28.3.08

Keberhasilan Rehabilitasi Mangrove di Teluk Awur, Jepara

Semarang - KeSEMaTBLOG. Sangat tidak menduga, selesai memberikan penyuluhan rehabilitasi mangrove kepada Anggota Forum Koordinasi Informasi dan Kehumasan (FKIK) Kabupaten Jepara, KeSEMaT dianugerahi dengan applause (tepuk tangan penghargaan) panjang nan bertubi-tubi oleh para peserta yang hadir.

Sebuah forum, yang diadakan secara rutin oleh Subag Humas Bagian Inkom Kabupaten Jepara ini, diadakan di Gedung Serba Guna Kabupaten Jepara, pada tanggal 26 Maret 2008. Acara dihadiri kurang lebih 75 orang anggota FKIK yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat yang ada di Jepara, seperti TNI, Badan Perpustakaan Daerah, Pers, Dinas Kehutanan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Pertanian, Dinas Pelayanan Pajak, dan lain-lain. Acara yang dimulai pada pukul 09.30 WIB dan diakhiri pada pukul 12.00 WIB ini, memiliki tujuan agar pengetahuan mangrove Anggota FKIK Kabupaten Jepara semakin meningkat.

Setelah KeSEMaT selesai memberikan penyuluhan mangrovenya, berbagai opini, pertanyaan dan pujian-pun muncul dalam forum ini. Beberapa diantaranya, bahkan sempat membuat kami terharu. Seorang Bapak, dari Kantor Pelayanan Pajak Jepara, mengajak para hadirin yang hadir, agar memberikan applause-nya kepada kami. Beliau merasa sangat berterima kasih kepada KeSEMaT, karena kami telah bekerja menyelamatkan mangrove dan pesisir pantai Jepara, dari kerusakan dan degradasi lahan. Selanjutnya, adanya permintaan dari berbagai elemen masyarakat Jepara, agar KeSEMaT jangan pernah meninggalkan Jepara dan terus bekerja menjaga mangrove di Jepara, sungguh merupakan sebuah permintaan yang berat yang sempat juga membuat kami tersanjung.

Adanya kekhawatiran sebagian pihak yang menyangka KeSEMaT akan segera meninggalkan Jepara, karena 90% vegetasi mangrove di Teluk Awur telah berhasil dilebatkan, kami sanggah dengan sebuah informasi bahwa tak akan mungkin KeSEMaT meninggalkan Teluk Awur pun Jepara, sebelum semua daerah terabrasi di Jepara, tertanami mangrove dengan baik. Selain Teluk Awur, sedikitnya masih ada tujuh lokasi lahan mangrove lagi, yang mengalami penurunan kualitas lingkungan akibat degradasi dan tekanan lahan oleh manusia. Justru, kami sangat menekankan kepada peserta forum, untuk bisa mendukung KeSEMaT secara moral, di setiap usaha dan kegiatan rehabilitasi yang akan segera dilakukan di beberapa lokasi tersebut.

Pertanyaan beberapa Anggota FKIK tentang adanya kesan bahwa KeSEMaT “seperti” sendirian, dalam melakukan usaha rehabilitasi mangrove di Jepara, kami jawab dengan sebuah informasi bahwa sebenarnya Pemerintah Kabupaten Jepara sendiri, sudah sangat peduli dengan pelestarian mangrove di kabupatennya. Hal ini terbukti dengan adanya dukungan yang selalu diberikan oleh kabupaten, disetiap program rehabilitasi mangrove yang diadakan oleh KeSEMaT. Namun demikian, karena pekerjaan melebatkan-mangrove-kembali ini, bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, pun lokasi abrasi pantai di Jepara sangatlah luas, hasilnya juga belum bisa dinikmati secara instan. Mungkin, baru Teluk Awur Jepara saja-lah, yang mulai terlihat menunjukkan keberhasilannya di tahun 2008 ini. Untuk lokasi lainnya, kami yakin sudah ada organisasi/institusi yang juga bekerja seperti kami, tapi mungkin belum terlihat hasilnya.

Sebuah pertanyaan tentang konsep pelestarian mangrove yang digunakan oleh KeSEMaT sehingga berhasil menghutankan kembali vegetasi mangrove Teluk Awur, kami jelaskan dengan memberikan informasi tentang dua buah pendekatan konsep rehabilitasi yang saat ini sedang kami lakukan, yaitu pendekatan proyek dan gerakan moral.

Sah-sah saja, apabila proyek mangrove dijalankan, namun demikian, setelah proyek selesai, kami mewajibkan para peserta penyuluhan untuk melaksanakan konsep gerakan moral, yaitu merehabilitasi mangrove dengan uang dan tenaganya sendiri, secara inisiatif. Mengapa demikian, karena keberhasilan pekerjaan rehabilitasi mangrove memerlukan waktu hingga bertahun-tahun lamanya. Padahal, proyek-proyek mangrove biasanya hanya bersifat sementara dan tak permanen. Setelah proyek selesai, biasanya mangrove tak ada yang memeliharanya lagi. Nah, di saat seperti inilah, dibutuhkan kesadaran yang sangat tinggi oleh masyarakat untuk bisa memelihara dan menyulam bibit-bibit mangrove yang mati/tumbang, dengan upayanya sendiri, tanpa disuruh oleh pihak manapun.

Akhirnya, sebuah applause panjang yang diberikan kepada KeSEMaT, adalah juga sebuah applause bagi keberhasilan usaha rehabilitasi mangrove di Teluk Awur Jepara. Semoga cerita keberhasilan kecil ini bisa menginspirasi kita semua, agar kita bisa lebih bertindak arif dan bijaksana lagi terhadap ekosistem mangrove kita. Amin.

No comments:

Post a Comment