Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini. Foto ini sengaja kami tampilkan untuk memenuhi banyaknya permintaan dari masyarakat yang ingin mengetahui bagaimana kondisi terakhir, abrasi pantai di pesisir Trimulyo, Genuk Semarang. Foto ini diambil oleh KeSEMaT di bulan Juli 2008. Tanpa banyak komentar lagi, Anda bisa melihat sendiri, karena pembukaan lahan dan reklamasi pantai menjadi areal pertambakan dan daerah industri, telah terjadi abrasi pantai yang sangat sangat sangat parah. Bahkan abrasi telah merubah pesisir pantai dan daratan menjadi sebuah jurang kecil nan dalam kurang lebih 2 meter-an! Kalau tak hati-hati, jalan di pesisir Genuk ini, bahkan bisa mengancam jiwa, setiap orang yang lalu-lalang di wilayah ini.
27.8.08
26.8.08
Pengetahuan Mangrove : Sang Plumula Nan Hebat!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Apakah Plumula? Plumula adalah bakal daun-mangrove yang terletak di bagian paling ujung, pasangan daun teratas. Kalau saja Anda jeli, dalam setiap kali program penanaman mangrove selesai dilakukan, di saat daun-daun bibit mangrove mulai layu dan merontokkan dedaunannya, Plumula inilah yang masih hijau, hidup dan tetap bertahan. Plumula, memang ditakdirkan sebagai pasangan daun terakhir, sekaligus indikator bagi hidupnya bibit-bibit mangrove yang telah ditanam. Plumula adalah juga bakal daun yang bertugas menyelamatkan daya regenerasi mangrove agar keberadaannya terus bisa bertahan dan tetap eksis di muka bumi ini.
18.8.08
Menyuluh Mangrove Tak Pernah Jenuh
Semarang - KeSEMaTBLOG. Menjadi tenaga penyuluh, itulah pekerjaan kami. Bukan sembarang tenaga penyuluh, melainkan tenaga penyuluh mangrove, yang bagi sebagian orang masih-sangat dipandang sebelah mata. Sebenarnya bukan kaminya (sebagai tenaga penyuluh) yang dianggap “rendah,” melainkan obyek yang kami suluh, yaitu mangrove-nya yang masih saja disepelekan. Kenyataan ini membuat kami sedih dan sangat terpukul. Sebuah kenyataan bahwa di tahun 2008 ini, sebagian besar masyarakat kita masih saja memandang mangrove sebagai sebuah ekosistem tak berguna, sungguh sangat menyesakkan dada kami. Ini berarti, masih banyak sekali, masyarakat kita yang tak tahu mangrove sama sekali.
4.8.08
Pengetahuan Mangrove : Pilih Bibit atau Benih Mangrove?
Semarang - KeSEMaTBLOG. Kembali, sebuah “perdebatan seru” mengemuka, pada saat kami para KeSEMaTERS dan KeSEMaT’s Mangrove Volunteer (KeMANGTEER) berkunjung ke rumah nelayan di Genuk, Semarang. Permasalahan klasik pemilihan bibit atau benih dalam pelaksanaan rehabilitasi mangrove di daerah pesisir, kembali muncul, dibahas, dan dipertanyakan. Dalam pertemuan (baca: arisan para Bapak) yang berlangsung tepat di malam Minggu, 2 Agustus 2008, kami yang sebenarnya sedang menjalankan program gerakan moral bertajuk Mangrove Restoration (MANGRES) 2008: Penyuluhan, Penanaman, dan Penyulaman Mangrove, kembali menginformasikan kepada mereka mengenai mana yang lebih baik, benih atau bibit.
3.8.08
Kabar Mangroving : Anda yang Menebangi, Kami yang Menanami
Semarang - KeSEMaTBLOG. Kali ini, kami minta tolong kepada Anda semua. Tolonglah kami. Janganlah lagi menebangi pohon-pohon mangrove yang hidup dan berkembang biak di pesisir kita. Kalau saja, Anda mau menanaminya kembali, mungkin kami tak perlu meminta tolong seperti ini, kepada Anda. Tapi, sayangnya Anda tak pernah mau melakukan yang tersebut terakhir, ini. Setiap kali Anda menebangnya untuk pertambakan, perumahan, dan peruntukan lainnya, lahan-lahan mangrove di pesisir, tak pernah Anda sentuh, Anda pedulikan, apalagi Anda tanami mangrove, lagi.
Dorong Songkro, Demi Mangrove
Semarang - KeSEMaTBLOG. Siang itu sangat terik. Tanggal 29 Juli 2008, tepat pukul 12.00 WIB. Di saat matahari sedang ganas-ganasnya membakar bumi, kami para KeSEMaTERS dan rekan-rekan kami dari KeSEMaT’s Mangrove Volunteer (KeMANGTEER), sibuk berjuang menyelamatkan mangrove kami, di pesisir pantai Trimulyo Semarang yang 90% pantainya telah mengalami abrasi yang teramat parah. Lihatlah foto di samping ini, inilah kami yang bekerja keras mendorong ratusan bibit-bibit mangrove Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata ke tempat penanaman.
Bangganya Mengajar Mangrove di SMA
Semarang - KeSEMaTBLOG. Sungguh, sebuah pengalaman yang amat berharga (lagi), karena kami, para KeSEMaTERS, bisa mengajar mangrove di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Semarang. Setelah, beberapa saat yang lalu, kami memberikan pengajaran mangrove kepada Adik-adik kecil kami di SD 1 dan 2 Trimulyo - Genuk, Semarang dalam program KeSEMaT Goes To School (KGTS). Kini, kami dipercaya menjadi tenaga pengajar bagi lima SMA dan SMK (yaitu SMK 10 Perkapalan, SMA Sultan Agung, SMK Texmaco, SMA Al-Fattah, dan SMK Perdana) oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Kota Semarang.
Kabar Mangroving : Serunya Perang Lumpur!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Di setiap Mangrove REpLaNT (MR) yang diadakan oleh KeSEMaT, entah kenapa, selalu saja ada sebuah perang dingin antara peserta dengan peserta, panitia dengan panitia dan panitia dengan peserta. Namun, jangan salah, perang dingin ini sama sekali tak pernah memakan korban jiwa manusia. Amunisi dan senjata biologis juga tak pernah digunakan. Satu-satunya senjata yang dipakai untuk perang ini berbentuk tak beraturan, berwarna hitam, kenyal, dan berair yaitu L U M P U R. Di perang ini, setelah perangnya selesai, semuanya juga tak bakalan mati melainkan menjadi semakin sehat, akrab, dan gembira. Perang apakah, itu? Itulah Perang Lumpur (PERPUR).
Subscribe to:
Posts (Atom)