Banyak email yang masuk ke KeSEMaTMAIL, yang menanyakan tentang kapan tanggal pendaftaran MR 2008 mulai dibuka (?). Beberapa diantaranya bahkan ngebet sekali untuk daftar, karena tahun kemarin (2007), telat daftar dan atau tak dapat tempat, mengingat terbatasnya kuota MR.
Terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan apresiasinya bagi program mangrove tahunan, ini. Sejak dilaksanakan dari tahun 2003, MR terbukti menyedot banyak perhatian dari beragam kalangan. Mulai dari pelajar, mahasiswa, LSM, swasta dan pemerintahan sekalipun, semuanya saling bahu membahu dan bekerja secara bersama dalam menyukseskan penyelenggaraan MR di setiap tahunnya.
Sebagai informasi, MR yang mulai dilaksanakan pertama kali pada tanggal 29 – 30 Maret 2003, terus menerus diadakan oleh KeSEMaT secara kontinyu di setiap tahunnya, yaitu 2004, 2005, 2006, 2007, dan terakhir akan kembali diselenggarakan pada 18 - 20 Juni 2008, mendatang. Sebuah kontinyuitas ini, tentu saja adalah sebuah bentuk tanggung jawab moral KeSEMaT kepada mangrove yang telah banyak berperan penting dalam kehidupan manusia. Terlebih lagi, kekontinyuitasan ini juga untuk mendidik masyarakat luas agar tak pernah putus dalam berjuang merehabilitasi daerah pesisirnya yang gundul, karena usaha penanaman mangrove yang terputus, akan sangat sia-sia dan membuang waktu, tenaga plus uang, belaka. Berikut ini, rekapitulasi perjalanan MR KeSEMaT dari tahun 2003 sampai dengan 2007.
1. MR 2003. 29 – 30 Maret 2003. Peserta 120 orang. Lokasi Desa Teluk Awur, Jepara. Jenis bibit 3000 buah, terdiri dari 4 spesies. Kerjasama KeSEMaT dengan Pemda Jepara dan Wetlands International Indonesia Programme (WI-IP) Bogor.
2. MR 2004. 19 – 20 Juni 2004. Peserta 100 orang. Lokasi Desa Teluk Awur, Jepara. Jenis bibit 1500 buah, terdiri dari 5 spesies. Kerjasama KeSEMaT dengan Pemda Jepara dan donatur lokal Jepara.
3. MR 2005. 7 – 8 Mei 2005. Peserta 110 orang. Lokasi Desa Teluk Awur, Jepara. Jenis bibit 1000 buah, terdiri dari 5 spesies. Kerjasama KeSEMaT dengan Pemda Jepara dan dan donatur lokal Jepara.
4. MR 2006. 24 – 25 Juni 2006. Peserta 120 orang. Lokasi Desa Teluk Awur, Jepara. Jenis bibit 3500 buah, terdiri dari 4 spesies. Kerjasama KeSEMaT dengan Pemda Jepara Pemprov Jateng, Perhutani, Dinas-dinas dan LSM.
5. MR 2007. 29 – 30 Maret 2003. Peserta 120 orang. Lokasi Desa Teluk Awur, Jepara. Jenis bibit 3000 buah, terdiri dari 4 spesies. Kerjasama KeSEMaT dengan Pemda Jepara Pemprov Jateng, Perhutani, Dinas-dinas dan LSM.
Dari fakta di atas, terlihat bahwa setiap tahunnya, MR selalu dibanjiri oleh para peserta yang rata-rata terdiri dari para pelajar dan mahasiswa di Jawa Tengah. Sebenarnya, apa yang memikat, sehingga MR begitu digilai oleh “pelanggannya”?. Padahal, MR tidaklah gratis. Para peserta harus membayar sekian ribu rupiah untuk bisa mengikuti kegiatan konservasi mangrove berdurasi tiga hari, ini. Menurut survey yang telah dilakukan oleh KeSEMaT, ternyata selain kental unsur cinta mangrovenya (baca: konservasi mangrovenya), MR dicintai karena berbagai hal seperti berikut ini:
