7.1.09

Hasil Penelitian KeSEMaT Tentang Studi Komposisi dan Vegetasi Mangrove di Kecamatan Tugu Semarang

Semarang - KeSEMaTBLOG. Setelah selama empat bulan (Oktober 2008 - Januari 2009), KeSEMaT melakukan penelitian mengenai “Studi Komposisi dan Vegetasi Mangrove di Kecamatan Tugu Semarang,” pada akhirnya kita bersama bisa mengetahui komposisi dan vegetasi mangrove di sana. Berikut ini adalah Ringkasan hasil penelitian KeSEMaT, yang bekerjasama dengan Yayasan BINTARI dan FoE Jepang, tersebut. Kawasan mangrove di Kecamatan Tugu memiliki vegetasi mangrove yang telah rusak sebagai akibat dari pembukaan lahan untuk pertambakan dan pertanian. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui komposisi dan vegetasi mangrove sebagai upaya pengelolaan ekosistem di wilayah ini.

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2008 - Januari 2009 di Tugurejo dan Karanganyar, Semarang yang meliputi pengambilan data lapangan, identifikasi sampel, pengolahan data dan penyusunan laporan. Lokasi penelitian terdiri dari 3 stasiun penelitian yang tersebar di sepanjang pesisir Tugurejo, perbatasan Tugurejo dan Karanganyar, dan di Karanganyar, masing-masing 3 kali ulangan.

Metode penentuan lokasi menggunakan metode Sample Plot yang merupakan modifikasi dari cara yang digunakan oleh Mueller-Dumbois and Ellenberg (1974). Sample Plot adalah garis transek yang berupa plot berukuran 10 m x 10 m sepanjang 100 m, lebar plot adalah 10 m dan total luas seluruh plot sampel adalah 300 m2. Untuk masing-masing stasiun penelitian mempunyai satu transek dengan panjang 100 m dimulai dari titik nol meter di tepi pantai ke arah sepanjang sungai sampai berjarak 100 m. Tiap stasiun penelitian terdapat 3 plot yang berukuran 10 m x 10 m yang diletakkan pada kedua ujung dan di tengah transek.

Daerah penelitian dibagi menjadi 3 stasiun, yaitu Stasiun I, Stasiun II, dan Stasiun III. Masing-masing stasiun dibagi menjadi tiga sub stasiun yaitu Stasiun I: Tugurejo (I.1, I.2, I.3), Stasiun II: Perbatasan (II.1, II.2, II.3), dan Stasiun III: Karanganyar (III.1, III.2, III.3). Lokasi penelitian terdiri dari 3 stasiun penelitian yang tersebar di sepanjang pesisir Tugurejo, perbatasan Tugurejo dan Karanganyar (Perbatasan), dan di Karanganyar, masing-masing 3 kali ulangan. Total keseluruhan titik sampling adalah 9 titik.

Studi struktur dan komposisi vegetasi pantai dan mangrove dilakukan dengan menggunakan metode plot 10 m x 10 m yang merupakan modifikasi dari cara yang digunakan oleh Mueller-Dumbois and Ellenberg (1974). Pada masing-masing plot berukuran 10 m x 10 m, dilakukan pengambilan data pohon (d ≥ 4 cm). Data sapling (1 cm ≤ d < 4 cm) dan seedling (< 1m) diambil pada sub plot berukuran 5 m x 5 m dan sub plot 1 m x 1 m dalam transek 10 m x 10 m. Identifikasi spesies vegetasi dilakukan langsung di lapangan dengan mengacu pada Kitamura et. al., (1997), Rusila Noor, et al., (1999). Apabila dalam identifikasi yang dilakukan langsung di lapangan ditemukan kesulitan, maka identifikasi dilakukan dengan mengacu pada Tomlinson (1994).

Pengukuran diameter untuk vegetasi pantai dan vegetasi mangrove menggunakan aturan yang sama, yaitu dilakukan setinggi dada (Diameter at Breast Height (DBH): 1,3 m). Diameter batang dan ketinggian pohon diklasifikasikan menjadi beberapa kelas, mengikuti Pribadi (1998), yaitu: 1. Kelas diameter: a=4,00-7,99 cm; b=8,00-11,99 cm; c=12,00-15,99 cm; d=16,00-19,99 cm; e=20,00-23,99 cm; f=24,00 cm. 2. Kelas ketinggian: a≤2,00 m; b=2,00-3,99 m; c=4,00-5,99 m; d=6,00-7,99 m; e=8,00-9,99 m; f=10,00-11,99 m; g=12,00 m. Data jumlah individu, diameter dan ketinggian pohon dari tiap spesies yang diambil tersebut dianalisa untuk diketahui nilai Kerapatan (K), Basal Area (BA), Kerapatan Relatif (KR), Dominasi Relatif (DR), Nilai Penting (NP), Indeks Keanekaragaman (H’) dan Indeks Keseragaman (J’) serta distribusi diameter dan ketinggian di lokasi sampling.

