27.2.08

Mangrove Ujung Piring Jepara, Kembali Menangis!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Setelah kami sempat berduka cita karena pembabatan Pemphis acidula secara serampangan, kini kami kembali mengelus dada karena Rhizophora apiculata juga ditebang. Akar dan batangnya yang seharusnya menjulang tinggi hingga 10 meter, harus terpaksa “buntung” akibat ulah oknum masyarakat Ujung Piring Jepara yang tak tahu fungsi dan manfaat mangrove. Fakta ini kami temukan pada saat berkunjung ke rumah sahabat kami bernama mangrove, beberapa hari yang lalu.

KeSEMaThursday: Ilmu Mangrove Berkualitas Nan Murah Meriah

Semarang - KeSEMaTBLOG. Untuk mendapatkan ilmu mangrove yang berkualitas, Anda tak perlu repot-repot mengikuti Seminar Nasional yang katanya bergengsi dan berkualitas, itu. Demi mencari pengetahuan mangrove yang bermutu, Anda juga tak perlu membayar dengan harga yang mahal. Untuk mengetahui bagaimana tata cara penanaman dan pembibitan mangrove yang benar, Anda tinggal datang saja di sebuah event kecil nan bersahaja bernama KeSEMaThursday. Sejak tahun 2003 sampai dengan sekarang (2008), KeSEMaT selalu mengadakan KeSEMaThursday mulai pukul 16.30 WIB - 18.00 WIB, di Kantornya Jl. Ngesrep Barat V/35 Semarang Jawa Tengah.

26.2.08

Ternyata, Petani Tambak Tak Suka Rhizophora

Semarang - KeSEMaTBLOG. Ada satu hal menarik yang “tersembunyi” di balik sikap “baik-baik saja-nya” para petani tambak di Demak Jawa Tengah terhadap mangrove. Ternyata, petambak di Demak, khususnya di daerah Menco dan Surodadi, ada yang tidak suka dengan Rhizophora. Curahan hati ini disampaikan kepada KeSEMaT, saat kami melakukan kunjungan kerja ke sana, beberapa waktu yang lalu. Walaupun pada dasarnya mereka telah mengetahui akan arti penting mangrove bagi kehidupan mereka, namun keberadaan Rhizophora (mereka menyebutnya dengan Bongko) yang mulai banyak tumbuh mengelilingi tambak mereka, ternyata agak merepotkan.

7.2.08

Pendaftaran Mangrove Cultivation 2008 Telah Dibuka!

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT akan kembali mengadakan acara tahunannya Mangrove Cultivation (MC) 2008: Penyuluhan dan Pembibitan Mangrove pada tanggal 14 – 16 Maret 2008. Tujuan kegiatan ini selain untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat dan mahasiswa tentang metode pembibitan mangrove yang benar juga bertujuan untuk menyelamatkan pesisir pantai Teluk Awur Jepara dari abrasi. Selain itu, MC 2008 juga berguna untuk mendidik masyarakat dan mahasiswa akan arti penting ekosistem mangrove bagi kehidupan mereka.

Secuil Sonneratia dari Kitamura

Semarang - KeSEMaTBLOG. Ada permintaan dari Saudara A’yun, agar KeSEMaT membahas mengenai salah satu jenis spesies mangrove bernama Sonneratia. Apakah dia, darimana asalnya, apa ciri-cirinya, dan deskripsi lainnya. Kalau ingin tahu secara umum bentuk Sonneratia, cobalah Anda bayangkan sebuah pohon besar yang memiliki akar-akar berbentuk serupa pensil, yang banyak sekali mencuat ke atas. Akarnya beradaptasi keluar dari tanah untuk bernafas mengambil udara. Hal ini terjadi, karena kondisi tanah mangrove yang anoksik (baca: beracun).

6.2.08

Mang Rove dan Mak Erot. Ramuan Siapa yang Lebih GREENG?

Semarang - KeSEMaTBLOG. Tanggal 9 Februari 2008, sebuah film buatan anak negeri, akan kembali diluncurkan. Walaupun bertema agak “jorok,” namun film bergenre drama komedi ini layak untuk dinikmati. Film yang berjudul XL - Extra Large: Antara Aku, Dia dan Mak Erot, menurut kabar berkisah tentang kekurangpercayaan diri seorang suami karena (maaf) “adiknya” tak seperti yang dia harapkan. Film yang dibintangi oleh para mantan VJ MTV seperti Sarah Sechan, Jamie Aditya dan Alex Abbad ini, mengajarkan hal baik tentang cinta yang ternyata tidak ditentukan oleh faktor fisik belaka, melainkan lebih kepada hubungan yang tulus antara suami dan istri.

4.2.08

Dicari! Orang yang Berani Membuat Majalah Mangrove!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Majalah Olahraga? Banyak. Majalah Budaya? Ada. Majalah Hiburan? Bejibun! Majalah Flora dan Fauna? Baru saja tumbuh. Majalah Mangrove (MM)? Mungkin belum ada. Kalau saja ada, saya sendiri ragu, apakah ada orang yang mau membeli dan membacanya? Pun, saya pikir para penerbit juga tak akan mencetaknya dalam jumlah yang banyak. Mengapa? Karena bagi sebagian orang, informasi mengenai mangrove sangatlah segmented. Hanya disukai dan hanya bisa dinikmati oleh beberapa orang saja. Makanya, kalau dicetak dan dijual, pasti juga tak akan mendatangkan banyak keuntungan alias tak mampu mengeruk cukup rupiah.