4.2.24

Usung Tema Mangrove untuk Ekonomi Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan, KeSEMaT Sukses Gelar Mangrove Cultivation 2023 di Semarang dan Jepara

Semarang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaT kembali sukses menyelenggarakan program konservasi mangrove tahunannya, yaitu Mangrove Cultivation (MC) 2023 yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pembibitan, penanaman, dan pemantauan mangrove. MC 2023 diselenggarakan selama dua hari di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), Jawa Tengah (Jateng) dan Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK) Ecopark, Teluk Awur, Jepara. (11-12/4/2023).

MC 2023 mengusung tema "Mangrove for Green Economy in Sustainable Development" atau Mangrove untuk Ekonomi Hijau dalam Pembangunan Berkelanjutan yang diimplementasikan dengan pelaksanaan beragam kegiatan, yaitu seminar nasional, talk show, stand fair, coaching clinic pengolahan makanan, pembibitan, penanaman, dan pemantauan mangrove, dan field trip.

Ekonomi hijau sendiri merupakan sistem perekonomian yang rendah karbon, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial. Ekonomi hijau bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mendorong kesetaraan pada semua generasi, dan menjaga, memulihkan, dan berinvestasi pada alam. Ekonomi hijau juga mendorong pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, dan membangun integrasi antar lembaga yang dinamis, berbasis sains yang relevan dan pengetahuan lokal

Pembukaan MC 2023
Pembukaan MC 2023 dilakukan dengan pelepasan balon bertuliskan MC 2023 yang disaksikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi (DISPERINDAG) Jateng, perwakilan peserta, panitia, ketua pelaksana, dan presiden. Acara ini dilaksanakan di depan gedung BBPMP Jateng. 

Sdri. Elen Nur Febriyani (MENSEK) selaku Ketua Pelaksana MC 2023 mengatakan bahwa MC 2023 membawa semangat baru dalam skema ekonomi hijau dimana mangrove dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir di Indonesia.

"KeSEMaT memiliki tiga warga binaan yang mengolah kopi, jajanan, dan batik mangrove. Sentra Produk Olahan Mangrove atau SPOM-nya berada di SMC Jateng, Semarang. Bahan baku ketiganya berasal dari hasil hutan mangrove bukan kayu," kata Sdri. Elen. "MC 2023 mencoba mengulik peranan mangrove dengan skema ini, untuk pembangunan ekonomi hijau berkelanjutan," lanjutnya.

Seminar Nasional MC 2023
Kegiatan dilanjutkan dengan seminar nasional (semnas) bertema Mangrove for Green Economy in Sustainable Development yang menghadirkan tiga pembicara.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan dari Pemerintah Kota Semarang, yaitu Bpk. Suhindoyo Prasetianto, S.E., M.M., (Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang) dengan prosesi pemukulan gong. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan dan mars dari KeSEMaT.

Semnas menghadirkan tiga pembicara yang membahas perkembangan kebijakan, riset, dan pengolahan produk olahan mangrove bukan kayu.

Pembicara pertama, Bpk. Sandi Prasetyo, S.T., M.Si. (Direktorat Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia) menjelaskan mengenai Pengembangan dan Implementasi Kebijakan Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove di Indonesia.

"Ekosistem mangrove di Indonesia wajib dilestarikan mengingat fungsi dan manfaatnya yang luar biasa bagi masyarakat di kawasan pesisir," terang Bpk. Sandi. "Manfaatnya dari sisi ekonomi terbukti dapat menyejahterakan masyarakat, mengingat kemampuan buah mangrove yang dapat diolah menjadi aneka makanan dan minuman," lanjutnya.

Pembicara kedua, Ibu Dr. Frida Sidik (Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia) membahas mengenai Berbagai Riset Hutan Mangrove di Indonesia untuk Mendukung Perekonomian Hijau yang Berkelanjutan.

"Hutan mangrove merupakan ekosistem penting yang tidak hanya memiliki fungsi ekologi, biologi, dan sosial budaya saja, melainkan juga ekonomi," jelas Ibu Dr. Frida. "Pengelolaannya yang bijak dan berkelanjutan akan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat pesisir yang berada di sekitarnya," jelasnya lebih lanjut.

Ibu Mufidah (Ketua Srikandi Pantura dan Bina Citra Karya Wanita) sebagai pembicara ketiga yang merupakan warga binaan KeSEMaT, menjelaskan mengenai Teknik Pengolahan Batik dan Jajanan Mangrove.

"Batik mangrove dan jajanan mangrove yang saya produksi bersama dengan kelompok, semuanya merupakan produk olahan berbahan dasar bukan kayu mangrove," ujar Ibu Mufidah. "Sejak tahun 2012, kami dibentuk dan didampingi oleh KeSEMaT untuk mengembangkan produk mangrove ini sehingga dapat terproduksi dengan kualitas yang baik dan terjual tidak hanya di dalam negeri bahkan hingga ke mancanegara," tambahnya.