Berdasarkan hasil pengamatan dan identifikasi di lokasi survei, secara keseluruhan ditemukan 21 spesies mangrove dan tumbuhan pesisir yang berhabitat di kawasan pesisir Kecamatan Tugu Semarang yang terdiri dari 6 spesies komponen mayor (utama) mangrove, 1 komponen minor (tambahan) mangrove dan 14 komponen associate (asosiasi) mangrove. Pesisir Kecamatan Tugu Semarang merupakan wilayah pantai dengan substrat lumpur/lanau dan ada pula sebagian wilayah pantai yang bersubstrat lempung dan pasir. Kawasan pantai ini, sebagian besar (90%) berupa area pertambakan ikan dengan kondisi arus yang relatif tenang, sehingga sangat cocok untuk tempat tumbuh mangrove. Jenis mangrove yang mendominasi di sepanjang pantai dan pematang pertambakan adalah dari jenis R. mucronata, R. apiculata, dan A. marina. Selain itu juga terdapat berbagai jenis mangrove lainnya seperti A. alba, R. stylosa, Ceriops tagal, dan Excoecaria agallocha.

Mangrove asosiasi yang tumbuh sebagai vegetasi pantai, diantaranya adalah Casuarina sp (Cemara laut), Hibiscus tiliaceus (Waru laut), Thespesia populnea (Waru lot), Acanthus illiciofolius (Jeruju), Stachytarpheta jamaicensis, Terminalia catappa (Ketapang), Clerodendrum inerme (Gambir laut), Sesuvium portulacastrum (Gelang laut), Vitex ovata (Legundi), Spinifex littoreus (Gulung-gulung), Pluchea indica (Beluntas), Ipomoea pes-caprae (Katang-katang), Vigna marina (Kacang laut), dan Calotropis gigantea (Biduri). Melihat keberadaan jumlah tegakan mangrove mayor (utama) jenis pohon yang ada di lokasi penelitian, dapat disimpulkan bahwa Kecamatan Tugu Semarang memiliki luasan vegetasi mangrove yang jarang hingga lebat. Stasiun I: Tugurejo memiliki luasan vegetasi mangrove paling luas apabila dibandingkan dengan stasiun penelitian lainnya.

Kerapatan rata-rata vegetasi mangrove yang termasuk dalam kategori pohon di Kecamatan Tugu Semarang berkisar antara 500 – 11600 ind/ha dengan kerapatan rata-rata tertinggi terdapat di Stasiun I: Tugurejo, yaitu 13300 ind/ha dan Stasiun II: Perbatasan, yaitu 11100 ind/ha. Kerapatan rata-rata terendah terdapat Stasiun III: Karanganyar, yaitu 9700 ind/ha. Tingginya kerapatan jenis pohon di Tugurejo dan Perbatasan ini disebabkan karena kedua daerah tersebut merupakan habitat yang sesuai untuk tumbuhnya mangrove karena letaknya berdekatan dengan muara sungai sehingga cukup mendapatkan pasokan air tawar maupun air laut. Hal ini menyebabkan daerah tersebut mendapat cukup pasokan nutrien yang dibutuhkan tumbuhan mangrove untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Ketinggian rata-rata pohon di Kecamatan Tugu berkisar antara 2,83 - 7,28 m dengan rata-rata ketinggian 5,44 m. Distribusi rata-rata diameter di Kecamatan Tugu berkisar antara 6,1 - 13,92 cm dengan diameter rata-rata 9,96 cm. Hal ini menunjukkan bahwa vegetasi mangrove di Kecamatan Tugu didominasi oleh tanaman mangrove jenis pohon muda yang baru tumbuh dan masih terus berkembang. Keberadaan vegetasi mangrove di sekitar tambak masyarakat sekitar, terbukti mampu meningkatkan kesuburan perairan dan berperan secara fisik dalam melindungi area pertambakan masyarakat sekitar dari ancaman abrasi.

Melihat kondisi parameter lingkungan perairan yang berada dalam batas normal, dalam beberapa tahun ke depan, vegetasi mangrove di Tugurejo yang masih bagus ini, yang didukung oleh partisipasi masyarakat di sekitarnya, sangat memungkinkan untuk dijadikan daerah hutan lindung atau kawasan wisata alam (ecotourism) berbasis sistem silvovisery (wisata mangrove di pematang tambak), seperti di kawasan Mangrove Information Center (MIC) Bali. Kegiatan wisata alam di kawasan hutan mangrove sudah berkembang lama dan menguntungkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Demikian, hasil penelitian KeSEMaT tentang Studi Komposisi dan Vegetasi Mangrove di Kecamatan Tugu Semarang. Selanjutnya, data ini akan dipergunakan oleh KeSEMaT, Yayasan BINTARI dan FoE Jepang untuk dijadikan pedoman dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Kecamatan Tugu, dalam tiga tahun ke depan. Lebih dari itu, hasil penelitian ini, kiranya bisa berguna dan memberikan informasi bagi departemen dan dinas lingkungan terkait di Indonesia dan Semarang, yang ingin ikut serta bersama kami dalam melakukan program-program konservasi mangrove di kawasan Tugurejo dan Karanganyar, Semarang. Salam MANGROVER!

No comments:

Post a Comment