Alor – KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 8 - 16 Oktober 2011, KeSEMaT telah mengirimkan surveyor mangrovenya, yaitu Sdr. Farhan Pramudito (IKAMaT) ke daerah perbatasan Indonesia dengan Republik Timor Leste, di desa Mausamang, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan ini, merupakan kerjasama antara KeSEMaT dengan salah satu konsultan Coastal Engineering di Jakarta untuk mengadakan survei potensi sumberdaya laut yang meliputi mangrove, terumbu karang, padang lamun dan sosial ekonomi di wilayah perbatasan.
Dari hasil survei, terdapat empat jenis mangrove komponen utama, yaitu Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Bruguiera gymnorrhiza dan Lumnitzera racemosa. Selain jenis utama tersebut, terdapat juga jenis mangrove asosiasi, diantaranya Calotropis gigantea, Scaevola taccada, Spinnifex littoreus, Terminalia catappa, Hibiscus tiliaceus dan Ipomoea pes-caprae.
Kondisi geografis, dimana banyak ditemukan tanjung di desa Mausamang membuat pertumbuhan mangrove relatif optimal. Mangrove memiliki diameter 70 cm - 150 cm dan mencapai ketinggian 15 m - 30 m. Subtrat yang terkandung merupakan kombinasi antara pasir dan lumpur, dimana pada daerah yang berhadapan langsung dengan laut adalah substrat pasir, yang didominasi oleh Sonneratia alba. Substrat lumpur berpasir terdapat di belakang substrat pasir dimana ditumbuhi Rhizophora mucronata dan Bruguiera gymnorrhiza.
Potensi pemanfaatan lestari yang terkandung pada daerah mangrove di sini belum dimaksimalkan oleh masyarakat setempat. Pemanfaatan mangrove hanya sebagai tempat mencari ikan dan kepiting bakau secara tradisional. Adalah merupakan tanggungjawab kita bersama untuk bisa mengoptimalkannya demi kesejahteraan bersama. Semoga saja, survei potensi pesisir ini dapat membantu pemerintah Indonesia untuk mengambil kebijakan pengembangan wilayah perbatasan. Amin. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment