1.7.19

Peserta dari Yogyakarta Ikuti Pelatihan Mbak Jamat di SMC Jateng

Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 16 Juni 2019, mulai dari pagi hingga petang, DEPWIRA selaku koordinator program Pelatihan Mbak Jamat: Jajanan Mangrove KeSEMaT (Jamat) sukses menyelenggarakan Pelatihan Aneka Jamat yang diikuti oleh dua orang peserta dari Yogyakarta. Pelatihan dilaksanakan di Semarang Mangrove Center (SMC), Desa Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) yang merupakan Pusat Jajanan dan Batik Mangrove Semarang yang dikelola oleh warga binaan KeSEMaT.

Peserta pelatihan kali ini adalah Sdri. Andrika Permatasari dan Sdr. Alfa Gasani, keduanya adalah pengurus Akar Embun, sebuah organisasi nirlaba asal Yogyakarta.

"Awalnya, para pengurus Akar Emun adalah pelanggan Mbak Jamat," kata Sdr. Ababil (MENWEBNET), selaku koordinator pelatihan. "Selanjutnya, berkenaan dengan program pengembangan masyarakat yang akan mereka jalankan di luar Jawa, maka Mas Aga dan Mbak Kea merasa perlu untuk belajar tentang Jamat, sehingga mengikuti pelatihan kami, sebagai bekal pengetahuan mereka di sana," tambahnya.

Pelatihan dilaksanakan selama lima jam, dimana para peserta dilatih untuk membuat tepung mangrove, stik mangrove dan juga kerupuk mangrove sesuai yang mereka minati. Materi pelatihan sudah didesain sedemikian rupa oleh KeSEMaT yang dituangkan dalam sebuah kurikulum Jamat, sehingga selepas pelatihan, para peserta memiliki keahlian mengolah Jamat.

Kurikulum Pelatihan Mbak Jamat, terdiri dari tujuh materi, yaitu:
1. Pengenalan dasar mangrove.
2. Pengenalan buah mangrove.
3. Pemilihan buah mangrove untuk penepungan.
4. Pengolahan tepung mangrove.
5. Praktik dua resep jajanan mangrove.
6. Praktik pengemasan produk.
7. Pemasaran produk.

Peserta tampak antusias dan bersemangat ketika mengikuti pelatihan. Olahan mangrove pertama yang dibuat adalah tepung mangrove.

“Pembuatan tepung ini sangat mengasyikkan dan tidak terlalu sulit. Hanya dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam proses pembuatannya,” kata Sdr. Alfa.

Setelah membuat tepung, pelatihan dilanjutkan dengan membuat kerupuk mentah dan stik mangrove. Setelah membuat beberapa olahan, kemudian peserta mencicipi hasil buatannya.

“Kerupuk mangrove ini punya cita rasa yang khas. Berbeda dengan kerupuk pada umumnya. Rasanya enak, gurih dan terdapat rasa khas mangrovenya, setelah kerupuk masuk ke mulut, saat dikunyah. Pokoknya, kalian harus coba,” terang Sdri. Andrika.

Tahap selanjutnya adalah peserta diajarkan cara mengemas Jamat sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu lama dengan cita rasa yang tetap terjaga. 

Setelah praktik di dalam ruangan, Ibu Mufidah selaku trainer pelatihan juga mengajak para peserta untuk terjun langsung ke lapangan melihat buah mangrove jenis Bruguiera dan Avicennia sebagai bahan baku utama Jamat. Ekosistem mangrove terletak di belakang lokasi pelatihan

Pada saat di lapangan, peserta diajarkan teknik memilah dan memilih buah mangrove matang siap petik, untuk dijadikan bahan baku Jamat.

"Saya mewajibkan hanya buah yang matang saja yang boleh diolah," jelas Ibu Mufidah, selaku koordinator warga binaan KeSEMaT. "Hal ini untuk menjaga regenerasi dan kelestariannya. Kelompok kami juga rutin menanam dan menjaga mangrove di sini agar stok buahnya tetap tersedia setiap saat," jelasnya lebih lanjut.

Pelatihan di luar ruangan tidak kalah asyiknya dengan pelatihan di dalam ruangan. Sembari menikmati suasana sore di kawasan mangrove, peserta juga dijelaskan beberapa spesies mangrove dan pemanfaatannya.

"Peserta tampak senang mengikuti pelatihan di luar ruangan, karena bisa sambil berjalan-jalan di kawasan mangrove Mangkang Wetan," kata Sdr. Ababil. "Pelatihan berakhir pada saat matahari tenggelam, yang diakhiri dengan pembagian sertifikat," pungkasnya. (ABL/AP/ADM).

No comments:

Post a Comment