18.1.18

Studi Struktur Komunitas dan Beberapa Aspek Biologis Makrobentos Kepiting di Komunitas Mangrove Muara Sungai Sedodo Kabupaten Demak Jawa Tengah

Demak - KeSEMaTBLOG. Begitu pentingnya peranan kepiting di daerah mangrove menjadikannya sebagai obyek penelitian makrobentos yang menarik. Total biomassa kepiting menunjukkan 75% lebih jika dibandingkan dengan hewan mangrove lainnya bahkan kepiting spesies Uca sp mampu dijadikan indikator pencemaran logam berat di daerah mangrove. Penelitian mengenai kepiting yang berasosiasi dengan mangrove di komunitas mangrove muara Sungai Sedodo Demak belum pernah dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas kepiting di komunitas mangrove muara Sungai Sedodo Demak. Manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini, yaitu diharapkan dapat memberikan informasi tentang struktur komunitas dan beberapa aspek biologis seperti ukuran dan jenis kelamin kepiting dalam komunitas mangrove di muara Sungai Sedodo. Pemerintah daerah setempat diharapkan dapat menindaklanjuti hasil penelitian ini untuk digunakan sebagai bahan acuan pengelolaan ekosistem mangrove.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Sedangkan metode pengambilan sampel kepiting menggunakan metode survei contoh dan teknik pengambilannya secara langsung dengan tangan menggunakan transek 5m x 5m. Spesimen kepiting yang didapatkan kemudian diawetkan, diidentifikasi sedapat mungkin hingga spesies, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan beberapa aspek biologisnya seperti mengukur panjang, lebar, dan berat individu kepiting serta mengamati jenis kelamin dan terjadinya proses pergantian kulit (moulting).

Studi pendahuluan dilakukan selama bulan Oktober dan pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 17 hingga 24 November 2002 serta analisa data dilakukan sesudahnya.

Kepiting yang ditemukan di komunitas mangrove muara Sungai Sedodo terdiri dari 12 spesies, yaitu Coenobita sp, Clibanarius sp, Metaplax sp, Metopograpsus sp, Selatium sp, Perisesarma sp., Ilyoplax sp, Macrophthalmus sp, Uca sp 1, Uca sp 2, Uca sp 3, dan Paracleistostoma sp.

Kelimpahan spesies terbesar adalah spesies dari famili Grapsidae, yaitu Metaplax sp yang hampir ditemukan di seluruh bagian di perairan muara Sungai Sedodo dan yang terkecil adalah Coenobita sp yang hanya ditemukan di daerah dekat laut.

Jumlah individu kepiting betina yang bertelur banyak ditemukan di stasiun penelitian yang memiliki bahan organik tinggi. Semakin tinggi bahan organik di tanah mangrove maka akan semakin banyak ditemui kepiting betina yang bertelur.

Pola sebaran spesies kepiting yang ditemukan di lokasi penelitian adalah pola sebaran mengelompok dengan indeks keseragaman kepiting yang relatif tinggi menyebabkan tidak adanya spesies yang mendominasi. Persentase individu kepiting yang berganti kulit (moulting) sangat sedikit ditemukan akibat siklus reproduksi (bertelur) dan moulting pada kepiting dalam satu tahun terjadi pada waktu yang berbeda (tidak bersamaan).

Kata kunci: kepiting, struktur komunitas, tambak. Peneliti: Aris Priyono. Foto: web.nchu.edu.tw. (ADM).

No comments:

Post a Comment