13.5.19

Reportase KeSEMaTHUNT KeSEMaTOUR 2019: Open Recruitment Anggota Baru KeSEMaT Angkatan XIX

Rembang - KeSEMaTBLOG. KeSEMaTHUNT KeSEMaTOUR (KHKT) merupakan serangkaian Tahapan Open Recruitment (Oprec) Calon Anggota Baru KeSEMaT (CABK) menjadi Anggota Baru KeSEMaT (ABK) Angkatan XIX. Terdapat hal yang berbeda pada tahun ini, dimana KHKT memiliki konsep dua gelombang, yaitu Batch 1 dan Batch 2 dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada lebih banyak mahasiswa Ilmu Kelautan dan Oseanografi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Diponegoro (UNDIP) agar dapat bergabung dengan industri mangrove kreatif dan afiliasi mangrove yang dikembangkan oleh KeSEMaT. Selain itu, KHKT tahun ini juga dilaksanakan di dua lokasi yang berbeda, yaitu Rembang dan Semarang.

Setelah Tahapan Seleksi Administrasi dan Pengumpulan Berkas CABK 2019 selesai dilakukan oleh Panitia KHKT 2019, maka tahapan awal yang harus dilalui para CABK adalah Tahapan Tes Wawancara dan Tahapan Tes Ujian Tulis. Tahapan ini dilakukan pada tanggal 22-23 Desember 2018 untuk Batch 1 dan 13 Februari 2019 untuk Batch 2. Tujuan dari kedua tahapan ini adalah untuk mengetahui potensi dalam diri CABK, mulai dari Ilmu Pengetahuan Mangrove, Kepemimpinan dan Organisasi, Public Speaking dan Kreatifitas dan Loyalitas dan Motivasi mereka.

Tahapan Tes Wawancara dan Tes Ujian Tulis
Pada tahapan ini, CABK diuji potensinya di tiga ruangan yang berbeda tema, yaitu Kepemimpinan dan Organisasi, Loyalitas dan Motivasi dan Public Speaking dan Kreatifitas. Tahapan ini juga dihadiri oleh para AMaT yang didampingi para KeSEMaTER lainnya.

Sebelum melewati Tahapan Tes Wawancara, CABK melakukan Tahapan Tes Ujian Tulis terlebih dahulu, dimana ujian ini bertujuan untuk menguji seberapa besar pengetahuan mangrove mereka.

"Di ruangan Kepemimpinan dan Organisasi ini, kami ingin mengetahui bagaimana cara mereka mengorganisir organisasi. Selain itu, kami juga ingin tahu karakter pribadi dan kepemimpinan mereka," kata Sdr. Raditya R. Ananta (MENPORSI). "Setelah itu, pada ruangan Loyalitas dan Motivasi, kami ingin tahu bagaimana loyalitas mereka kepada KeSEMaT dan motivasi mereka masuk KeSEMaT," tambahnya.

Selanjutnya, pada ruangan Public Speaking dan Kreatifitas, para CABK diminta untuk mendeskripsikan potensi yang dimilikinya, mulai dari seni, olahraga, soft skill, bahasa, teknologi informasi dan lain-lain.

Tahapan Pembekalan
Tahapan ini bertujuan untuk mengenalkan Calon Anggota KeSEMaT (CAMaT) dengan ekosistem kerja di Kantor KeSEMaT. Selain itu, pada tahapan ini juga dikenalkan mengenai informasi dasar organisasi KeSEMaT, yang diantaranya meliputi Undang-Undang Dasar KeSEMaT (UUDK), Undang-Undang KeSEMaT (UUK), Presentasi Proposal, Profil KeSEMaT, Pengenalan Afiliasi KeSEMaT, Kepemimpinan dan Organisasi, Loyalitas dan Kedisiplinan dan masih banyak lagi.

"Pada saat Presentasi Proposal, para CAMaT dituntut untuk menguasai materi proposal mereka sesuai dengan SOP yang telah kami berikan," terang MENPORSI. "Hal ini sangat penting mengingat kami memiliki kualitas kontrol proposal, terutama pada saat menyampaikannya kepada mitra kerja dan kolega kami," tambahnya.

Pada hari berikutnya, kegiatan diawali dengan pelaksanaan ibadah Salat Subuh terlebih dahulu. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan senam dan lari pagi, sembari diiringi dengan beberapa games yang dipimpin oleh panitia. Kegiatan diakhiri dengan sarapan bersama, kesan dan pesan dan pemberian nama spesies mangrove kepada para CAMaT.

