13.6.09

Ini Dia, Hasil Penanaman dan Penyulaman Peserta MANGRES 2009 dan MC 2009

Jepara - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 11 Juni 2009 yang lalu, di saat kami melakukan survei lokasi penanaman Mangrove REpLaNT (MR) 2009 yang rencananya tak lagi ditanam di Teluk Awur, tak lupa kami juga melakukan program KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA), untuk memonitoring kelulushidupan bibit-bibit mangrove yang telah ditanam oleh (1) para KeSEMaTERS; (2) para KeSEMaT’s Mangrove Volunteer (KeMANGTEER); (3) para peserta Mangrove Restoration (MANGRES) 2009 dan telah pula disulam oleh (4) para peserta Mangrove Cultivation (MC) 2009.

Lihatlah foto di atas ini, inilah hasil kerja keras mereka. Berkat keseriusan di saat melakukan penanaman dan penyulaman, maka 90% bibit-bibit mangrove bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Sebagai informasi, KeSEMaT menyelenggarakan MANGRES 2009 pada tanggal 12 Februari 2009 dan MC 2009 pada tanggal 20 – 22 Maret 2009. Maka, dalam jangka waktu kurang lebih tiga sampai dengan empat bulan ini, kelulushidupan bayi-bayi mangrove yang hingga melebihi 90%, tentunya adalah sebuah prestasi yang membanggakan. Mengapa demikian? Karena banyak kasus penanaman mangrove yang tak berjalan sebagaimana mestinya. Berbagai kendala seperti, hama, reklamasi lahan, konflik kepentingan, kondisi alam dan lain sebagainya, seringkali menyebabkan kematian bibit-bibit mangrove dalam beberapa bulan setelah dilakukan penanaman, sehingga hasilnya tidak bisa dijadikan sebuah kebanggaan melainkan kenestapaan, belaka.

KeSEMaT dan KeMANGTEER tentunya patut berbangga, karena kerja kerasnya untuk memaksimalkan kelulushidupan bayi-bayi mangrove di salah satu titik yang terletak di Arboretum KeSEMaT ini, pada akhirnya tercapai. Rasa kebanggaan ini terasa menjadi lebih istimewa, karena bibit-bibit mangrove yang ditanam dan disulam, ternyata berada di lokasi kritis, yang di tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008, tak pernah sekalipun didapatkan tanda-tanda kehidupan bibit-bibit mangrove, kecuali kematian.

Beberapa hal yang menyebabkan mengapa di tahun 2009 ini, KeSEMaTERS dan KeMANGTEER sukses mempertahankan kelulushidupan bayi-bayi mangrove di titik ini adalah, selain alasan kondisi alam dan lingkungan yang sangat mendukung dimana tidak adanya musim kemarau yang sangat panjang, juga disebabkan karena sistem saluran air (lihat foto di atas) yang terjaga baik, ketepatan pemilihan jenis bibit mangrove, dan penyulaman bibit mangrove yang dikonsep secara terus menerus dengan jargon “Mati satu tanam seribu.”

Maka, dalam kesempatan ini, tak lupa, KeSEMaT juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para KeMANGTEER, para peserta MANGRES 2009 dan para peserta MC 2009 yang telah berpartisipasi secara aktif, ikut serta bekerja demi penyelamatan mangrove di kedua program konservasi KeSEMaT tersebut, sehingga kelulushidupan bibit-bibit mangrove kita, bisa mencapai hasil yang optimal, seperti ini. Salam MANGROVER!

No comments:

Post a Comment