10.2.09

Andaikan Buah Avicennia Dicampurkan di Nasi Pecel Mbok Sadhor

Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 31 Januari 2009 yang lalu, disela-sela pekerjaan mangrove kami yang masih saja menumpuk, kami memutuskan untuk refreshing sejenak, sembari berjalan-jalan malam ke Simpang Lima. Tujuan kami sederhana saja, untuk berwisata kuliner, mencari makanan enak dan lezat, untuk menu makan malam kami. Kami dengar, ada sebuah warung nasi pecel spesial yang sangat terkenal di seputaran Simpang Lima. Katanya, walaupun letaknya hanya di pinggir trotoar, tapi Kru TRANSTV Jakarta, tak kuasa untuk tak meliputnya karena saking larisnya.

Kami tak langsung menuju ke warung nasi pecel, itu. Kami mampir dulu ke Mall Ciputra untuk membeli beberapa alat perlengkapan kantor yang di akhir bulan ini, persediannya memang sudah menipis. Tak lama kemudian, setelah menemukan apa yang kami cari, langsung saja kami menuju ke tujuan utama kami tadi. Tak sabar kiranya, untuk memenuhi perut kami yang sudah nampak keroncongan sedari tadi dengan sepincuk nasi pecel yang lezat.

Belum sampai ke lokasi, hujan yang tadinya hanya gerimis sewaktu kami berangkat dari Kantor, tiba-tiba saja menjadi deras sekali. Tanpa pikir panjang, kami langsung berlarian menuju ke tempat utama kami. Untunglah jarak antara Mall Ciputra dengan warung nasi pecel tak terlalu jauh sehingga tak berapa lama kemudian kami sudah duduk manis, berteduh, dan siap menyantap makan malam kami. Sampai di sana, warung nasi pecel yang ternyata bernama warung nasi pecel Mbok Sadhor itu, sudah dijejali dengan pengunjung setianya (lihat foto di atas). Menurut kabar, sudah puluhan tahun Mbok Sadhor berjualan di trotoar Simpang Lima, itu. Maka, tak heranlah apabila Mbok Sadhor memiliki pelanggan tetap.

Warung nasi pecel Mbok Sadhor memang terkenal. Walaupun hanya beratapkan terpal, namun kami lihat, setiap menit, selalu saja terjadi pergantian pengunjung. Padahal, menu yang disajikan hampir sama dengan nasi pecel-nasi pecel yang dijual di warung-warung lainnya. Hanya saja, selain sambalnya yang komposisinya tepat, sayuran sebagai bagian utama racikan pecelnya, sangat istimewa. Beragam dedaunan mulai dari bayam, kenikir, kecambah dan sayuran lainnya, disajikan lengkap. Belum lagi lauk pauknya yang sangat menggugah selera seperti ati ampela, tempe, tahu, babat goreng, ayam goreng, telor ceplok, sate telor, kerupuk dan masih banyak lagi.

Kami berempat segera memesan sepincuk nasi pecel lengkap berikut lauk dan minumannya, sesuai dengan selera kami masing-masing. Sambil menyantap nasi pecel, kami berbincang santai seraya membayangkan sebuah kemustahilan. Andaikan saja, sayuran pecel Mbok Sadhor ini ditambahkan buah Avicennia yang tawar, pastilah bisa menambah cita rasanya menjadi lebih nikmat dan lezat, lagi.

Buah Avicennia bisa didapatkan dari Demak, sebuah kabupaten yang hanya berjarak satu jam naik motor, dari Semarang. Andaikan saja, masyarakat Demak mau memasok buah-buah Avicennia-nya ke Mbok Sadhor, tentunya kenikmatan buah mangrove berasa tawar ini, akan bisa dinikmati lebih banyak orang lagi.

Di Demak, buah Avicennia sudah umum dijual oleh masyarakat sekitar untuk dikonsumsi sebagai pelengkap makanan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang umum dijual di sana adalah Kudapan Api-api (Api-api adalah nama lokal untuk Avicennia) yang dicampur dengan kelapa parut. Tak usah tanyakan bagaimana rasanya, yang pasti gurih sekali!

Hujan telah reda, naik motor, tengah malam kami kembali ke Kantor. Sebuah harapan yang kiranya mustahil untuk bisa diwujudkan, yaitu bisa mencicipi nasi pecel Mbok Sadhor plus buah Api-api di dalam sayurannya, masih saja terngingang dalam benak kami. Semoga saja, suatu saat kemustahilan ini bisa terwujud. Amin. Salam MANGROVER!

No comments:

Post a Comment