"Saya sangat terkesan dengan keramahan KeSEMaT dalam memperlakukan CAMaT, " kata Sdri. Baeti Karomatul Hidayah, selaku peserta KHKT 2019. "Kami juga diajarkan bagaimana cara berpikir kritis pada saat berdiskusi, dan profesional mengatur waktu," tambahnya. 

Tahapan Diklat Mangrove I (DIKROVE I)
"Beberapa materi yang disampaikan pada Tahapan DIKROVE I, yang bertujuan untuk memperdalam informasi mengenai KeSEMaT dan Pengetahuan Mangrove, diantaranya adalah Public Speaking dan Lobbying dan KeSEMaT Prestasi," jelas Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden). "Ada juga materi tentang industri mangrove kreatif yang dikembangkan oleh KeSEMaT dan afiliasinya, seperti Mangrove Map, Mangrover Unite dan MANGROVEMAGZ serta materi tentang Herbarium Mangrove dan Nilai-nilai Organisasi," tuturnya.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari di Gedung D 111 FPIK UNDIP. DIKROVE I Batch 1 dilaksanakan pada tanggal 2-3 Januari 2019 dan Batch 2 dilaksanakan pada tanggal 18-19 Februari 2019.

Kegiatan dimulai pada pukul 08.00-16.30 WIB yang diawali dengan sambutan dan doa oleh Presiden dan Ketua Panitia. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh pemateri.

"Pada DIKROVE I ini, saya mendapatkan ilmu baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya. Salah satunya, yaitu bagaimana cara melakukan Analisis Vegetasi Mangrove," tutur Sdr. Frans Alexander Nainggolan, selaku CAMaT XIX. "Ternyata dalam Analisis Vegetasi Mangrove ini, tidak hanya memiliki satu metode saja, melainkan banyak metode. Saya juga mendapat pencerahan mengenai ilmu organisasi, terutama teknik menghadapi permasalahan dan bagaimana cara mendapatkan soluisnya," tambahnya.

Dalam acara ini, juga terdapat beberapa games yang bertujuan untuk mengakrabkan CAMaT XIX. Kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan baru sebagai bekal para CAMaT XIX pada saat bekerja di KeSEMaT.

Tahapan Ujian DIKROVE I
Tahapan Ujian DIKROVE I dilaksanakan di Kantor KeSEMaT pada tanggal 5 Januari 2019 (Batch 1) dan tanggal 21 Februari 2019 (Batch 2). Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kompetensi yang dimiliki oleh para CAMAT XIX setelah mendapatkan banyak materi mengenai organisasi dan pengetahuan mangrove pada tahapan-tahapan sebelumnya.

Kegiatan dibagi menjadi dua sesi, yaitu Sesi Ujian Tulis dan Sesi Ujian Presentasi. Kedua sesi bertujuan untuk menguji seberapa besar persentase pengetahuan mangrove yang berhasil diserap oleh para CAMaT XIX.

"Keseluruhan kegiatan pada Tahapan KeSEMaTHUNT berjalan dengan baik dan lancar. Para CAMaT XIX juga terlihat sangat antusias dalam mengikuti semua prosesnya," jelas Sdr. Muhammad Zaky Afkar Al Hazmi (MENWIRA), selaku Ketua Panitia HKT 2019. "Tahapan ini merupakan tahapan terakhir, sebelum Tahapan Pelantikan Lapangan ABK XIX yang di tahun ini, akan dilaksanakan di Desa Pasar Banggi, Rembang," jelasnya lebih lanjut.

KeSEMaTOUR (KT)
Pada tahun ini, KT dilaksanakan pada tanggal 26-28 Februari 2019 di Desa Pasar Banggi, Rembang. Kegiatan ini merupakan rangkaian tahapan Oprec CAMaT XIX yang hanya diikuti oleh 15 CAMaT terpilih yang telah lolos pada tahapan-tahapan sebelumnya.

"KT bertujuan untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan yang sudah diberikan pada tahapan KHKT 2019 sebelumnya dan mengaplikasikannya secara langsung di lapangan nantinya," kata Presiden. "Ada Prosesi Pelantikan Lapangan KeSEMaTER XIX yang berarti sebuah simbolisasi bahwa CABK XIX telah resmi menjadi ABK XIX," terangnya lebih lanjut.

Kegiatan ini diawali dengan berkumpul di Kantor KeSEMaT untuk keberangkatan menuju ke Rembang. Acara dimulai dengan sambutan Ketua Panitia dan Presiden serta doa bersama yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan. Setelah itu, rombongan peserta dan panitia berangkat ke Rembang. Perjalanan memakan waktu selama kurang lebih empat jam.

