1.6.09

Enam Praktisi Lingkungan Semarang Berkumpul di Rumah Pak Yadi Rembang

Semarang – KeSEMaTBLOG. Lewat salah satu jaringan KeSEMaTONLINE, yaitu KeSEMaTFACEBOOK, salah seorang Rekan KeSEMaT dari Solo telah menanyakan kepada kami tentang siapa sajakah para praktisi lingkungan yang ada di Jawa Tengah. Rencananya, Rekan kami itu, akan mengadakan wawancara dengan mereka untuk mendukung sebuah film dokumenter tentang mangrove yang akan mereka produksi.

Untuk menjawab pertanyaan ini, kebetulan sekali, para praktisi lingkungan dari empat institusi berbeda, yaitu KeSEMaT, BINTARI, Kelompok Tani Pelestari Mangrove Tugu (KTPMT) Semarang dan Kelompok Tani Pelestari Mangrove Sidodadi Maju Pasar Banggi (KTPMSMPB) Rembang, pada tanggal 31 Mei 2009 kemarin, telah berkumpul bersama di kediaman Bapak Suyadi (Pak Yadi), selaku ketua KTPMSMPB di Rembang.

Ketujuh Praktisi Lingkungan ini bertemu di sebuah acara yang diinisiasi oleh BINTARI bekerjasama dengan KeSEMaT untuk memfasilitasi KTPMT dalam melakukan kunjungan, sarasehan mangrove dan studi banding ke KTPMSMPB. Lihatlah foto di atas ini, dari kiri ke kanan adalah Bapak Aris Priyono (KeSEMaT), Bapak Arief Marsudi Harjo (KeSEMaT), Bapak Ferri P. (BINTARI), Bapak Nur (KTPMT), Bapak Suyadi (KTPMSMPB), Bapak Abdul Roviq (BINTARI), dan Bapak Eko (KTPMT), yang merupakan tujuh orang praktisi lingkungan di Jawa Tengah. Mereka telah mendarmabaktikan hidupnya dalam bekerja untuk lingkungan terutama mangrove, demi menyelamatkannya dari kerusakannya di masa mendatang.

Mereka telah bertemu, berdiskusi dan bertukar informasi mengenai isyu-isyu lingkungan yang saat ini sedang mengemuka di Jawa Tengah dan sekitarnya. Walaupun bertemu hanya beberapa jam saja, namun secara kualitas, pertemuan ini dirasa sudah lebih dari cukup untuk menyatukan pikiran, pendapat dan langkah bersama dalam menyelamatkan lingkungan terutama ekosistem mangrove di pesisir Jawa Tengah.

Ketujuh praktisi lingkungan ini adalah para pakar di bidangnya masing-masing. Bapak Aris Priyono adalah pendiri dan Direktur KeSEMaT yang sukses mengembangkan KeSEMaT berikut Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK) di Teluk Awur, Jepara. Tak hanya itu, Bapak Aris Priyono adalah pencetus lahirnya sertifikasi Mangrove Safe (MS) di Indonesia.

Selanjutnya, Bapak Arief Marsudi Harjo adalah Program Manajer KeSEMaT yang merupakan tokoh KeSEMaT dibalik suksesnya program Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) yang diinisiasi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pemerintah Kota (PEMKOT) Semarang, dimana telah dilakukan program pengajaran mangrove ke SMA dan SMK pesisir di Semarang, selama kurun dua tahun ini untuk mengkampanyekan hadirnya kurikulum mangrove di sekolah-sekolah di Indonesia.

Sementara itu, Bapak Ferri P. adalah Direktur BINTARI yang sukses mengembangkan program pemberdayaan masyarakat BINTARI dengan berbagai program mangrove dan kebersihan lingkungannya, yaitu pendaurulangan sampah organik menjadi kompos. Bapak Ferri P. juga adalah juga salah satu wakil Indonesia dalam road show kampanye lingkungan di Jepang pada tahun 2009, ini.

Bapak Abdul Roviq adalah Program Manajer BINTARI yang telah berhasil dalam melaksanakan program-program pemberdayaan masyarakat yang salah satunya adalah dengan cara melakukan penanaman mangrove di Kecamatan Tugu Semarang. Mulai dari sekitar tahun 2000 sampai dengan sekarang, Bapak Roviq telah berhasil menginisiasi bagi tumbuh kembangnya KTPMT di Kecamatan Tugu Semarang.

Bapak Nur dan Bapak Eko adalah dua orang dari sekian banyak anggota KTPMT yang mempelopori perencanaan pembangunan sabuk hijau pantai dengan cara penanaman mangrove di wilayah Semarang dan pendirian KTPMT di Tugu Semarang. Bersama dengan BINTARI dan KeSEMaT, mereka berdua akan bekerja bersama dalam mengatasi puluhan tambak di Tugu yang telah hilang tertelan air laut supaya bisa kembali berfungisi seperti sedia kala.

Yang terakhir adalah Bapak Yadi, yang telah menerima puluhan penghargaan dibidang pelestarian mangrove tingkat lokal dan nasional. Sejak tahun 1964 sampai dengan 2009 ini. Bapak Yadi telah berhasil melebatkan kembali kawasan pesisir pantai di Desa Pasar Banggi Rembang sehingga mampu berfungsi kembali, baik dari segi ekologi dan ekonomi.

Ketujuh para pakar lingkungan ini, semoga saja bisa menginisiasi kita untuk lebih peduli lagi dengan alam dan lingkungan kita, terutama lingkungan pesisir yang mengalami banyak tekanan dalam beberapa dekade terakhir ini. Bagi yang ingin berdiskusi dan bertemu dengan mereka, Anda bisa langsungg menghubungi KeSEMaT di Kantor KeSEMaT Semarang. Salam MANGROVER!

No comments:

Post a Comment