3.8.08

Bangganya Mengajar Mangrove di SMA

Semarang - KeSEMaTBLOG. Sungguh, sebuah pengalaman yang amat berharga (lagi), karena kami, para KeSEMaTERS, bisa mengajar mangrove di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Semarang. Setelah, beberapa saat yang lalu, kami memberikan pengajaran mangrove kepada Adik-adik kecil kami di SD 1 dan 2 Trimulyo - Genuk, Semarang dalam program KeSEMaT Goes To School (KGTS). Kini, kami dipercaya menjadi tenaga pengajar bagi lima SMA dan SMK (yaitu SMK 10 Perkapalan, SMA Sultan Agung, SMK Texmaco, SMA Al-Fattah, dan SMK Perdana) oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kota Semarang.

Lihatlah foto di atas, dua orang KeSEMaTERS nampak berdiri di depan kelas, sembari mengajar dan memberikan informasi serta pengetahuan mangrove kepada siswa/siswi SMA Sultan Agung Semarang. Slide demi slide presentasi mangrove telah dipresentasikan. Bahu membahu bersama dengan rekan kami LSM BINTARI, para KeSEMaTERS ber-road show ria dan mempopulerkan mangrove kepada para pelajar yang notabene adalah generasi penerus kita. Tentunya, semua ini dilakukan demi sebuah usaha penjagaan mangrove dari kepunahannya di masa mendatang.

Mengajar mangrove di SMA/SMK ternyata membutuhkan pendekatan dan konsep yang berbeda apabila dibandingkan dengan mengajar mangrove di SD. Selain isi dan cara mengajarnya yang harus disesuaikan dengan umur mereka, slide yang kami buat terpaksa harus pula disesuaikan dengan pola pikir mereka yang sudah sangat kritis. Beberapa pertanyaan seputar mangrove dan kebijakan yang kami lontarkan kepada mereka, dengan benar dijawab walaupun pengetahuan mereka akan kebijakan rasanya masih dangkal.

Tak hanya itu, berbagai pertanyaan kritis seputar ciri-ciri ekosistem ini seperti mengapa mangrove hanya tumbuh di daerah tropis, dan mengapa pula curah hujannya harus tinggi, dan sebagainya, menunjukkan bahwa daya serap mereka terhadap slide mangrove yang kami presentasikan sudah sangat baik.

Selanjutnya, pertanyaan mengenai mengapa mangrove di Indonesia selalu rusak dan tak bisa dikembangkan dengan baik, telah pula kami jawab dengan memberikan informasi mengenai berbagai kebijakan yang (mohon maaf) saling tumpang tindih antar instansi di Indonesia, ini.

Di akhir pengajaran mangrove kami, sebuah simulasi mengenai tata cara pembibitan dan penanaman mangrove yang benar, telah kami peragakan. Tentunya, hal ini dengan harapan supaya pada saat di lapangan, mereka bisa mempraktekkan tata cara pembibitan dan penanaman mangrove, secara tepat dan benar.

No comments:

Post a Comment