10.6.10

Ini Dia. Hasil Penanaman dan Penyulaman Mangrove di Mangunharjo, Semarang!

Semarang – KeSEMaTBLOG. Kawasan Mangunharjo Kecamatan Tugu, Semarang, adalah kawasan mangrove yang telah dikonversi sedemikian hebatnya menjadi area pertambakan ikan dan udang sehingga telah mengurangi kurang lebih hingga 70% vegetasi mangrovenya. Menurut informasi dari warga sekitar, konversi ini telah dimulai sejak zaman Hindia Belanda sampai dengan sekarang dan telah menyengsarakan warganya dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, ini. Hilangnya ekosistem mangrove ini, nyatanya telah membuat puluhan hektar tambak warga hilang tertelan laut.

Tak adanya sabuk hijau mangrove sebagai pelindung pantai, telah membuat gelombang laut dengan bebasnya menerjang tambak-tambak ikan dan udang sehingga menyebabkan abrasi yang sangat parah. Tak hanya itu, permasalahan-permasalahan lainnya, seperti pencemaran air sebagai akibat dari pembuangan limbah pabrik yang tumbuh subur di sekitarnya, juga telah semakin memperparah kondisi pesisir Mangunharjo.

Melihat betapa hebatnya tekanan lahan yang diterima oleh Mangunharjo ini, maka para stakeholder mangrove Semarang, mulai bergerak dan sedang berupaya sekuat tenaga untuk mengembalikan kondisi lingkungan di Mangunharjo agar bisa pulih seperti sedia kala, dimana secara ekologi, mangrove akan bisa lagi memiliki keanekargamannya yang tinggi sehingga mampu melindungi warga Mangunharjo dari dampak degradasi lahan yang sekarang terjadi. Maka, program penanaman dan penyulaman mangrove, saat ini telah, sedang dan akan dilaksanakan di kawasan ini.


Selanjutnya, mengingat adanya pencemaran dari pabrik-pabrik yang berdiri menjamur di sekitarnya, maka ada sebagian pihak yang sempat mengkhawatirkan mengenai kelulushidupan bibit mangrove yang telah ditanam, mengingat kondisi substratnya yang “tercemar”.

Rasa pesimistis sebagian pihak akan kegagalan penanaman mangrove di Mangunharjo, memang sangat beralasan. Namun demikian, dari penelitian yang telah kami lakukan beberapa waktu yang lalu, sebenarnya kawasan Mangunharjo masih layak dijadikan area program rehabilitasi mangrove. Dan, hal ini sudah kami buktikan.


Dua puluh ribu bibit mangrove jenis Rhizophora dan Avicennia yang kami tanam di sekitar pesisir Mangunharjo, berhasil tumbuh dengan baik dengan kelulushidupan tinggi mencapai lebih dari 80%! Kemudian, untuk menjaga kelulushidupan ini tetap terjaga optimal, maka Mangunharjo dan sekitarnya juga sudah memiliki kelompok tani mangrove dan nelayan yang setiap saat siap menggantikan bibit-bibit mangrove yang mati dan tumbang terkena gelombang.

Lihatlah foto di atas, salah seorang KeSEMaTER, yaitu Bapak Aris Priyono (Programme Officer) sedang berdiri membelakangi demplot mangrove “milik” Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta yang ditanam dengan konsep silvofishery.


Nampak dengan jelas, bahwa mangrove berusia sekitar satu tahun-an ini, mulai tumbuh dengan subur mengelilingi pematang tambak. Kelulushidupan yang cukup tinggi hingga 70% lebih ini, dikarenakan warga setempat telah melakukan program penyulaman dengan konsisten, seperti yang juga telah kami lakukan di Teluk Awur Jepara mulai dari tahun 2001 sampai dengan sekarang sehingga mengantarkan kami sebagai peraih ADI BHAKTI Gubernur Jawa Tengah kategori Insan Peduli Lingkungan.

Di saat rasa pesimistis masih tetap saja membebani hati beberapa rekan kerja kami, maka di saat yang sama, para kelompok tani mangrove Mangunharjo juga telah mempersiapkan diri, untuk mengamankan ribuan bibit mangrove yang telah kita tanam. Semangat MANGROVER!

2 comments: