Semarang - KeSEMaTBLOG. Ini adalah foto hasil pembibitan benih mangrove (usia tiga bulan), dari dua jenis yang berbeda. Mangrove sebelah kiri (tinggi) adalah dari jenis Rhizophora mucronata, sedangkan sebelah kanannya (rendah) adalah Ceriops decandra. Foto diambil dari Kebun Bibit KeSEMaT, di Arboretum KeSEMaT, Teluk Awur Jepara. Setelah tiga bulan, benih mangrove yang awalnya adalah sebatang propagul, menjelma menjadi bibit-bibit mangrove dengan dua sampai empat pasang daun (ketinggian 90 cm), yang siap ditanam di lapangan, untuk mengatasi berbagai masalah pesisir seperti abrasi pantai yang sampai kini tak kunjung terselesaikan.
29.4.07
28.4.07
Mari Membuat Dodol Pedada
Semarang - KeSEMaTBLOG. Pernah nonton Wisata Kuliner (WK) di TRANSTV? Pasti! Acara itu, akhir-akhir ini memang sangat populer di masyarakat kita. Kurang lebih, WK menampilkan berbagai ragam makanan, jajanan, dan minuman dari Indonesia dan manca negara. Acara yang menarik! Sebagai orang yang berkecimpung di mangrove, saya kadang membayangkan, andaikan saja panganan dari mangrove, bisa diliput dan ditampilkan di acara itu, pastilah bisa mendongkrak popularitasnya.
Polymesoda erosa Mulai Ditemukan di Mangrove Teluk Awur!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Kerang yang terlihat di samping ini adalah jenis Polymesoda erosa. Kerang yang dulunya tidak pernah ditemukan di vegetasi mangrove Teluk Awur Jepara ini, sekarang mulai marak dijumpai di sana. Spesies ini, baru sekitar satu tahunan mendiami Arboretum KeSEMaT. Awalnya, biota mangrove ini didatangkan oleh beberapa mahasiswa dan dosen, Ilmu Kelautan UNDIP dari Cilacap untuk diadakan penelitian terhadapnya.
9.4.07
Mangrove Stamp, Mangrove in China and How Avicennia marina Got Its Name
Semarang - KeSEMaTBLOG. We find an interesting thing about mangrove in the book of Peter Saenger (2002) called Mangrove Ecology, Silviculture and Conservation. Let’s check this out!
1. Mangrove stamp
Did you know that in the Pacific Ocean Islands of Palau, there are mangrove stamp which featuring an artistic version of the mangroves and their associated fauna. Each individual stamp features one species of which the scientific name appears on the back of the sheet.
1. Mangrove stamp
Did you know that in the Pacific Ocean Islands of Palau, there are mangrove stamp which featuring an artistic version of the mangroves and their associated fauna. Each individual stamp features one species of which the scientific name appears on the back of the sheet.
Mendidik Masyarakat dengan Film Mangrove
Semarang - KeSEMaTBLOG. Film dokumenter Mangrove Movie: Di Bawah Akar Bakau (MMDBAB), yang mengisahkan tentang kehidupan sembilan spesies binatang mangrove Teluk Awur Jepara, telah berhasil diproduksi dan dilaunching oleh KeSEMaT bekerjasama dengan Wetlands International Indonesia Programme (WI-IP) di tahun 2004. Kini, film ini telah beredar luas di jaringan LSM lingkungan (terutama mangrove) dan berbagai dinas di dalam dan luar Semarang.
8.4.07
Asyiknya, Membuat Film Dokumenter Fauna Mangrove
Jepara - KeSEMaTBLOG. Ada banyak binatang lucu dan unik di hutan mangrove Teluk Awur Jepara. Namun sayang, habitat mereka terancam karena ulah penduduk setempat yang merusak dan menebangi pohon mangrove. Padahal hutan mangrove digunakan sebagai tempat berteduh sekaligus beranak-pinak bagi binatang-binatang mangrove itu. Penduduk sekitar tak menyadari, dibalik hutan mangrove, ada kehidupan lain layaknya kehidupan mereka.
7.4.07
How Does The Result of Mangrove REpLaNT?
6.4.07
Ini Dia, Cara Mengatasi Hama Mangrove!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Hama mangrove bermacam-macam. Seperti tumbuhan darat lainnya, mangrove juga punya hama yang bisa mengancam keberadaannya. Di Arboretum KeSEMaT Teluk Awur Jepara, bibit-bibit mangrove berusia kurang dari tiga bulan adalah makanan lezat bagi hama seperti gastropoda dan kepiting. Gastropoda (keong) biasanya melekat dan memangsa daun (seperti terlihat pada foto di samping). Selanjutnya, kepiting jenis Metopograpsus sp dan Episesarma sp, sering terlihat memangsa batang bibit hingga putus. Kepiting “tergiur” dengan rasa manis yang dimiliki batang bibit mangrove.
Buku Mangrove, Langka!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Usaha publikasi untuk mempopulerkan mangrove kepada masyarakat sudah banyak dilakukan oleh rekan-rekan dari organisasi-organisasi lingkungan seperti Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), Departemen Kehutanan (DEPHUT), Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI), World Wildlife Fund (WWF) - Indonesia, Conservation International (CI) - Indonesia, The Nature Conservancy (TNC) - Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI), Wetlands International Indonesia Program (WI-IP), KeSEMaT dan seterusnya. Namun sampai dengan detik ini, sepertinya gaungnya mem-blunder, hanya menggema di sekitar organisasi-organisasi lingkungan tersebut saja. Seolah-olah, publikasi itu tak mau/bisa keluar meluas ke masyarakat umum. Ada apa gerangan?
2.4.07
Waspada. NUKLIR di Jepara!
Malam hari, pukul 19.00 WIB, tanggal 30 Maret 2007 yang lalu, saya dan Anak-anak KeSEMaT, diundang untuk menghadiri diskusi lingkungan dan pemutaran film tentang rencana pembangunan Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Jepara. Diskusi berlangsung di Kampus Politeknik Negeri Semarang (POLINES). Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Pameran Lingkungan Hidup yang diadakan oleh Wahana Pecinta Lingkungan Hidup (WAPALHI), POLINES. Selain KeSEMaT, banyak rekan-rekan dari organisasi lingkungan se-Semarang yang hadir, diantaranya Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jateng dan LSM Marem.
Selamatkan Bibit Mangrove Kami!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Ini adalah foto Anak-anak KeSEMaT, saat melakukan pengecekan terhadap bibit-bibit mangrove di Arboretum KeSEMaT. Ya, memang. Pada tanggal 28 Maret 2007, KeSEMaT Jepara mengadakan KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA) untuk melakukan penghitungan dan penyulaman terhadap bibit-bibit mangrove yang telah dibibitkan pada saat Mangrove Cultivation (MC) 2007, tanggal 26 - 28 Januari 2007. Acara dimulai pada pukul 06.30 WIB - 08.00 WIB, bertempat di Arboretum KeSEMaT, Teluk Awur Jepara. Sebanyak 11 orang KeSEMaTers, melakukan penyulaman dan penghitungan terhadap kelulushidupan bibit MC 2007.
Kisah Sedih Mangrove Bedono, Demak
Demak - KeSEMaT. Tanggal 18 Februari 2007, saya dan Anak-anak KeSEMaT diundang Tim 1 KKN UNDIP ke sebuah desa bernama Bedono di Demak. Mereka meminta kami untuk memberikan penyuluhan dan pendidikan mengenai ekosistem mangrove kepada masyarakat sana. Acara yang diadakan di sebuah gedung SD setempat, berjalan meriah karena dihadiri tak kurang dari 50 peserta. Acara semakin meriah, karena peserta sangat antusias dalam mendengarkan dan memberikan pertanyaan mangrove kepada kami. Peserta terdiri dari masyarakat, LSM, perangkat desa dan kalangan pemuda setempat. Acara dimulai pukul 10.00 WIB sampai dengan 13.00 WIB.
Reportase Penyuluhan Mangrove di Jepara
Jepara - KeSEMaTBLOG. Dalam setiap melakukan penyuluhan mangrove, modal saya sederhana saja, cuma dua keping VCD mangrove. Satu dari KeSEMaT, satu lagi dari Mangrove Information Center (MIC), Bali. Dua buah VCD tersebut, yang satu bercerita tentang binatang-binatang mangrove sedangkan yang lainnya, bertutur tentang spesies-spesies mangrove. Jadi klop. Berkali-kali saya memutar dua keping VCD itu, sebelum memulai penyuluhan mangrove. Ditemani dengan beberapa buah awetan kepiting dan herbarium daun-daun Rhizophora spp, saya memberikan pendidikan mangrove kepada murid-murid SD hingga mahasiswa dan masyarakat pesisir.
Konsep Pengembangan Mangrove KeSEMaT
Jepara - KeSEMaTBLOG. Banyak pertanyaan yang diajukan kepada KeSEMaT, mengapa selama ini kegiatan konservasi mangrovenya selalu berkutat di Jepara. Kenapa KeSEMaT tidak mencoba untuk menerapkan program-program mangrove-nya semisal Mangrove REpLaNT (MR) ke daerah lainnya. KeSEMaT keluar dari Jepara? Boleh-boleh saja, tapi kami sepertinya tidak mau gegabah.Lha wong di Jepara itu, yang notabene adalah tempat kami lahir, besar dan tinggal, abrasinya sangat parah, kok. Bahkan paling parah apabila dibandingkan dengan daerah-daerah lain di pesisir utara Jawa (lihatlah foto disamping ini. Inilah pantai Teluk Awur itu.
Subscribe to:
Posts (Atom)