15.2.10

Mau Tanam Mangrove? Pakailah Konsep Boleh Santai Tapi Wajib Serius!

Semarang – KeSEMaTBLOG. Seringkali sebuah pertanyaan, dilayangkan kepada kami via email secara berulang, yang menanyakan bagaimanakah sebaiknya konsep penanaman mangrove yang cocok untuk para mahasiswa yang notabene masih seringkali dianggap “bermain-main” dengan kegiatan tanam mangrove, mereka. Menanggapi pertanyaan ini, kami menjawab-pasti dengan konsep lima buah kata, yaitu pakailah konsep Boleh Santai Tapi Wajib Serius (BSTWS). Konsep BSTWS artinya, boleh saja menanam mangrove dengan fun disertai canda dan tawa, namun teknik pemilihan bibit mangrove dan penanamannya harus benar dan dikonsep matang dan serius.

Memang, mahasiswa (sedihnya) kerap kali dituding sebagai sebuah “agen muda” yang kurang peduli dengan kegiatan-lanjutan penanaman mangrovenya. Selesai tanam mangrove, dengan konsep Sangat Santai Dan Tidak serius (SSDTS), mereka kembali ke kampus mereka, tanpa mau kembali lagi, ke lokasi tanam mangrove mereka, apalagi menjaga kelulushidupannya.

Lihatlah foto di atas. Foto ini adalah foto kami, para KeSEMaTER, sewaktu berada di lokasi penanaman mangrove pesisir Desa Surodadi Demak. Cermatilah, bibit-bibit mangrove, jenis Rhizophora, yang berada di tangan kami. Walaupun kami juga mahasiswa, namun masing-masing bibit-bibit mangrove tersebut, akan kami tanam di lokasi terabrasi tidak dengan konsep SSDTS melainkan BSTWS. Memang, kami anti SSDTS karena menanam mangrove bagi kami adalah menanam sebuah nyawa. Tiap bibit mangrove mengandung sebuah nyawa. Jadi, kami tidak boleh main-main dengannya.

Setiap selesai menanam mangrove itu, kami tidak lantas membiarkannya tanpa penjagaan. Setiap beberapa kali dalam setahun, kami kembali lagi ke Surodadi Demak, untuk mengecek kelulushidupannya, sekaligus melakukan penyulaman terhadap bibit-bibit mangrove kami yang mati. Kami juga tidak pernah berpindah tempat. Satu lokasi yang belum seratus persen tertanami mangrove dengan benar, maka kami tidak akan pernah pindah dari lokasi tersebut, hingga semuanya tertanami mangrove dengan baik. Hal ini kami lakukan agar pesisir kami mendapatkan kelulushidupan mangrovenya yang maksimal. Untuk itulah, kami memiliki beberapa lokasi sebagai lokasi binaan kami, yaitu di Desa Teluk Awur Jepara, Kelurahan Trimulyo Semarang, Dusun Tapak Semarang dan Desa Surodadi Demak.

Selanjutnya, kami rasa, boleh saja Rekan-rekan mahasiswa setiap saat dan setiap waktu menginisiasi kegiatan tanam mangrove, mereka. Namun, sebaiknya mereka bisa juga menerapkan konsep BSTWS, seperti yang kami lakukan. Jadi, selepas menanam mangrove, tidak boleh diterlantarkan melainkan harus selalu dijaga dengan cara melakukan monitoring secara berkala. Kalaupun tidak bisa setiap waktu mengunjungi lokasi penanamannya, maka mintalah masyarakat sekitar tapak, untuk melakukan monitoring bibit mangrove kita, secara rutin. Umumnya, warga pesisir sangat kooperatif dengan kegiatan-kegiatan yang berkonsep gerakan moral, seperti yang diinisiasi oleh para mahasiswa, ini. Semangat MANGROVER!

No comments:

Post a Comment