamai perjalanan ini,” tambahnya.
KeSEMaT dan MECoK Ecopark bukan sekadar proyek lingkungan, tapi representasi nyata dari kolaborasi, inovasi, dan harapan. Pengakuan di VNR 2025 dan tampil di panggung global setingkat PBB membuktikan bahwa inisiatif lokal berbasis komunitas bisa menciptakan dampak global yang berkelanjutan. (ADM).





No comments:
Post a Comment