27.12.07

Cermang : “Selamat Natal, Rhizophora”

Semarang - KeSEMaTBLOG. Cemara dan Rhizophora adalah dua pohon yang sekilas sama, namun dengan nasib yang berbeda. Apabila Cemara menjalani hidupnya dengan penuh kesenangan dan kemewahan, tidak demikian dengan Rhizophora. Hidup Rhizophora selalu merana dan menderita sepanjang masa. Alkisah, Cemara dan Rhizophora saling bersahabat. Keduanya tinggal berdekatan di pesisir pantai Semarang, sebuah kota kecil di Jawa Tengah.

26.12.07

Too Late and Too Little to Protect Mangroves

Semarang - KeSEMaTBLOG. During the decade of the 1990s the Cambodian government, supported by the World Bank, tried to promote large-scale industrial shrimp farming in the coastline of the country. In 1993, The Mangrove Action project (MAP) helped to avoid that the Thai agri-business giant Charoen Pokphans opens up Cambodia’s mangrove coast to a black tiger prawn culture project. Nevertheless the idea was not abandoned, and new investors from Thailand subsequently financed intensive black tiger shrimp auaculture operations in Cambodia, importing equipment, expertise and even feed to that purpose. Koh Kong province, which shares an extensive border with Thailand, was invaded by shrimp farming ponds and the industry promised a future of prosperity for the region.

25.12.07

Bisa Sebesar Apakah, Mangrove Itu?

Semarang - KeSEMaTBLOG. Puluhan email yang masuk ke email KeSEMaT menanyakan satu pertanyaan yang sama, yaitu ”Bisa sebesar apa mangrove itu?” Untuk menjawabnya, kami mencoba memperlihatkan sebuah foto salah satu jenis mangrove bernama Sonneratia sp (oleh masyarakat di Jawa disebut dengan nama Pidada) yang diambil oleh KeSEMaTERS (baca: Sapto Pamungkas), ketika melakukan pengukuran diameter pohon di hutan mangrove Balikpapan, Kalimantan Timur pada bulan November 2007, lalu.

24.12.07

Pemecah Gelombang Rasa Kearifan Lokal

Semarang - KeSEMaTBLOG.  Beberapa email yang masuk ke KeSEMaT, menanyakan kepada kami mengenai pemecah gelombang (break water), yang seringkali dipakai di daerah-daerah pesisir, namun tak juga efektif dalam menahan laju gelombang. Ketidakmampuan Pemecah Gelombang (PG) dalam meredam gelombang-gelombang besar, mereka klaim sebagai suatu usaha pemerintah yang sangat sia-sia dan membuang-buang uang (baca: memboroskan uang rakyat). Umur PG yang tak bisa berumur panjang alias tak tahan lama, adalah alasan utama mengapa anggapan ketidakefektifan PG ini, mengemuka.

22.12.07

Peristiwa Lucu, Saat Mangroving!

Semarang - KeSEMaTBLOG.  Ada peristiwa lucu yang sama sekali tak lucu terjadi, sewaktu saya dan KeSEMaTERS diundang ke sebuah acara bertajuk Pencanangan Mitigasi Bencana dan Antisipasi Perubahan Iklim Global dan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (PMBAPIG - GBPL) di Desa Morodadi Demak, pada tanggal 12 Desember 2007 yang lalu.

21.12.07

Syuting KeSEMaT Bersama ASTRO TV, Jakarta

Semarang - KeSEMaTBLOG. Bulan November sampai dengan Desember seperti ini, adalah waktu yang tepat untuk berjalan-jalan di hutan mangrove Teluk Awur Jepara (baca: Arboretum KeSEMaT) sembari menikmati keindahannya. Apa pasal? Beraneka macam bentuk buah mangrove yang lucu dan unik, bisa ditemui di dua bulan terakhir ini. Anda bisa melihat buah Rhizhopora spp yang telah berkecambah sebelum jatuh ke tanah. Anda juga bisa melihat buah Ceriops spp yang imut, mirip kacang panjang namun dalam ukuran kecil.

