16.12.08

MANGROVER dan Bekas Lukanya

Semarang - KeSEMaTBLOG. Apabila bekerja di mangrove, misalkan melakukan pengambilan data vegetasi dan makrobentos mangrove, kami seringkali tak begitu mempedulikan diri kami sendiri. Selama tujuh tahun ini berpetualang keluar masuk hutan-hutan mangrove di seluruh pelosok Indonesia, sebuah kesadaran untuk menyelamatkan diri kami dari ganasnya lingkungan mangrove tak begitu kami pikirkan. Untuk itulah, sebuah sobekan di kaki karena teritip, selarik luka di tangan karena akar Rhizophora dan beragam bekas luka lainnya di sekujur tubuh kami, adalah pemandangan umum bagi seorang MANGROVER, seperti kami.

Beberapa buah email yang ditujukan kepada kami, yang mengisyaratkan sebuah bantuan pembuatan sebuah seragam keamanan khusus untuk membungkus tubuh kami dari tusukan akar dan cakaran teritip, sebenarnya telah sering kami terima. Namun sayang, realisasinya belum bisa diwujudkan sampai dengan sekarang.

Maka, sebuah Pakaian dan Barang-barang Sederhana (PBS), seperti: sapu tangan plastik, sepatu lumpur, lotion pelindung dari sinar matahari, anti nyamuk, pakaian lengan panjang dan celana lapangan adalah teman setia kami dalam setiap kali melakukan kunjungan dan penelitian mangrove ke lapangan.

Selanjutnya, apabila ditanya apakah kami tak terlalu mementingkan keamanan diri kami sendiri pada saat di mangrove? Sebenarnya kami memikirkan juga, buktinya PBS selalu kami pakai. Namun, mungkin saja karena PBS kami memang masih sangat sederhana maka luka-luka tak bisa kami indahkan untuk tak menyerbu tubuh-tubuh kami yang sebenarnya mulus.

Atau, mungkin saja karena kami terlalu asyik bercengkerama dan bermain-main dengan mangrove kami, maka luka-luka yang harusnya sakit, hanya bagaikan angin lalu saja, yang tak pernah kami rasakan betapa pedihnya.

Lihatlah foto di atas, saat kami sedang menuju ke salah satu stasiun penelitian mangrove kami. Sebenarnya, ada perahu yang bisa mengantarkan kami menuju ke lokasi penelitian. Namun, karena kami ingin merasakan elusan lumpur dan air mangrove yang jernih, maka dengan bandelnya kami memutuskan untuk berjalan sembari menikmati betapa indahnya ekosistem pesisir yang bernama mangrove, itu. Salam MANGROVER!

No comments:

Post a Comment