9.5.09

Cerita Dibalik Papan Nama MECoK

Semarang – KeSEMaTBLOG. Malam hari, 8 Mei 2009, tepat pukul 20.30 WIB, setelah acara syukuran Alumni KeSEMaT di sebuah warung makan terkenal di Jalan Ngesrep yang berada di sekitar Kantor KeSEMaT Semarang selesai, para KeSEMaTERS sebanyak enam orang, dengan berboncengan mengendarai motor, telah mengambil Papan Nama Mangrove Education Center of KeSEMaT (PN MECoK) di sebuah tempat pembuatan papan nama di Banyumanik Semarang (lihat foto di samping). Sebenarnya, tak ada yang istimewa dari proses pengambilan papan nama ini, selain beratnya PN MECoK sehingga membuat KeSEMaTERS mengeluh “sakit encok.”

Memang, tak seharusnya dua buah PN MECoK diangkut dengan menggunakan dua buah motor, seperti itu. Namun, mengingat sempitnya waktu dan pertimbangan banyak hal, maka kami mencoba “nekat” saja, untuk membawanya naik motor. Jalan yang penuh lubang di sepanjang perjalanan dari Banyumanik ke Ngesrep, menuju ke kantor kami, membuat kami harus ekstra hati-hati. Dengan berboncengan sambil membawa PN MECoK di pundak kiri, kecepatan motor kami terpaksa hanya bisa dipacu maksimal 30 km/jam. Hasilnya, memang PN MECoK bisa sampai dengan selamat di Kantor KeSEMaT, namun para KeSEMaTERS yang membawanya, mengeluh terkena “asam urat.”

Setelah sampai di Kantor KeSEMaT, minggu depan, PN MECoK ini direncanakan akan kami angkut ke Desa Teluk Awur - Jepara, untuk dipasang di Arboretum Mangrove KeSEMaT yang terletak persis di belakang Kampus Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Papan nama ini akan berguna sebagai penanda, sekaligus penunjuk arah kepada para pengunjung MECoK.

Selanjutnya, papan nama ini adalah hasil dari swadaya kami sendiri. Artinya, rupiah demi rupiah telah kami sisihkan sehingga pada saat mencapai jumlahnya yang cukup, uang itu kami belanjakan untuk memesan PN MECoK, agar MECoK kami di Jepara semakin cantik dan indah untuk dinikmati.

Ada cerita sedih dengan PN MECoK – PN MECoK kami yang sebelumnya. Dua kali memasang papan nama di MECoK, dua kali pula papan nama itu telah dicuri. Setelah beberapa bulan dipasang, dua buah PN MECoK itu tiba-tiba saja lenyap tanpa bekas. Padahal, kami telah memasangnya dengan baik, menggunakan semen. Mengingat pengalaman pahit itu, maka untuk memasang PN MECoK kali ini, kami berencana akan melibatkan masyarakat setempat yang kesadaran akan mangrove-nya di tahun 2009 ini, sudah mulai tumbuh, setelah KeSEMaT berhasil melebatkan kembali vegetasi mangrove di Desa Teluk Awur Jepara, yang dulunya gundul.

Lebatnya vegetasi mangrove di Teluk Awur, telah memudahkan masyarakat sana dalam menangkap ikan. Kini, setiap sore hari, jaring-jaring penangkap ikan telah dipasang oleh nelayan di sana. Ikan-ikan yang mereka tangkap, dipergunakan sebagai lauk-pauk sehari-hari dan apabila ada lebihnya, terkadang mereka juga menjualnya ke pasar di sekitar Desa Semat. Sungguh, kami sangat bangga melihat kenyataan ini. Roda perputaran ekonomi nelayan yang seperti ini, tak akan mungkin bisa terjadi apabila MECoK tidak pernah dibangun oleh KeSEMaT.

Maka, melihat fakta seperti ini, harapan keterlibatan masyarakat sekitar untuk turut serta menjaga MECoK, sangatlah kami harapkan. Sebuah keyakinan bahwa kejadian pahit pengambilan papan nama oleh oknum masyarakat di tahun-tahun sebelumnya yang tak akan terulang lagi, begitu menjadi di dada kami, karena saat ini masyarakat memang telah merasa mendapatkan manfaat yang banyak, dari MECoK kami. Salam MANGROVER!

No comments:

Post a Comment