19.12.07

Nasib Mangrove: Hidup Segan, Mati Tak Mau

Semarang - KeSEMaTBLOG. Siapa bilang, menjadi mangrove adalah enak. Apabila dimisalkan, peribahasa “hidup segan mati tak mau,” adalah sebuah ungkapan yang pas sekali untuk menggambarkan kehidupannya yang selalu merana. Tumbuhan cantik yang berhabitat di sepanjang estuaria, yaitu sebuah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut ini, mungkin memang ditakdirkan untuk selalu menderita. Telah hidup berabad-abad lamanya di bumi, tak juga membuatnya mendapatkan perlakuan yang layak dari manusia, pun makhluk hidup lainnya.

18.12.07

Bekerja Mandiri di Lahan Konflik

Semarang - KeSEMaTBLOG.  Minggu-minggu ini, beberapa email yang masuk ke KeSEMaT banyak yang memberikan ucapan selamat atas keberhasilan KeSEMaT mendapatkan ADHI BAKTI-nya, sembari menitipkan beberapa pertanyaan mengenai kunci rahasia dan tips bagaimana cara mendapatkan ADHI BAKTI, tersebut. Kami sempat tersenyum membaca pertanyaan ini. Di kantor, bahkan kami sempat mendiskusikan tentang bagaimana memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut. Demi menjawab pertanyaan terakhir itulah, maka tulisan berjudul “Bekerja mandiri di lahan konflik” ini, muncul.

9.12.07

KeSEMaT Sabet Penghargaan ADHI BAKTI 2007

Semarang - KeSEMaTBLOG.  Batang, Jawa Tengah – Pada tanggal 8 Desember 2007, KeSEMaT bersama dengan perorangan, organisasi dan instansi peduli lingkungan lainnya, menerima Trophy dan Piagam Penghargaan ADHI BAKTI 2007, dalam acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia (PPHPS) 2007, yang dipusatkan di Desa Wonokerto Kabupaten Batang – Jawa Tengah. Penyerahan trophy dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, yaitu Drs. H. Ali Mufiz, MPA.

6.12.07

Kisah Tujuh Hari, Mangroving di Kalimantan!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Cerita hari pertama dimulai ketika KeSEMaT diminta bantuannya untuk mensurvei vegetasi mangrove di sepanjang pesisir Provinsi Kalimantan Timur. Hal itu berkenaan dengan pembuatan Master Plan perlindungan dan pemanfaatan kawasan pantai Provinsi Kalimantan Timur (KALTIM) oleh BAPPEDA KALTIM. Singkat cerita, dua orang KeSEMaTers tiba di Bandara Sepinggan, Balikpapan Kalimantan Timur setelah bertolak dari Surabaya, pada Hari Sabtu, 24 November 2007. Dua KeSEMaTers itu adalah saya sendiri (Sapto Pamungkas - lihat foto di atas) dan teman saya Muhamad Ikhsan.

1.12.07

Gerakan Nasional Tanam Sejuta Mangrove. Mungkinkah?

Semarang - KeSEMaTBLOG. Agak iri juga melihat Komunitas Para Perempuan Indonesia (KPPI) yang “berani” mencanangkan Gerakan Nasional Tanam Sejuta Pohon (GNTSP) , pada tanggal 1 Desember 2007, ini. Di televisi nasional, nampak para Ibu-ibu pejabat tingkat nasional sampai dengan daerah mengangkat cangkul, menggali tanah, menanam pohon (baca: Pohon Darat - PD) dan menimbunnya kembali dengan tanah, sembari mengingatkan masyarakat untuk tak hanya menanam saja tetapi sekaligus memeliharanya. Memang, KPPI memberikan jargon “Tanam dan Pelihara” dalam pencanangan GNTSP-nya ini.