Penasaran dengan informasi yang diberikan beliau, kontan saja kami segera mempertanyakan tentang RA, itu. Tak terlalu banyak berkomentar, Bapak Sururi segera mengajak kami ke kebun bibit mangrove-nya yang berada tepat di depan rumahnya. Lihatlah foto di atas, itulah Bapak Sururi bersama dengan RA-nya.
RA yang dimaksud sang Bapak ternyata bukanlah pohon Rhizophora-besar, seperti pemikiran kami. RA hanyalah propagul Rhizophora (dugaan kami adalah jenis Rhizophora mucronata) yang memang berwarna albino. Belum ada penjelasan mengenai fenomena albinonya sang Propagul. Yang jelas, RA ini tumbuh, karena plumulanya, yaitu bakal daun sebagai indikator hidupnya propagul, berkembang dengan baik.
Sang RA diberikan perlakukan khusus oleh Bapak Sururi. RA yang ditanam di pot, disiram dua kali sehari dan disandingkan dengan propagul Rhizophora-normal. Tali rafia dan ajir sepanjang setengah meter, juga diikatkan ke RA, untuk memperkuat tumbuh kembangnya.
Diskusi dan hipotesa kami tujukan kepada RA. Pengaruh sedimen dan intensitas cahaya matahari adalah dua hipotesa yang kami setujui. Namun demikian, diperlukan penelitian yang lebih representatif untuk meneliti lebih jauh tentang adanya keberadaan RA, ini. Sang Bapak menambahkan, bahwa petani lainnya juga sempat merawat RA, namun tak sampai dengan satu tahun, RA tak kuat menahan nafasnya alias “meninggal dunia.” Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment