Penobatan ini tak akan pernah terjadi apabila beberapa tahun lalu, para Founding Father tak pernah memproklamirkan berdirinya KeSEMaT. Tanggal 9 Oktober 2001, adalah tonggak awal dan merupakan masa-masa yang sangat sulit. Apa pasal? Karena di saat KeSEMaT lahir, di beberapa tempat, vegetasi mangrove hampir tak bisa ditemukan lagi di Teluk Awur Jepara. Bahkan, areal mangrove yang seharusnya dihuni oleh pepohonan mangrove yang hijau, lebih banyak ditempati oleh tanah kosong berwarna coklat bak lapangan sepakbola yang lapang.
Tak hanya itu. Cibiran, hinaan dan makian yang datang bertubi-tubi, juga sering dilontarkan oleh beberapa orang yang menganggap bahwa keberadaan KeSEMaT tak akan ada guna terlebih manfaatnya. Apa sebab? Mereka beralasan dan sempat menuduh bahwa organisasi pemuda (baca: mahasiswa) bisanya hanya melulu melakukan kegiatan yang ditujukan kepada pengembangan diri anggota dan komunitasnya sendiri tanpa mau memikirkan orang lain, pun lingkungan sekitarnya. Bahkan, mereka berani bertaruh, tiga bulan semenjak didirikan, KeSEMaT pasti akan jatuh, hilang, dan lenyap tanpa bekas.
Namun untunglah Tuhan berkehendak lain. Kiranya Tuhan masih sayang kepada agen-agen mangrove muda ini, sehingga perkiraan “para kritikus” tentang umur pendek KeSEMaT, sama sekali tak terbukti. Bahkan di tahun 2007 ini, KeSEMaT tetap kokoh berdiri, menggenggam pencapaian terbesarnya, sebuah Penghargaan ADHI BAKTI 2007 untuk kategori Mina Bahari.
Tanpa terlalu banyak memikirkan omongan orang, KeSEMaTERS telah membuktikan bahwa dengan niat baik nan tulus dan usaha keras demi mendidik masyarakat dan melestarikan alam dan lingkungan bernama mangrove, kesuksesan mengelola lingkungan pesisir bisa dicapai. Tuduhan “para kritikus” yang mengatakan KeSEMaT “bisanya hanya melulu melakukan kegiatan yang ditujukan kepada pengembangan diri anggota dan komunitasnya sendiri tanpa mau memikirkan orang lain, pun lingkungan sekitarnya,” dibantah tegas oleh KeSEMaT dengan menciptakan beraneka program dan kegiatan mangrove yang berakar pada masyarakat dan lingkungan dengan cara melibatkan keduanya di setiap program mangrove KeSEMaT.
Hasilnya, berbagai macam program mangrove khas KeSEMaT berkonsep breakthrough dan bukan mainstream, yang bahkan telah banyak menginspirasi organisasi lingkungan lainnya untuk mengadopsi konsepnya ke kegiatan lingkungan mereka, telah berhasil diadakan. Hasilnya, program-program seperti Mangrove Cultivation (MC), Mangrove Movie (MM), Mangrove REpLaNT (MR), Sarasehan Akbar Mangrove (SAM), Mangrove Training (MT), KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA), KeSEMaT Goes To Community (KGTC), KeSEMaThursday, Klub Selasa Malam (KSM), KeSEMaT Goes To School (KGTS), dan Mangrove Documentation (MD) sukses dilakukan dan singkatan dari setiap program tersebut seperti MC, MM, MR, SAM, MT, KGTA, KGTC, KGTS dan MD seolah menjadi jargon baru yang akrab di telinga masyarakat.
Tak hanya program mangrove saja yang digulirkan, bahkan hasil dari masing-masing program mangrove tersebut juga nyata berguna bagi masyarakat dan lingkungan pesisir. Tengoklah, betapa MR telah berhasil menyulap 1 Ha daerah mangrove gundul (2001) menjadi 1 Ha mangrove penuh dengan pepohonan nan lebat (2007), di Teluk Awur Jepara. Tak hanya itu, MC juga telah mampu mendidik masyarakat umum tentang bagaimana tata cara pembibitan mangrove yang benar. Selanjutnya, MM berhasil mendokumentasikan sembilan spesies binatang mangrove Jepara dalam bentuk VCD yang kemudian didistribusikan ke sekolah-sekolah dan organisasi lingkungan lainnya demi membantu masyarakat dalam menegnal jenis-jenis binatang yang hidup di mangrove. Lalu, MT juga telah berjasa dalam memperkenalkan teknik dan metode penelitian mangrove kepada mahasiswa dan pelajar. Tak mau kalah, KGTC menjadi sangat berarti karena KeSEMaT selama lima bulan berturut-turut telah mendampingi masyarakat Trimulyo Semarang dalam menyelamatkan areal mangrovenya yang terabrasi dengan melakukan berbagai kegiatan penyuluhan, penanaman dan pemeliharaan bibit-bibit mangrove. Kemudian, KGTA-pun berhasil memelihara bibit-bibit mangrove di Jepara, hingga kelulushidupannya mencapai lebih dari 95%.
