Acara yang dilaksanakan bertempat di Merapi 2 Ballroom, Hotel Novotel Semarang, dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, seperti lembaga pemerintah daerah, organisasi masyarakat, akademisi, kelompok tani, Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan Karang Taruna dari berbagai kabupaten di Pantura Jateng.
Dalam kesempatan ini, KeSEMaT diwakili oleh Sdr. M. Faris Rahman (Presiden) yang turut memberikan pandangan dan masukan terhadap pelaksanaan program tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat penting sebagai langkah awal dalam menilai dan memetakan potensi kawasan pesisir yang dapat dijadikan lokasi rehabilitasi mangrove di masa mendatang.
“Saya sangat mendukung PPLRM Pantura Jateng yang dilakukan oleh IKAMaT dan PT Djarum. Program ini penting untuk mengidentifikasi lahan potensial yang dapat dijadikan tempat rehabilitasi mangrove di kawasan Pantura Jateng,” ujar Presiden.
“Sebagai organisasi yang fokus terhadap pelestarian mangrove, KeSEMaT antusias melihat kolaborasi ini karena tidak hanya berorientasi pada konservasi, tetapi juga melibatkan masyarakat secara langsung. Pendekatan ini akan memastikan bahwa program sesuai dengan kebutuhan lokal dan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan masyarakat. Saya yakin kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya akan membawa hasil positif dan berkelanjutan,” tambahnya.
Kegiatan konsultasi publik ini dibuka pada pukul 09.30 WIB dengan sambutan dari Bpk. Ganis R. Efendi (Direktur Utama IKAMaT) yang menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi pada penyusunan PPLRM Pantura Jateng. Dalam sambutannya, dia menekankan bahwa keberhasilan upaya rehabilitasi mangrove tidak dapat dicapai oleh satu pihak saja, melainkan harus dilakukan melalui kerja sama yang erat antara lembaga, pemerintah, dan masyarakat.
Hal senada disampaikan oleh Bpk. Jemmy Chayadi (Director of Strategy and Sustainable Development PT Djarum) yang menegaskan bahwa mangrove merupakan penyerap karbon terbaik sekaligus pelindung pesisir dari abrasi dan intrusi air laut.
“Kami berharap program ini menjadi percontohan bagi daerah lain dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove,” ujarnya.
Sementara itu, Ibu Sarworini (Analis Kebijakan Ahli Madya, KKPEMD Jateng) menjelaskan pentingnya mangrove sebagai penopang ekosistem pesisir. Dia menyoroti kondisi terkini di mana lahan mangrove di Jawa Tengah mengalami tekanan akibat penebangan dan alih fungsi lahan. Menurutnya, diperlukan kontribusi kolektif dari berbagai pihak untuk menjaga mangrove yang tersisa sekaligus menanam di lahan-lahan potensial baru.
Dalam sesi pemaparan hasil PPLRM, Bpk. Bagus R. D. Angga (Direktur Program IKAMaT) menjelaskan tahapan pelaksanaan program, mulai dari pengumpulan studi literatur, survei lapangan, hingga wawancara dengan masyarakat dan lembaga terkait. Dari hasil tersebut diperoleh analisis dan rekomendasi yang menjadi dasar perumusan strategi rehabilitasi, konservasi, serta kebijakan pengelolaan kawasan mangrove di Pantura Jateng.
Sesi konsultasi publik kemudian dilanjutkan dengan penyampaian saran dan masukan dari berbagai peserta, termasuk dari perwakilan SKPD kabupaten dan kelompok masyarakat. Setiap tanggapan ditampung dan direspons langsung oleh tim ahli dari IKAMaT, PT Djarum, dan KKPEMD Jateng.
“Semua saran dan masukan akan kami analisis dan gunakan untuk menyempurnakan laporan akhir, agar hasilnya dapat diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan,” ujar Bpk. Bagus.
KeSEMaT juga berkesempatan untuk kembali bertemu dengan beberapa perangkat desa yang sebelumnya pernah berinteraksi saat survei lapangan. Pertemuan ini menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi dan memastikan bahwa suara masyarakat di tingkat lokal ikut terakomodasi dalam proses perencanaan.
Kegiatan ditutup pada pukul 15.00 WIB dengan suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi. Foto bersama seluruh peserta menjadi penanda berakhirnya rangkaian acara dengan baik dan lancar.
Bagi KeSEMaT, keikutsertaan dalam kegiatan ini merupakan bentuk komitmen nyata dalam memperkuat jejaring dan mendukung upaya kolaboratif lintas sektor demi keberlanjutan ekosistem mangrove di Jawa Tengah. Program ini sejalan dengan visi KeSEMaT untuk terus mengedepankan peran masyarakat dan generasi muda dalam menjaga keseimbangan lingkungan pesisir.
“Kolaborasi seperti ini adalah langkah konkret menuju masa depan mangrove Indonesia yang lebih lestari,” tutup Presiden.
(ADM).
No comments:
Post a Comment