Sesi dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang dipandu oleh moderator, yaitu Sdri. Laksmi Devi Tryanda Utami (MENKOMSI), mengenai Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove, Teknik Pengolahan Batik Mangrove, dan Implementasi Penelitian Mangrove di Kawasan Pesisir Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi Hijau Berkelanjutan.

Para peserta semnas antusias mengikuti semnas dan tertarik menanyakan beberapa hal terkait mangrove dan ekonomi hijau, di antaranya mengenai pengembangan produk olahan mangrove, tantangan dan kendala pengembangan ekonomi hijau di Indonesia dan kebijakan menaungi keberlanjutan ekonomi hijau untuk kesejahtaraan masyarakat.  

Setelah sesi tanya jawab, semnas ditutup dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan kepada pembicara yang dilanjutkan dengan foto bersama dengan peserta.

Sdr. Faiz Ghoffar Ardani (Presiden) mengatakan bahwa dirinya berterima kasih atas partisipasi dari ketiga pembicara dalam semnas.

"Materi yang disampaikan dalam semnas MC 2023 ini memberikan pengetahuan yang baru bagi para peserta yang hadir. Beberapa poin yang disampaikan oleh ketiga pembicara juga informatif sehingga cepat tersampaikan kepada peserta," kata Presiden. "Saya mewakili KeSEMaT mengucapkan banyak terima kasih kepada Bpk. Sandi, Ibu Dr. Frida, dan Ibu Mufidah yang sudah membagikan pengalaman dan pengetahuannya dalam kesempatan ini," katanya lebih lanjut.

Semnas menghasilkan kesimpulan bahwa kawasan hutan mangrove di Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan dengan skema ekonomi hijau berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat.

Stand Fair MC 2023
MC 2023 juga dimeriahkan dengan stand fair yang menampilkan produk olahan mangrove dan perikanan, di antaranya dari KeSEMaT, IKAMaT, KeMANGI, dan PT Cassanatama Naturindo. Produk-produk ini menarik perhatian dari para peserta dan tamu undangan yang hadir.

Pada kesempatan ini, banyak dipamerkan produk-produk olahan dari mangrove dan perikanan yang berasal dari afiliasi mangrove KeSEMaT dan mitra kerja.

Sdri. Syifa Arrahmah (MENPORSI) mengatakan bahwa aneka produk olahan mangrove dan perikanan yang dipamerkan pada stand fair kali ini merupakan salah satu bukti adanya ekonomi hijau di kawasan pesisir yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

"Ada batik, kopi, dan jajanan mangrove yang berturut-turut berlabel Mas Bamat, Kopi Mangrove Arjuna, dan Mbak Jamat yang produksinya dilakukan oleh warga binaan KeSEMaT, yaitu Srikandi Pantura, Arjuna Berdikari, dan Bina Citra Karya Wanita," kata Sdri. Syifa. "Bahan-bahan yang digunakan juga ramah lingkungan karena merupakan produk olahan bukan kayu sehingga tidak menebang batang mangrove. Selain itu, batik mangrove menggunakan bahan dasar limbah propagul mangrove yang sudah busuk dan mengering sehingga ramah lingkungan," lanjutnya.    

Talk Show
MC 2023
Acara berikutnya adalah talk show bertema Anak Muda dan Ekonomi Hijau yang menghadirkan dua narasumber, yaitu Sdri. Maria Maylissa (Leader Regional Plastic Free Ocean Network Semarang) dan Bpk. Aria Pradana Wirawan, S.T. (Waste Management and Environment Enthusiast). 

"Kami mengkampanyekan kegiatan bebas plastik dengan beragam kegiatan yang kami inisiasi dengan tujuan agar lingkungan kita terbebas dari sampah plastik yang berbahaya bagi lingkungan," jelas Sdr. Maria. "Kami juga mengupayakan produk-produk plastik yang tidak sekali pakai agar dapat mengurangi menumpuknya sampah plastik di bumi," tambahnya.

Bpk. Aria menyampaikan mengenai pengalamannya dalam mengelola sampah dimana sampah didaur ulang dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

"Kami mengupayakan sampah yang didaur ulang agar dapat bermanfaat untuk masyarakat," kata Bpk. Aria. "Kami bekerja sama dengan bank-bank sampah yang mengajak masyarakat menabung sampah dan mengelolanya agar dapat meningkatkan nilai ekonomi bagi mereka," lanjutnya. 

Coaching Clinic MC 2023
Kegiatan dilanjutkan dengan Coaching Clinic Pengolahan Produk Olahan Makanan Berbahan Dasar Buah Mangrove yang dipandu oleh Ibu Mufidah.