1. Meriah, karena di setiap MR pasti lebih dari 100 orang peserta yang mengikutinya.
2. Banyak pengetahuan mangrove yang didapatkan setelah mengikuti MR selama 3 hari.
3. A Lot of Fun. Walaupun padat kegiatan, para peserta dimanjakan dengan berbagai aktivitas yang tak membosankan seperti Sunset Photo Session dan Kuliner Mangrove, sehingga MR bagaikan liburan di Pantai Teluk Awur yang (sebenarnya) indah.
4. Banyak teman, banyak kenalan baru dari berbagai latar belakang keilmuan dan organisasi.
5. Seminar Nasional (SEMNAS)-nya mendatangkan praktisi yang berkualitas dan ahli dibidangnya (lihat foto di atas, pada saat SEMNAS MR 2007 tentang Nuklir dan Lingkungan yang mendatangkan tiga pembicara utama, yaitu (1) Dr. Lilo Sunaryo, LSM MAREM selaku pihak yang kontra PLTN, (2) Dr. Ferhat Aziz – BATAN sebagai pihak pro PLTN dan (3) Dr. Muhammad Nur, DEA - Praktisi Nuklir UNDIP yang bertindak sebagai penengah).
6. Door Prize. Beberapa kejutan diberikan Panitia MR kepada peserta selama MR berlangsung untuk mengakrabkan jalinan persaudaraan antara peserta dan panitia.
7. Kesempatan bertemu dan bertatap muka serta berdiskusi dengan masyarakat pesisir secara langsung, aktivis LSM, berbagai kelompok nelayan, pejabat dari dinas-dinas terkait di Semarang dan Jepara.
8. Di sesi Ramah Tamah, bisa langsung bertanya apapun mengenai mangrove, kepada Praktisi-praktisi mangrove KeSEMaT.
9. Fasilitas dan pernak-pernik MR yang menarik. Kaos, stiker, sertifikat, seminar kit, akomodasi di asrama dan fasilitas lainnya sangatlah lengkap.
Lebih dari itu, hasil dari MR juga sangat membanggakan. Sebuah lokasi tak lebih dari 1 Ha, yang dulunya tak ada mangrovenya sama sekali, kini di tahun 2008 sudah tertanami mangrove dengan lebatnya. Kelulushidupan mangrove hasil MR KeSEMaT adalah 100%. Hal ini tak lepas dari pola manajemen yang baik dan teknik pembibitan dan atau penanaman yang benar, yang telah dipraktekkan oleh KeSEMaT dan para peserta MR. Maka, sebuah penghargaan bergengsi ADHI BAKTI 2007, tak bisa dibendung lagi untuk tak diberikan kepada KeSEMaT oleh Gubernur Jawa Tengah.
Kabar baiknya lagi, konsep MR KeSEMaT ternyata mulai banyak diminati oleh organisasi dan instansi yang berniat melakukan upaya rehabilitasi mangrove di daerahnya. Mereka telah meminta kepada KeSEMaT untuk mendampingi proses restorasi lahan-lahan kritis di Demak, Semarang dan sekitar Jepara sendiri.
Selanjutnya, untuk MR 2008, KeSEMaT menetapkan akan kembali melaksanakannya di Teluk Awur Jepara, mengingat masih ada beberapa titik gersang tanpa mangrove. Titik-titik inilah yang menjadi target penanaman di MR 2008. Bagi rekan-rekan pelajar, mahasiswa dan masyarakat di seluruh Indonesia, yang tertarik mengikuti MR 2008 ini, KeSEMaT membuka kesempatan kepada Anda untuk menjadi peserta. Tunggu pembukaan pendaftarannya beberapa hari mendatang di KeSEMaTSITE dan KeSEMaTBLOG. Siap-siap. MR 2008 akan segera digelar. Jangan sampai telat daftar lagi, ya!
No comments:
Post a Comment