2.10.07

Bonsai Mangrove, Lagi!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Apakah Anda tahu jenis tanaman pesisir di samping ini? Yang jelas, saya sempat mengulasnya beberapa waktu yang lalu di KeSEMaTBLOG. Ini adalah Pemphis acidula (masyarakat menyebutnya dengan Centigi, Sentigi atau Setigi), salah satu jenis mangrove minor (komponen tambahan), yang sering ditemukan pada pantai berpasir. Bentuk daunnya yang kecil, mungil dan unik, membuat manusia memburunya demi mendapatkan bonsai mangrove (BONGROVE), senilai dua juta rupiah.

Di Ujung Piring – Jepara, sekitar bulan Juli 2007 saya masih bisa menemukan Pemphis di pinggiran pantai. Namun karena perburuan BONGROVE semakin menggila, di akhir September 2007 (pada saat KeSEMaT melakukan survei lagi ke sana) keberadaan mereka mulai berpindah menuju ke setiap pekarangan, hampir di setiap rumah warga pesisir di sana. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa harga satu buah BONGROVE jadi adalah dua juta, sedangkan yang belum jadi alias masih kecil (seperti foto di samping) harganya bervariasi antara seribu sampai dengan sepuluh ribu rupiah per bibit.

Tentu saja, saya tidak akan seratus persen menyalahkan warga Ujung Piring yang (mungkin) belum banyak tahu, betapa pentingnya membiarkan Pemphis hidup di pantai demi menjaga kelangsungan ekosistem pesisir (sehingga mereka dengan “seenaknya” memindahkan para Pemphis ke pekarangan mereka). Saya lebih menghimbau kepada Pemerintah Kabupaten setempat untuk mulai melakukan penyuluhan tentang konservasi mangrove, kepada warga Ujung Piring.

Selanjutnya, sebenarnya tak terlalu bermasalah juga apabila Pemphis dipelihara di pekarangan dan dijual, asalkan Sang Pemeliharanya mau dengan legowo mengeluarkan beberapa buah Pemphis-nya dari “kandang” (yang berarti juga mengeluarkan/membiarkan uang jutaan rupiah melayang) untuk ditanam di pesisir pantai demi menjaga kelestarian mangrove minor ini di masa mendatang. Tapi masalahnya, apakah mereka mau?

No comments:

Post a Comment