Tuban - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 12-14 Januari 2017, KeSEMaT sukses menyelenggarakan kegiatan tahunannya, yaitu KeSEMaTOUR (KT) 2017. Merupakan tahap akhir Open Recruitment anggota baru KeSEMaT, kegiatan ini dipusatkan di MCT (Mangrove Center Tuban). KT 2017 diikuti oleh peserta dari seluruh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang ada di UNDIP.
Bertema Langkah Mangrover Hijaukan Bumi, tujuan dari tahapan ini adalah agar para Calon Anggota KeSEMaT (CAMaT) XVII dapat menerapkan ilmu mangrove yang sudah didapatkan pada Tahapan Pembekalan dan DIKROVE I, sekaligus melakukan pelantikan lapangan bagi CAMaT XVII yang lolos KHKT 2017.
Hari pertama, 24 orang CAMaT XVII berkumpul di POM Universitas Diponegoro dan bersiap untuk menuju ke Tuban. Para CAMaT XVII begitu semangat dan antusias, karena ini pertama kalinya mereka terjun ke ekosistem mangrove secara langsung.
Diskusi mangrove bersama masyarakat
Sesampainya di Tuban, para CAMaT XVII istirahat sejenak di gazebo yang terdapat di pinggir pantai, setelah itu mendirikan tenda yang sudah disediakan oleh panitia dan membuat transek kuadran dengan menggunakan tali rafia.
Transek kuadran tersebut akan digunakan untuk kegiatan Analisis Vegetasi (AVEG) mangrove, pada keesokan harinya.
"Pada malam harinya, CAMaT XVII menjalani sesi ramah tamah yang dihadiri oleh Bpk. Ali Mansur selaku Direktur Utama MCT dan salah satu tokoh yang mendirikan MCT di Tuban," jelas Sdri. Maudina Eva A. (staf MENKOMSI) selaku ketua pelaksana.
Ramah tamah ini bertujuan untuk menambah ilmu mangrove secara langsung dan berbagi cerita dengan nara sumber yang berpengalaman dalam bidang rehabilitasi mangrove, yaitu para penggiat mangrove di Tuban.
CAMaT XVII sangat antusias dalam bertanya dan sangat ingin mengetahui keadaan mangrove di Tuban. Nara sumber juga terlihat antusias menjelaskan keadaan mangrove di Tuban.
"Saya bangga bisa bertemu langsung dengan Direktur MCT Tuban, yaitu Pak Ali Mansur. Pengalamannya begitu banyak dan semangatnya dalam melakukan rehabilitasi mangrove di Tuban ini juga patut untuk dicontoh," tutur salah satu CAMaT XVII.
"Saya berharap, ilmu mangrove yang mereka dapatkan di Tuban ini, nantinya bisa diterapkan di KeSEMaT, juga di daerahnya masing-masing, untuk menyelamatkan mangrove di Indonesia, demi masa depan yang lebih baik," jelas Sdri Maudina lebih lanjut.
Praktik analisis mangrove
Hari kedua, tanggal 13 Januari 2017 merupakan hari yang sangat sibuk bagi para CAMaT XVII, karena pada hari itu, CAMaT XVII mulai mempraktikkan secara langsung materi yang telah diberikan sebelumnya.
Materi-materi tersebut, diantaranya adalah pengambilan data AVEG Mangrove, Pengolahan Data Analisis Vegetasi, Presentasi, dan Debat.
CAMaT XVII melakukan AVEG mangrove didampingi oleh KeSEMaTER dan para Alumni KeSEMaT (AMaT).
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui keadaan mangrove dan mendapatkan data lapangan.
Setelah data lapangan didapatkan, para CAMaT XVII melakukan pengolahan data yang dibantu oleh KeSEMaTER dan para AMaT.
Pengolahan data bertujuan agar data yang telah didapatkan, selanjutnya diinterpretasikan dan dianalisis kondisi mangrovenya.
Acara selanjutnya adalah presentasi nama kelompok. Sebelumnya, CAMaT XVII dibagi kelompok, dengan nama kelompok yang berasal dari nama spesies mangrove. Nama kelompok kemudian dipresentasikan secara berurutan, di hadapan para dewan juri.
“Secara keseluruhan, teknik para CAMaT XVII dalam berpresentasi sudah sangat bagus. Presentasi juga sudah dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu moderator dan pembicara, dan juga mekanisme saat melakukan presentasi, patut diacungi jempol,” ujar Sdr. Ardyan Syahputra (DP) yang pada saat itu bertindak sebagai salah satu Dewan Juri.
"Kegiatan dilanjutkan dengan sesi debat. Sesi debat ini dipimpin oleh Staf Ahli MENPORSI Kabinet Pramudya, yaitu Sdri. Aulia Putri Aji.
Para CAMaT XVII dibagi menjadi empat bagian, yaitu menjadi investor, pendukung investor, masyarakat sekitar, serta para mangrover, pecinta mangrove," tambah Sdr. Ardyan.
Materi debat mengangkat tema tentang keinginan para investor untuk melakukan penggunaan lahan hutan mangrove sebagai pabrik semen. Tentu saja, keinginan tersebut menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak.
Acara di hari kedua ditutup dengan pentas seni (pensi) dari tiap kelompok. Tiap kelompok menampilkan pensi, seperti musikalisasi puisi, akustik, drama, fashion show dan menari bertema mangrove yang sudah mereka persiapkan.
"Pentas seni berlangsung sangat meriah dan seru, dengan banyaknya AMaT yang menyaksikan," kata Sdri. Ema S. (MENSETSI).
Pelantikan ABK
Hari Sabtu, 14 Januari 2017, merupakan hari ketiga. Hari ini, dilakukan pelantikan CAMaT untuk menjadi Anggota Baru KeSEMaT (ABK). Kegiatan pelantikan dilakukan oleh para panitia KHKT XVII beserta para AMaT, yang melantik sebanyak 24 ABK.
Pelantikan ini dilangsungkan di muara sungai MCT. Sebelum dilakukan pelantikan, para CAMaT melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai MCT. Jenis mangrove yang ditanam adalah Avicennia marina.
Pelantikan dimulai, satu persatu ABK dipanggil ke depan oleh Sdr. Hatta Adi Failasuf (MENPORSI). Selanjutnya, peresmian pelantikan mereka akan dilakukan oleh Pembimbing KeSEMaT, pada saat KeSEMaTINAUGURATION (KI) yang akan diselenggarakan di bulan Maret 2017. (RM/TB/AS).
No comments:
Post a Comment