27.8.08

Mangrove Rusak : Gila, Ini Abrasi atau Jurang?

Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Foto ini sengaja kami tampilkan untuk memenuhi banyaknya permintaan dari masyarakat yang ingin mengetahui bagaimana kondisi terakhir, abrasi pantai di pesisir Trimulyo, Genuk Semarang. Foto ini diambil oleh KeSEMaT di bulan Juli 2008. Tanpa banyak komentar lagi, Anda bisa melihat sendiri, karena pembukaan lahan dan reklamasi pantai menjadi areal pertambakan dan daerah industri, telah terjadi abrasi pantai yang sangat sangat sangat parah. Bahkan abrasi telah merubah pesisir pantai dan daratan menjadi sebuah jurang kecil nan dalam kurang lebih 2 meter-an! Kalau tak hati-hati, jalan di pesisir Genuk ini, bahkan bisa mengancam jiwa, setiap orang yang lalu-lalang di wilayah ini.

Selanjutnya, yang di atas tanah itu adalah para KeSEMaTERS yang sedang melakukan pekerjaan distribusi bibit ke lokasi penanaman pada saat program Mangrove Restoration 2008: Penyuluhan, Penanaman dan Penyulaman Mangrove, dilaksanakan. Usaha penanaman mangrove yang mulai diinisiasi oleh KeSEMaT untuk melindungi pesisir dan mengurangi dampak abrasi-parah di Genuk ini, kiranya akan mendapatkan tantangan yang sangat berat mengingat abrasi yang terjadi di sana sudah dalam taraf yang sangat mengkhawatirkan.

Namun demikian, pekerjaan sekecil apapun yang telah kami coba untuk lakukan, semoga saja bisa berguna bagi pesisir Genuk, demi “menyembuhkannya” dari abrasi dan ketidakproduktifan tanahnya, karena unsur haranya telah “terserap habis” oleh pertambakan, yang kinipun terbengkalai.

Abrasi, memang sudah begitu “mencengkeram erat”wilayah pesisir di Semarang, ini. Lihatlah kembali foto di atas. Sebelah kiri adalah pertambakan dan sebelah kanan adalah kawasan industri Terboyo Semarang. Tak ada lagi yang namanya sabuk hijau atau green belt yang menurut aturan, seharusnya wajib dimiliki oleh setiap pesisir di Republik Indonesia, ini. Tak perlu ditanya, mengapa sabuk hijau tak pernah dibangun di lokasi ini. Kami kira, Anda juga sudah mengerti sendiri jawabannya.

Kami hanya berandai-andai, kalau saja setiap pesisir pantai di Indonesia seperti ini, bagaimana lagi masa depan pesisir Ibu Pertiwi, yang katanya elok ini (?). Tentu saja, kita tak ingin dicap sebagai bangsa yang tak becus mengurusi wilayah pesisirnya. Jangan sampai, pesisir kita elok, tapi pengaturan wilayah pesisirnya, jadi bahan olok-olok.

No comments:

Post a Comment