Tak sampai hanya disitu saja, KeSEMaTERS juga telah banyak melakukan penyuluhan dan kampanye mangrove untuk mengenalkan mangrove kepada masyarakat umum. Beberapa contoh kampanye mangrove yang telah dilakukan diantaranya adalah:
1. 29 – 30 Maret 2003. KeSEMaT menyuluh murid di empat SD di Teluk Awur Jepara mengenai ekosistem mangrove.
2. 12 Januari 2006. KeSEMaT menyuluh 30 murid SD Islam Terpadu mengenai fauna mangrove.
3. 18 Februari 2007. Memberikan penyuluhan mangrove di Desa Bedono Demak.
4. 30 Juni 2007. Memberikan pelatihan penelitian mangrove kepada murid SMA se-Indonesia dalam PIRNAS 2007 di Jepara.
5. 12 Agustus 2007. Memberikan penyuluhan mangrove di Kelurahan Trimulyo – Genuk, Semarang.
6. 19 November 2005. Memberikan pengertian akan arti penting mangrove sekaligus mempertemukan Komisi IV DPR RI Jakarta dengan Pemerintah Kabupaten Rembang dan masyarakat pesisirnya.
7. 2003 – 2007. Memberikan contoh pembuatan Mangrove Education Center (MEC) berupa Arboretum KeSEMaT yang berisi jenis-jenis mangrove, bedeng persemaian, papan nama spesies mangrove, dan informasi pendidikan mangrove lainnya, di belakang kampus Ilmu Kelautan UNDIP Jepara kepada masyarakat Teluk Awur Jepara.
Masih belum cukup, KeSEMaT merasa perlu untuk membangun sebuah PORTAL bernama KeSEMaTPORTAL, untuk berkampanye mangrove di dunia maya, yaitu internet. Enam buah jaringan KeSEMaT yang berisikan foto, artikel, cerpen, penelitian dan segala hal mengenai mangrove yang berguna untuk memasyarakatkan mangrove bukan hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia, telah dibangun. Berikut ini adalah KeSEMaTPORTAL.
1. KeSEMaTMAIL kesemat@yahoo.com
2. KeSEMaTYUWIE http://www.yuwie.com/kesemat
3. KeSEMaTSITE http://kesemat.tripod.com
4. KeSEMaTMILIST http://groups.yahoo.com/group/kesemat
5. KeSEMaTFRIENDSTER http://www.friendster.com/kesemat
6. KeSEMaTBLOG http://kesemat.blogspot.com
Apabila tidak ada halangan, tanggal 5 Desember 2007, bisa jadi akan juga menjadi tanggal yang sangat bersejarah bagi KeSEMaT selain tanggal 9 Oktober 2007. Di tanggal itu, kelompok studi ekosistem mangrove yang beranggotakan para insan muda dalam rentang usia 18-30 tahun yang peduli mangrove ini, akan menerima penghargaan dalam bidang pelestarian lingkungan bernama ADHI BAKTI 2007, untuk kategori Mina Bahari.
Bersama-sama dengan insan peduli lingkungan lainnya seperti Kelompok Tani Mangrove Bapak Suyadi, LSM LPPSP dan insan lingkungan lainnya, KeSEMaT akan dianugerahi dan diapresiasi kerja kerasnya selama enam tahun ini, atas jasanya mengkonservasi, mendidik masyarakat pesisir, meneliti dan mendokumentasikan daerah mangrove terabrasi, di Pesisir Pantai Utara Jawa.
Sebagai penutup, sekali lagi, kemenangan KeSEMaT ini, tentu saja menumbangkan anggapan sebagian orang yang mengasumsikan generasi muda adalah generasi hura-hura yang tak pernah jera. Image komunitas pemuda yang tak pernah berhenti berpesta-pora demi kepentingan diri dan komunitasnya sendiri, tanpa memikirkan lingkungan sekitarnya terbukti tidak seratus persen benar.
Untuk itu, KeSEMaT mendedikasikan ADHI BAKTI 2007 ini kepada semua pihak terutama bagi kaum muda, yang telah mendukung dan bekerjasama dengan KeSEMaT dari tahun 2001 hingga 2007, ini. ADHI BAKTI 2007 ini adalah kemenangan kita semua. Semoga saja, kemenangan KeSEMaT ini bisa menginspirasi dan menginisiasi kita semua untuk terus berjuang dan bekerja demi masyarakat, alam dan lingkungan pesisir kita. Mari bersama teruskan usaha, satukan asa dan jiwa, untuk menyelamatkan ekosistem mangrove kita, SEKARANG!
No comments:
Post a Comment