Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.00 - 12.00 WIBI ini bertema "Blue Blood Wonders: The Untold Power of Horseshoe Crab Hemolymph in Pharmacology" membahas potensi besar Horseshoe Crab (belangkas) dalam dunia bioteknologi dan farmakologi modern. Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi KeSEMaT untuk memperdalam pemahaman tentang keterkaitan antara bioteknologi laut dan konservasi ekosistem pesisir.
Dalam materi yang disampaikan, dijelaskan bahwa darah biru belangkas mengandung Limulus Amebocyte Lysate (LAL), senyawa biologis penting yang digunakan untuk mendeteksi kontaminasi bakteri pada produk medis. Pemanfaatan LAL menjadi contoh nyata bagaimana biodiversitas laut berkontribusi bagi keselamatan manusia. Namun di balik manfaat itu, populasi belangkas kini semakin terancam akibat eksploitasi berlebih dan degradasi habitat pesisir.
KeSEMaT memandang bahwa isu ini sangat relevan dengan kerja-kerja konservasi mangrove. Belangkas merupakan spesies yang hidup di sekitar zona ekoton mangrove, tempat mereka mencari makan dan berkembang biak. Rusaknya ekosistem mangrove akan berdampak langsung terhadap kelestarian populasi belangkas di alam
“Kami melihat hubungan erat antara kelestarian belangkas dan keberlanjutan ekosistem mangrove,” ujar Sdr. Jieo Pandu Maulana (staf MENPORSI), selaku delegasi KeSEMaT. “Pelestarian mangrove berarti menjaga rumah alami bagi berbagai biota, termasuk belangkas yang memiliki peran penting bagi ilmu pengetahuan dan ekologi pesisir.”
Sdr. Pandu juga menegaskan bahwa upaya riset dan pemanfaatan bioteknologi laut harus selalu dibarengi dengan tanggung jawab ekologis.
“Potensi besar yang dimiliki laut tidak boleh mengorbankan keseimbangan alam. Konservasi harus menjadi fondasi dalam setiap inovasi,” tegasnya.
Melalui keikutsertaannya dalam kegiatan ini, KeSEMaT menegaskan kembali komitmennya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem pesisir dan mangrove sebagai habitat alami bagi berbagai spesies laut bernilai ekologis tinggi, termasuk belangkas yang menjadi salah satu simbol keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan kelestarian lingkungan. (ADM).
(Sumber foto: Wikimedia).


No comments:
Post a Comment