Semarang - KeSEMaTBLOG. Perwakilan dari KeSEMaT, yaitu Sdr. Mahbub Murtiyoso (Presiden KeSEMaT) dan Sdr. Febryadi Fajar Sulistyo (staf MENSEK) mengikuti Workshop Penyusunan Masterplan Pengembangan Ekowisata Kota Semarang yang diadakan oleh BAPPEDA Kota Semarang. Workshop ini diadakan di Balaikota Semarang, pada hari Selasa, 2 November 2016. Kegiatan tersebut dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB.
Workshop dihadiri oleh beberapa institusi pemerintahan, LSM, akademisi, kelompok masyarakat dan awak media untuk mendiskusikan isu dan pengembangan ekowisata di kota Semarang.
Acara diawali dengan sambutan, selanjutnya dilakukan pemaparan materi mengenai isu dan strategi pengembangan ekowisata kota Semarang.
"Workshop ini bertujuan untuk membicarakan strategi dari BAPPEDA dalam mengembangkan ekowisata kota Semarang yang difokuskan pada 10 destinasi ekowisata, yang terbagi menjadi 5 jenis atraksi ekowisata yaitu bahari, hutan, pegunungan, pertanian, dan sungai. Dalam sesi diskusi, KeSEMaT fokus pada jenis atraksi ekowisata, yaitu bahari yang meliputi pengembangan ekowisata mangrove Trimulyo, Tapak, Maron dan Mangunharjo," terang Sdr. Febryadi.
"Kami fokus pada hal tersebut, karena seperti yang kita ketahui bersama bahwa abrasi pantai utara Semarang sangat parah sehingga perlu adanya penanggulangan. Adanya pengembangan ekowisata mangrove, tentunya akan menjadi sesuatu hal yang positif. Selain untuk wisata, ekosistem mangrove juga menjadi solusi dalam penanggulangan abrasi pantai utara Semarang," tambah Presiden KeSEMaT.
"Harapannya, semoga pemerintah lebih gencar lagi dalam pengembangan ekowisata, terutama mangrove di kota Semarang," pungkasnya. (AS).
No comments:
Post a Comment