25.7.07

Reportase Mangrove REpLaNT 2007

Jepara - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 20 – 22 Juli 2007, KeSEMaT sukses menyelenggarakan acara tahunannya bertajuk Mangrove REpLaNT (MR) 2007: Seminar, Pelatihan, Penyuluhan dan Penanaman Mangrove. Acara pembukaan dilakukan di Aula Kampus Ilmu Kelautan (IK) UNDIP Jepara dan dibuka oleh Wakil Bupati Jepara, A. H. Marzuqi. Acara tahunan ini, dipusatkan di Teluk Awur Jepara dan terdiri dari berbagai macam kegiatan. Pada sesi seminar, MR menampilkan Seminar Nasional, bertema Nuklir dan Lingkungan yang menghadirkan tiga pembicara yaitu Dr. Lilo Sunaryo (LSM MAREM), Dr. Ferhat Aziz (BATAN) dan Dr. Muhammad Nur, DEA (Praktisi Nuklir UNDIP).

18.7.07

Berkat Mangrove REpLaNT, “Lapangan Bola” Menghilang!

Jepara - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Foto ini diambil pada tahun 2002, ketika Anak-anak KeSEMaT Angkatan II sedang mempersiapkan bedeng persemaian benih mangrove, di sebuah tempat yang lapang, bak lapangan sepak bola. Tempat yang gersang dan gundul itu bernama “Belakang Kampus Ilmu Kelautan UNDIP Teluk Awur Jepara” (BKIKUTAJ). Lihatlah latar belakangnya. Itulah kampus tercinta kami. Kampus Ilmu Kelautan UNDIP di Teluk Awur Jepara. Saat itu, kalau dilihat dari pesisir laut, bagian atapnya masih sangat terlihat, berwarna merah muda kecerahan. Di tahun itu, kondisi BKIKUTAJ sangat memilukan. Hidup mangrove kembang kempis, selalu menangis, tak ada yang ngurusi.

12.7.07

Jangan Asal Tanam Mangrove. Pelajari Ilmunya!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto Rhizophora di samping ini. Jenis mangrove yang kalau sudah besar akan memiliki akar bak lengan gurita ini, ditemukan banyak yang mati, di pinggiran laut. Foto diambil di Kelurahan Trimulyo Semarang, yang sekarang ini sedang marak digalakkan kegiatan penanaman mangrove, untuk menyelamatkan pesisir pantai dan lautnya. Di Trimulyo, ada dua lokasi penanaman, yaitu di bantaran sungai dan tepi laut. Walaupun bibit-bibit mangrove yang ditanam di bantaran sungai berhasil tumbuh dengan baik, tidak demikian yang ditanam di tepi laut. Di salah satu area, (kurang lebih 500 meter di dekat muara sungai), dari 100% propagul Rhizophora yang ditanam, hanya 20% saja yang terlihat hidup (tumbuh satu hingga dua pasang daun).

7.7.07

Selamatkan Mangrove Trimulyo, Semarang!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Kasihan benar, hidup-mangrove di Trimulyo Semarang. Pepatah “Sudah jatuh, tertimpa tangga pula,” nampaknya pas sekali untuk menggambarkan kehidupannya yang sangat menderita, begitu sengsara dan selalu merana. Bagimana tidak? Di pesisir Trimulyo saja, sudah tak ada lagi tempat tinggal yang nyaman untuk berkembang biak demi meneruskan generasinya. Sampah dan bahan pencemar, tanpa ampun lagi “mengalir deras” dari Kawasan Industri (KI) setempat sehingga mengotori habitat mereka. Saya tak bisa membayangkan, seandainya saya adalah mangrove itu, betapa menderitanya saya, karena harus menghirup udara dari air yang mengandung bahan pencemar berbahaya.

6.7.07

Sinergitas Pembangunan Mangrove Indonesia

Semarang - KeSEMaTBLOG. Demonstrasi yang terjadi pada saat Kongres Rakyat Indonesia kemarin, sepertinya membuat pemerintah (baca: DEPHUT) berang, ya. Namun yakinlah, tak ada sedikitpun niat dari rekan-rekan lingkungan itu untuk “berani” kepada pemerintah. Kalau ada sikap yang terasa “sangat radikal” dan keterlaluan, itu hanyalah masalah “teknis penyampaian” saja. Memang seperti itulah, style alias gaya penyampaian sebagian rekan-rekan lingkungan itu. Selanjutnya, saya pikir itu adalah representasi dari kekesalan mereka setelah beberapa waktu lamanya, belum juga mendapatkan jawaban yang tepat dan pas dari pemerintah dalam mengatasi lingkungan hidup terutama masalah lumpur LAPINDO yang berlarut-larut.

3.7.07

Tebang Mangrove, Bangun Perumahan!

Semarang - KeSEMaTBLOG. Judul di atas ini bukan main-main. Tapi inilah empat siklus utama penyebab hancurnya mangrove di Indonesia bahkan dunia. Tebang mangrove, buka tambak, urug dengan tanah, lalu bangun perumahan! Bahkan foto di samping ini adalah foto yang menunjukkan betapa “kejamnya” kita ini kepada makhluk yang bernama mangrove. Kita seolah tak mau lagi memberi kesempatan kepada tumbuhan pesisir ciptaan Tuhan yang bernama mangrove itu, untuk sekedar hidup, bernafas, apalagi mengembangbiakkan keturunannya, seperti kita, manusia.