Ujung Piring - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 27 Juni 2019, KeSEMaT melalui salah satu departemennya, yaitu DEPDIKTAN sukses menyelenggarakan salah satu program tahunannya, yaitu KeSEMaT Goes To Arboretum (KGTA). KGTA dilakukan dengan tujuan untuk semakin memperkaya ilmu dan pengetahuan mangrove para KeSEMaTER serta memperbanyak pengalaman mangroving mereka. KGTA kali ini juga diisi dengan kegiatan pembuatan bedeng persemaian di MECoK dan identifikasi mangrove di Pantai Ujung Piring, Jepara.
Sdr. Ilham Kuncahyo (Presiden) mengatakan bahwa pada KGTA kali ini, semua KeSEMaTER akan mendapatkan materi yang belum pernah diajarkan di KeSEMaTHURSDAY (KTD): Kelas Mangrove Sore, yaitu Pembuatan Bedeng Persemaian Mangrove. Pembuatan bedeng kali ini merupakan pembuatan bedeng yang baru, setelah bedeng yang lama sudah tidak dapat digunakan lagi.
Bedeng persemaian yang telah dibuat ini, nantinya akan digunakan oleh KeSEMaT dalam sesi pembibitan di acara Mangrove Cultivation (MC) 2019. Bedeng yang dibuat memiliki luas 16 meter persegi yang dapat menampung sekitar 800 hingga 1.000 bibit mangrove.
Pre-Test Mangrove
“Bedeng KeSEMaT kali ini diharapkan dapat digunakan dalam MC 2019 nanti, guna praktik pembibitan mangrove yang akan diikuti oleh para peserta dari seluruh Indonesia,” ujar Sdri. Clara Azalia Belinda (MENKEU), selaku Ketua Pelaksana MC 2019.
Kegiatan pertama dimulai pada pukul 07.00 WIB di Marine Science Techno Park (MSTP) UNDIP di Teluk Awur, Jepara dengan melakukan pre-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui pengetahuan mangrove KeSEMaTER sebelum mengikuti rangkaian KGTA 2019.
Setelah pre-test, dilakukan penjelasan materi mengenai Teknik Pembibitan dan Pengambilan Buah Mangrove oleh Sdri. Iis Meinarwati (MENDIKTAN).
“Pengambilan propagul mangrove Rhizopora dapat dilakukan dengan melihat cincin kuning yang terletak di bawah buahnya," terangnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan dengan penyempaian materi Pembuatan Bedeng Persemaian Mangrove oleh Sdr. Frans A Nainggolan (Staf MENDIKTAN).
“Dalam pembuatan bedeng persemain mangrove harus diperhatikan beberapa hal, seperti zona pasang surut, jarak lokasi bedeng dengan area penanaman dan jenis buah mangrove yang akan dibibitkan” ungkap Sdr. Frans.
Pembuatan Bedeng Persemain Mangrove
Setelah semua materi selesai disampaikan, kegiatan dilanjutkan dengan pembuatan bedeng. Peserta KGTA dibagi menjadi tiga tim. Ketiga tim, secara berturut-turut bertanggung jawab menyiapkan kerangka bedeng persemaian, lahan bedeng persemaian dan mengumpulkan buah mangrove untuk disemaikan.
Pembuatan bedeng persemaian dilakukan pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB. Setelah bedeng selesai didirikan, semua KeSEMaTER kembali ke tempat penginapan untuk beristirahat sejenak dan bersih diri.
Pada pukul 16.00 WIB, semua KeSEMaTER bergegas menuju ke Pantai Ujung Piring, Jepara. Sampai di lokasi, MENDIKTAN langsung membimbing KeSEMaTER untuk melakukan identifikasi mangrove.
Identifikasi yang dilakukan meliputi bentuk akar, batang, daun, bunga dan buah mangrove. Hasil identifikasi juga didokumentasikan yang akan didiskusikan pada saat KTD di Semarang.
Explore Mangrove Ujung Piring, Jepara
“Jenis mangrove yang ada di Ujung Piring ini, memiliki keanekaragaman yang luar biasa. Ada jenis mangrove yang tidak ditemukan di Semarang, namun ada di sini. KGTA benar-benar menambah ilmu mangrove saya,” ujar Sdri. Sari Poncowati (Staf MENSEK), selaku peserta.
KGTA selesai pada pukul 18.00 WIB. Acara ditutup dengan doa bersama dan setelahnya semua KeSEMaTER berangkat menuju ke Semarang.
"Diharapkan, melalui KGTA kali ini, maka akan dapat menambah wawasan KeSEMaTER dalam membuat bedeng persemaian mangrove, juga bisa tahu cara melakukan pembibitan, identifikasi dan pengkayaan spesies mangrove," kata Presiden. "KeSEMaTER diharapkan juga dapat mengaplikasikan materi yang didapat ke masyarakat pada saat memberikan penyuluhan di lapangan nanti," pungkasnya. (FAN/ADM).
No comments:
Post a Comment