Memang, SA di Arboretum KeSEMaT seringkali tertutup, bahkan berubah tempat, berpindah lokasi dan bergeser ke beberapa titik, tanpa kami sadari. Pengalaman KeSEMaT bekerja di lapangan, ada beberapa SA yang selalu tertutup dan ada juga yang mengalami pergeseran pada saat selesai dilakukan penanaman mangrove di lokasi. Walaupun berulang kali dilakukan usaha penggalian dan pembukaan kembali, SA agaknya “bandel” dan kembali tertutup kembali, akibat pola pergerakan arus yang tidak menentu.
Hal ini, tentu saja menyulitkan kami. Selain harus berulangkali kembali dan kembali ke lapangan, pekerjaan penggalian pasir yang lumayan berat harus selalu kami lakukan. Semuanya, tentu saja untuk menjaga kelulushidupan bibit-bibit mangrove yang baru saja ditanam, agar bisa hidup dan tumbuh dengan maksimal.
Pengalaman kami membuktikan bahwa lokasi yang SA-nya tersumbat, kelulushidupan bibit mangrovenya sangat kecil. Hanya mencapai 10%, saja. Maka, setiap kali selesai mengadakan program penanaman dan pembibitan mangrove seperti Mangrove Cultivation dan Mangrove REpLaNT, beberapa minggu sesudahnya, KeSEMaTERS selalu kembali ke lapangan untuk mengecek SA-SA, ini.
Hasil dari konsistensi KeSEMaT dalam menjaga agar SA tak tertutup oleh pasir ini, berbuah manis. Di titik-titik yang SA-nya terjaga dengan baik, mangrove bisa tumbuh maksimal hingga kelulushidupannya mencapai 100%. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan SA adalah jangan membuat SA diluar dari pola alami aliran air. Buatlah SA yang mengikuti alur alami jalannya air.
Kesimpulan, selain melakukan pemeliharaan dan monitoring terhadap bibit-bibit mangrove, pembuatan dan pemeliharaan SA juga sangat penting dan wajib dilakukan untuk memperoleh kelulushidupan mangrove yang maksimal. Mari selamatkan mangrove kita. SEKARANG!
No comments:
Post a Comment