Rangkaian kegiatan dimulai pukul 13.00 WIB dengan registrasi peserta, kemudian dilanjutkan dengan Aksi Bersih Pantai dan Tanam Mangrove yang melibatkan berbagai pihak, mulai dari kementerian, lembaga, pemerintah daerah, perguruan tinggi, mitra pembangunan, hingga kelompok masyarakat pesisir.
Pada pukul 14.30 WIB, kegiatan berlanjut dengan sesi sambutan oleh Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan, Gubernur Provinsi Jawa Tengah, serta Direktur Utama PT PLN (Persero). Setelah itu, dilakukan penyerahan bantuan TJSL oleh PT PLN (Persero), penanaman mangrove secara simbolis, dan ditutup dengan sesi ramah tamah bersama seluruh peserta kegiatan.
Program ini bertujuan memperkuat sinergi antarpihak dalam mendukung rehabilitasi ekosistem mangrove dan pengelolaan pesisir yang berkelanjutan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan pantai serta kelestarian lingkungan pesisir.
Melalui kegiatan ini, PT PLN (Persero) menunjukkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat pesisir melalui program TJSL. Upaya ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara sektor korporasi, pemerintah, dan masyarakat untuk mendukung keberlanjutan ekosistem mangrove di wilayah pesisir Jawa Tengah.
KeSEMaT turut berpartisipasi aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan, mulai dari aksi bersih pantai hingga penanaman mangrove bersama para peserta lainnya. Sdr. Muhammad Faris Rahman (Presiden), menyampaikan bahwa keikutsertaan KeSEMaT merupakan bentuk komitmen mahasiswa dalam menjaga keberlanjutan ekosistem mangrove di Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam mendukung rehabilitasi mangrove nasional. Sinergi seperti ini perlu terus dijaga agar pelestarian pesisir dapat berjalan secara berkelanjutan,” ujar Presiden.
Sdri. Gita Dwi Julyani (staf MENKEU) menuturkan bahwa kegiatan bersih pantai memberikan pengalaman langsung dalam melihat kondisi nyata ekosistem pesisir di Semarang yang masih dihadapkan pada permasalahan sampah.
“Sampah plastik masih menjadi persoalan utama, dan hal ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah,” ungkap Sdri. Gita.
Sdri. Melanaya Azizah Nurmaniar (staf MENSEK) menambahkan bahwa dukungan program TJSL seperti yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik antar berbagai pihak.
“Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci keberhasilan program rehabilitasi lingkungan seperti ini. Kami sangat mengapresiasi keterlibatan semua pihak dalam upaya pelestarian pesisir,” jelas Sdri Melanaya.
Mangrove: Penyimpan Karbon dan Penjaga Bumi
Selain berfungsi sebagai pelindung alami pesisir, ekosistem mangrove juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap dan menyimpan karbon dari atmosfer. Akar, batang, dan sedimen mangrove mampu menahan emisi karbon dalam jumlah besar hingga ribuan tahun, menjadikannya salah satu solusi alami paling efektif untuk mitigasi perubahan iklim. Dengan menjaga dan menanam mangrove, berarti turut menjaga keseimbangan bumi dari ancaman pemanasan global.
Momentum Kolaborasi dan Edukasi Mangrove
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi KeSEMaT untuk memperluas jejaring kerja sama dalam bidang konservasi dan pendidikan lingkungan, sekaligus memperkuat peran mahasiswa sebagai agen perubahan di bidang ekologi pesisir.
Secara keseluruhan, kegiatan berjalan dengan lancar dan sukses. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama antara panitia, peserta, dan tamu undangan sebagai simbol komitmen bersama dalam menjaga kelestarian lingkungan mangrove dan pesisir di Jawa Tengah.
(ADM/MFR).





No comments:
Post a Comment