Pembuatan Transek Mangrove
Sesampainya di Desa Pasar Banggi, para CAMaT XIX berkumpul di Aula Ekowisata Jembatan Merah, Rembang untuk briefing. Acara selanjutnya adalah Pembuatan Transek Mangrove yang dipimpin oleh Sdr. Ababil (MENWEBNET), selaku Koordinator Lapangan.

Pembuatan transek ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada para CAMaT mengenai bagaimana teknik membuat transek mangrove yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis vegetasi mangrove di lapangan.

"Para CAMaT XIX terlihat sangat antusias dalam pembuatan transek mangrove ini, karena dengan metode ini, maka akan dapat memudahkan mereka dalam melakukan riset analisis vegetasi di lapangan," kata Sdr. Bambang Jati Laksono (MENSETSI), selaku Panitia KHKT 2019.

Ramah Tamah dan Sarasehan Mangrove bersama Masyarakat Rembang
Pada malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan acara 'Ramah Tamah dan Sarasehan Mangrove bersama Masyarakat Rembang' antara CAMaT XIX dan KeSEMaTER dengan para warga dan tokoh masyarakat di Desa Pasar Banggi, Rembang.

"Malam harinya, kegiatan ramah tamah kembali dilakukan di aula dengan menghadirkan salah satu tokoh mangrove yang ada di Desa Pasar Banggi, yaitu Mbah Yadi," jelas Sdr. Raditya. "Beliau merupakan 'Profesor Mangrove' yang terkenal, tak hanya di Desa Pasar Banggi saja, melainkan sudah tingkat nasional karena pernah bertemu dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," tambahnya.

Kegiatan ini berjalan dengan serius tetapi tetap santai. Terjadi interaksi yang baik antara Mbah Yadi dan tokoh masyarakat Rembang dengan para CAMaT XIX dan KeSEMaTER, yang ingin menimba ilmu dari mereka yang notabene sudah puluhan tahun berpengalaman dalam mengelola mangrove di kawasan pesisir Rembang.

"Saya merasa menjadi orang yang paling beruntung karena dapat bertemu langsung dan mendengarkan cerita dari salah satu Tokoh Mangrove Nasional, yaitu Mbah Yadi," tutur Sdr. Fadzil Eka Jaya Saputra, selaku peserta diskusi. "Cerita yang disampaikan beliau sangat inspiratif, penuh perjuangan demi menyelamatkan mangrove yang ada di desa ini," tambahnya.

MENPORSI mengharapkan bahwa selesai kegiatan ini, maka ilmu yang diperoleh dapat dipergunakan oleh CAMaT XIX sebagai bekal semangat, inspirasi dan motivasi dalam menjalani segala pekerjaan yang dibebankan kepada mereka pada saat bekerja di KeSEMaT, nantinya.

Praktik Analisis Vegetasi Mangrove
Pada hari kedua, yaitu tanggal 27 Februari 2019, kegiatan dilanjutkan dengan Praktik Analisis Vegetasi Mangrove. Kegiatan ini menuntut para CAMaT XIX agar dapat menerapkan ilmu yang sudah mereka dapatkan selama KHKT 2019 ke lapangan secara langsung.

"Pada hari kedua ini, materi yang dipraktikkan, diantaranya adalah Pengambilan Data Analisis Vegetasi Mangrove berikut Analisis Datanya, Presentasi, Diskusi, Tanya Jawab dan Debat Permasalahan Mangrove untuk memperdalam penyerapan materi mangrove dari para CAMaT," tutur MENPORSI. "Dalam prosesnya, para CAMaT juga terus idampingi oleh para panitia dan AMaT yang turut hadir pada kegiatan ini," jelasnya lebih lanjut.

Praktik lapangan diawali dengan penggelaran transek kuadran di lapangan yang titik-titiknya sudah ditentukan sebelumnya melalui GPS. Setelah itu, para CAMaT mengambil dan mengamati data-data mangrove seedling, sapling dan tree yang terdapat di kuadran transek mereka untuk diolah pada Sesi Pengolahan Data.

"Saya melihat, para CAMaT XIX ini sudah menguasai teknik yang kami ajarkan dengan baik," kata Sdr. Muksin Purnama (DP), selaku Pemateri Analisis Vegetasi Mangrove. "Saya senang, karena secara umum, mereka sudah paham materi ini, sehingga siap diterjunkan ke lapangan, melakukan riset mangrove bersama kami ke berbagai pesisir di Indonesia," lanjutnya.

Selanjutnya, setelah mendapatkan data lapangan, maka dilakukan pengolahan data untuk menghitung keseragaman, keanekaragaman, indeks dominansi spesies, basal area, nilai penting dan lain-lain, dalam rangka penghitungan kesehatan ekosistem mangrove di Desa Pasar Banggi, Rembang.

