9.5.07

Kisah Mangrove dan Manusia

Semarang - KeSEMaTBLOG. Benar! Memang mangrove itu tumbuhan yang sabar, baik hati dan tidak sombong. Mangrove itu sabar karena walaupun setiap hari tidak pernah dipedulikan oleh manusia, dia tidak marah. Dia tetap sabar dan tabah sembari (tetap) berharap, manusia bisa merubah sikapnya, dan bisa lebih memperhatikan kehidupannya suatu saat nanti. Sambil menunjukkan rasa sayangnya kepada manusia, tanpa pamrih, mangrove tetap setia menjaga pantai-pantainya-manusia dari bahaya abrasi walaupun dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya.

Jumlah anggota keluarganya yang semakin hari semakin menipis karena banyak yang tewas ditebang manusia , tidak membuat nyalinya ciut dan takut menghadapi ganasnya gelombang besar, yang setiap detik menggempur pantai-pantainya-manusia tanpa ampun. Dia terus dan terus bekerja menghalangi gempuran gelombang itu. Dia berprinsip, nyawa manusia lebih penting , dan harus selalu diselamatkan.

Tumbuhan berakar unik ini, juga baik hati. Walaupun setiap hari digenangi oleh air tawar dan air laut (disebut air payau), yang membuatnya megap-megap dan tak bisa bernapas bebas, dia tak sedikitpun menunjukkan rasa amarahnya. Tak sekalipun dia mencaci maki air payau itu (layaknya sebagian manusia yang mencaci maki dirinya sebagai tempat sampah, bersarangnya nyamuk dan ladang penyakit). Padahal air payau itu bersifat anoxia alias mengandung bahan-bahan racun yang sangat berbahaya bagi tubuhnya.

Mangrove tetap tersenyum, karena ternyata Tuhan itu, sayang dengannya. Tuhan memberikan kemampuan padanya, untuk bisa menyimpan dan mengeluarkan bahan-bahan beracun itu dari tubuhnya. Tidak itu saja, Tuhan yang baik juga membekalinya dengan kelenjar garam (salt gland) yang terdapat di daun-daunnya yang indah. Fungsi kelenjar garam ini adalah untuk menampung kelebihan garam yang berasal dari air payau.

Saat garam mulai banyak masuk ke tubuhnya, Tuhan memintanya untuk sudi menggugurkan beberapa lembar daunnya yang indah, karena garam yang banyak, akan bisa membahayakan dirinya. Itulah balasan Tuhan kepada mangrove yang suka berbuat baik kepada sesamanya.

Sifat mangrove yang lain adalah tidak sombong. Walaupun dia terkenal di seantero jagad manusia karena fungsi dan kegunaannya untuk berbagai keperluan hidup manusia, dia tidak lantas dia jadi jumawa dan tinggi hati. Dia tetap rendah hati dan berbagi tempat hidup dengan dengan tumbuhan lain yang ada di sekitarnya. Asosiasi mangrove adalah nama tumbuhan-tumbuhan itu. Dia sering ditemukan hidup berdampingan secara damai dengan mangrove.

Kata mangrove suatu waktu, “Kami senang sekali hidup damai dengan sahabat kami tumbuhan-tumbuhan dari golongan Asosiasi mangrove. Tapi kami akan lebih senang lagi kalau bisa hidup berdampingan dengan sahabat-sahabat kami dari golongan manusia. Kenapa ya, kami kok tidak bisa hidup damai dengan manusia?” lanjutnya, “Tentu saja kami tak ingin manusia merubah sikapnya untuk lebih peduli dengan kami. Kami sadar, kok. Kami ini tak punya kuasa apa-apa atas diri manusia. Kami juga tidak pernah meminta manusia untuk bisa mencontoh sifat-sifat kami. ”

Saya hanya bisa diam saja, saat mangrove berkata demikian. Di balik kata-katanya itu, tersirat sesuatu yang menyakitkan hati saya. Kali ini saya marah sekali dengan mangrove. Saudara-saudara sekalian, apa Anda sekalian tak merasa telah dilecehkan? Mangrove telah menghina kita. Tentu saja kita bisa merubah sikap kita terhadap mangrove. Kita juga bisa lebih peduli dengan mereka. Dan terakhir, kita sangat bisa untuk mencontoh tiga sifat mangrove di atas. Kita bisa kok menjadi sabar, baik hati dan tidak sombong. Itu mah, masalah kecil!

Ingat, Saudara-saudara. Kita ini manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Oleh Tuhan, kita juga ditinggikan derajatnya daripada makhluk lainnya. Derajat kita lebih tinggi dari mangrove. Sekali lagi, kita bisa jadi sabar, baik hati, dan tidak sombong seperti mangrove. Ayo rubah sikap kita terhadapnya. Ayo tiru sifat dia, agar kita tak dilecehkan lagi olehnya. Dasar mangrove. Sukanya melecehkan manusia! (Oleh : IKAMaT).

No comments:

Post a Comment