15.2.10

Kami Lakukan Ini, Untuk Mangrove!

Semarang – KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini, ini adalah foto kami, puluhan KeSEMaTER dalam menerobos lebatnya pepohonan mangrove, pada saat melakukan perjalanan panjang, kurang lebih empat puluh lima menit jalan-kaki, menuju ke pantai terabrasi di sebuah titik-pesisir Surodadi Demak, Jawa Tengah. Bermula dari pendopo kelurahan Desa Surodadi, dengan bertelanjang kaki, telapak kaki-telapak kaki kecil kami, telah menapaki panasnya jalan-beton sejauh kurang lebih satu kilometer menuju lokasi penanaman mangrove dan pelantikan sebagai KeSEMaTER baru.

Walaupun sesekali kami harus berjingkat-jingkat menahan panasnya jalan, namun kami seakan tak peduli, karena di kanan-kiri kami, indahnya pemandangan vegetasi mangrove yang ditanam dengan rapinya di sepanjang pematang tambak ikan dan udang, telah mengobati rasa sakit kaki kami, dalam menahan panasnya beton.

Konsep silvofishery, yaitu penanaman mangrove di pematang tambak, sebagai sebuah kompensasi bagi dibukanya habitat mangrove untuk pertambakan sesuai dengan Sertifikasi Mangrove Safe yang diinisiasi oleh KeSEMaT, telah bagus sekali diterapkan di sebuah desa yang berada di perbatasan Semarang dan Demak, ini. Sepanjang mata memandang, di kanan-kiri tambak, maka kita akan mendapati hijaunya dedaunan mangrove yang menutupi area pertambakan sehingga membentuk semacam greenbelt bagi perlindungan pantai terabrasi.

Selanjutnya, sebelum memasuki pantai, perjuangan kami dalam menyusuri jalan yang berliku untuk mencapai lokasi penanaman dan pelantikan sebagai KeSEMaTER Angkatan X, kembali diuji, dengan diwajibkannya kami untuk membenamkan kedua kaki kami ke dalam lumpur-lumpur hitam yang berbau, penuh kotoran dan sampah busuk dari limbah rumah tangga kita, yang kita buang setiap hari, tanpa pernah mau memikirkan ke mana arah akhirnya.

Mau tak mau, telapak kaki kami yang sebelumnya telah “melepuh” duluan, karena terkena panasnya beton, kini kami tenggelamkan ke substrat mangrove yang dingin. Bagi sebagian orang, mungkin lumpur ini menjijikkan, tapi bagi kami, lumpur ini adalah anugerah, karena bisa membuat kami turut merasakan betapa mulianya dan beratnya tugas ekosistem mangrove ini didalam menyaring dan mendegradasi sampah rumah tangga kita, sehingga laut menjadi tidak tercemari lagi, oleh limbah buangan kita, itu!

Mengingat pekerjaan berat mangrove ini, untuk itulah, kami mendedikasikan perjalanan jauh kami yang penuh derita ini, untuk mangrove. Pun, di akhir perjalanan, kami akhirnya berhasil menanam beberapa bibit mangrove di puluhan titik terabrasi yang ada di pesisir Surodadi. Semoga saja, dengan demikian, ini adalah sebuah awal yang baik, bagi perjalanan panjang kami dalam bekerja di pesisir bersama dengan KeSEMaT, sebagai sebuah upaya kami untuk turut serta membantu mangrove dalam rangka menunaikan tugasnya menjaga pesisir pantai kita, dari bahaya abrasi. Semangat MANGROVER!

No comments:

Post a Comment