Presentasi, Diskusi, Debat dan Pentas Seni
Sesi Presentasi dan Diskusi berlangsung seru. Sesi ini mengharuskan setiap kelompok untuk mempresentasikan materi yang telah diterima selama dua hari ini. Nama kelompok ini adalah nama-nama spesies mangrove. Untuk itu, panitia juga mengharuskan para CAMaT mempresentasikan ciri-ciri, habitat, taksonomi, fungsi dan manfaat spesies mangrove tersebut. Sesi ini menghadirkan beberapa Dewan Juri dari AMaT yang berpengalaman di bidangnya masing-masing.

Acara selanjutnya, yaitu Sesi Debat. Sesi ini mengangkat tema Reklamasi Teluk Benoa, Bali. Pada sesi ini, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan seputar pro dan kontra reklamasi yang terjadi di kawasan pesisir Bali, tersebut. Debat dipimpin oleh Sdri. Anissa A. Suparyadi (MENKOMSI), selaku Moderator Debat.

"Debat berlangsung seru. Para CAMaT XIX ternyata sangat kritis dalam menyampaikan pendapat pribadinya. Tentunya, hal ini baik, mengingat di KeSEMaT nantinya, mereka akan bertemu langsung dengan masyarakat, akademisi, LSM, CSR dan pihak lainnya yang membutuhkan pemikiran kristis dari kami dalam memberikan solusi perihal permasalahan proyek rehabilitasi mangrove yang mereka kerjakan," jelas MENKOMSI.

Malam harinya, kegiatan dilanjutkan dengan Sesi Pentas Seni yang menampilkan beragam seni pertunjukan bertemakan mangrove, diantaranya menyanyi, drama musikal, puisi dan menari.

"Bangga dan terharu menyaksikan Drama Musikal Mangrove yang ditampilkan oleh para CAMaT XIX. Saya sempat menitikkan air mata karena begitu menyentuh hati," terang Sdri. Iis Meinarwati (MENDIKTAN), selaku Panitia KHKT 2019. "Materi Pentas Seni tahun ini benar-benar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bagus sekali. Saya juga melihat munculnya talenta baru di bidang musik, musikalisasi puisi, orasi dan lain-lain yang nantinya akan kami eksplorasi untuk mengkampanyekan mangrove dengan konsep baru, bersama ABK XIX," tambahnya lebih lanjut.

Penanaman Mangrove dan Pelantikan Lapangan ABK XIX
Pada tanggal 28 Februari 2019 diselenggarakan tahapan terakhir dalam KHKT 2019, yaitu Pelantikan Lapangan ABK XIX yang diikuti oleh 15 CAMaT XIX. Pelantikan ini dihadiri langsung oleh AMaT dan perwakilan Tokoh Masyarakat di Desa Pasar Banggi, Rembang.

Sebelum dilaksanakan proses pelantikan, para CAMaT XIX melakukan Sesi Aksi Penanaman Mangrove dengan konsep polikultur yang ditanam di sekitar Kawasan Hutan Mangrove Desa Pasar Banggi dengan menggunakan jenis mangrove dari spesies Avicennia marina.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pelantikan yang diawali dengan sambutan dari Ketua Panitia, Presiden KeSEMaT, Perwakilan AMaT dan Perwakilan Tokoh Masyarakat. Setelah itu, dilakukan Pelantikan Lapangan ABK XIX di lumpur mangrove.

Sdr. Raditya memanggil satu per satu nama CAMaT XIX untuk maju ke depan. Kemudian, dilakukan simbolisasi pengubahan status dari CABK XIX menjadi ABK XIX dengan cara menyiramkan lumpur ke tubuh mereka.

"Saya sangat terharu, juga sangat senang, sampai tidak terasa saya meneteskan air mata ketika nama saya dipanggil ke depan dan dinyatakan lolos menjadi ABK XIX," kisah Sdr. Gagas Tri Pamungkas, salah satu ABK XIX. "Perjuangan hingga mendapatkan gelar ABK XIX sangat panjang dan berliku, penuh ujian mental dan pemikiran, juga dibutuhkan fisik yang kuat karena tahapannya sangat panjang hingga dua bulan penuh, secara simultan," tambahnya.

Keseluruhan rangkaian KHKT 2019 diakhiri dengan Penutupan di Aula Ekowisata Jembatan Merah. Pada kesempatan ini, diberikan Plakat dan Kenang-kenangan dari KeSEMaT kepada Lurah Desa Pasar Banggi dan beberapa tokoh masyarakat. Kegiatan ditutup dengan foto bersama dan persiapan pulang ke Semarang. (ADM/RRA/AP).

No comments:

Post a Comment