Ibu Mufidah melakukan demonstrasi pembuatan kue lumpur menggunakan tepung mangrove jenis lindur (Bruguiera gymnorrhiza). Para peserta juga diberikan kesempatan untuk mencicipi hasil olahan tersebut. Para peserta tampak bersemangat dalam membantu Ibu Mufidah dalam memasak kue lumpur.

"Saya senang sekali mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan ini," kata Sdri. Sima Nursahida Haflah (Peserta MC 2023). "Kue lumpur mangrove ini enak sekali. Tidak menyangka, buah mangrove bisa diolah menjadi kue seenak ini," tambahnya.

Ibu Mufidah menjelaskan bahwa pembuatan aneka olahan jajanan mangrove ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.

"Pengolahannya juga ramah lingkungan karena kami mengambil buah mangrove yang matang untuk kami olah menjadi tepung sehingga dapat digunakan membuat aneka makanan," tuturnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan Coaching Clinic Pengenalan Dasar Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove yang disampaikan oleh Sdr. Diaz Adi Saputra (KeAMaT).

Sdr. Diaz mengenalkan mangrove dengan materi yang dipaparkan secara sistematis. Pada kesempatan ini, peserta mendapatkan bekal berupa pengetahuan mangrove dasar yang tentunya akan sangat berguna selepas MC 2023 selesai dilaksanakan.

"Selain untuk mencegah intrusi air laut ke daratan, mangrove juga berperan penting sebagai pencegah abrasi dan erosi pantai," kata Sdr. Diaz. "Tidak hanya itu, hutan mangrove juga merupakan sumber makanan dan dapat menghapus jejak emisi karbon di bumi mengingat kemampuannya dalam meyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak daripada hutan di daratan." jelasnya lebih lanjut.

Talk Show dan Coaching Clinic diakhiri dengan penyerahan plakat dan kenang-kenangan kepada para trainer dan narasumber oleh KeSEMaT.

Coaching Clinic Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove
Coaching Clinic Pembibitan, Penanaman, dan Pemantauan Mangrove dilaksanakan pada hari kedua yang dipandu oleh Sdr. Diaz. Kegiatan dilanjutkan dengan Penanaman dan Pemantauan 500 Bibit Mangrove di MECoK Ecopark, Jepara.

Pada kesempatan ini, KeSEMaT mengajak para peserta untuk ikut kegiatan penanaman dan pemantauan bibit mangrove jenis Rhizophora di MECoK Ecopark, Jepara.

Sebelum dilakukan penanaman mangrove, Sdr. Diaz memberikan edukasi mangrove mengenai teknik pembibitan aneka jenis mangrove yang baik dan benar.

"Pembibitan mangrove dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan bibit mangrove yang berkualitas agar pada saat ditanam menghasilkan persentase kelulushidupan bibit mangrove yang tinggi," kata Sdr. Diaz. "Agar mendapatkan bibit mangrove yang baik, salah satu caranya adalah memakai bedeng persemaian dengan persentase penutupan 50-75%," katanya lebih lanjut.

Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan aksi penanaman mangrove dengan jarak tanam 1x1 m. Jarak tanam ini dipilih mengingat tujuan penanaman mangrove kali ini untuk memitigasi bencana dengan menanam mangrove di hamparan dekat pantai Teluk Awur, Jepara.

Beberapa peserta mengaku bahwa ini merupakan pertama kalinya mereka menanam mangrove. Untuk itulah mereka merasa senang dapat mengikuti kegiatan penanaman di MECoK Ecopark, Jepara.

Sdri. Rena Sagita (MENWIRA) mengaku senang dapat mendampingi para peserta penanaman mangrove karena semangat para peserta seolah tidak pernah lelah dari awal keberangkatan di Semarang hingga Jepara.

"Senang sekali dapat mendampingi para peserta penanaman mangrove. Mereka aktif sekali dalam menanam mangrove hingga tak sadar 500 bibit mangrove sudah selesai mereka tanam," jelas MENWIRA. 

Keseluruhan kegiatan penanaman mangrove berlangsung dengan baik dan lancar yang diakhiri pada pukul 10.00 WIB dengan foto bersama.

Field Trip
Setelah penanaman mangrove, MC 2023 ditutup dengan field trip para peserta dan panitia ke Kura-Kura Ocean Park, Teluk Awur, Jepara.

"MC 2023 sungguh luar biasa. Semuanya berkesan. Kegiatannya sangat padat namun kami sangat menikmatinya karena banyak mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru seputar manfaat mangrove untuk ekonomi hijau dalam pembangunan berkelanjutan," ujar Sdri. Ummi Shofia Qurrata’ayun (MENDIKTAN). "Terima kasih kepada para peserta MC 2023 yang sudah secara aktif mengikuti MC 2023. Sampai jumpa di MC 2024," lanjutnya.

Keseluruhan kegiatan berjalan dengan baik dan lancar yang diakhiri dengan penutupan acara di BBPMP Jateng, pembagian sertifikat dan foto bersama. (ADM).

No comments:

Post a Comment