(25/10/21).
Rombongan berjumlah belasan orang, terlihat sangat antusias dalam kegiatan ini. Di Kantor KeSEMaT, Presiden menceritakan kiprah KeSEMaT dalam upaya penyelamatan lingkungan mangrove di pesisir, yang sudah dimulai sejak tahun tahun 2001 sampai dengan sekarang.
“KeSEMaT sudah berumur 20 tahun, dan terus berkembang. Saat ini, KeSEMaT juga sudah memiliki afiliasi mangrovenya, antara lain ada yayasan, yaitu IKAMaT, relawan bernama KeMANGTEER, perusahaan yang menjual produk olahan mangrove KeMANGI, dan komunitas alumni kami bernama KeAMaT. Hal ini kami inisiasi, agar semua lini masyarakat dapat mengetahui fungsi dan manfaat dari mangrove,” jelas Presiden.
Sdr. Ghifar juga menjelaskan mengenai tiga kelompok warga binaan KeSEMaT yang mengolah aneka olahan berbahan baku non kayu dari mangrove, yaitu kopi, jajanan dan batik yang berada di Semarang Mangrove Center (SMC), Jawa Tengah (Jateng), yang terletak di Mangkang Wetan dan Mangunharjo, yang masing-masing bernama Arjuna Berdikari, Bina Citra Karya Wanita dan Srikandi Pantura.
Selepas berdiskusi mengenai mangrove dan pengembangan warga pesisirnya, Alabama Indonesia berkunjung ke Sekretariat IKAMaT, yang diterima secara langsung oleh Bpk. Ganis Riyan Efendi (Direktur Utama).
Bpk. Ganis menyambut kedatangan rombongan, yang dilanjutkan dengan sharing pengalaman antara kedua instansi. Setelah diskusi, Bpk. Ganis mengajak rombongan untuk makan siang bersama di Sekretariat IKAMaT.
Setelah melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor KeSEMaT dan Sekretariat IKAMaT, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke warga binaan KeSEMaT di SMC, Jateng.
Rombongan sampai di SMC pada pukul 15.00 WIB yang disambut hangat oleh Ibu-ibu warga binaan KeSEMaT. Presiden mengenalkan warga binaan KeSEMaT dan menceritakan kisah sukses KeSEMaT dalam mengembangkan warga binaannya, selama kurang lebih 10 tahun ini.
“Kami ucapkan selamat datang kepada Bapak dan Ibu Yayasan Alabama Indonesia di SMC Jateng. SMC Jateng merupakan lokasi, dimana warga binaan KeSEMaT memproduksi jajanan, batik dan kopi mangrove," jelas Presiden. "Bina Citra Karya Wanita merupakan kelompok yang mengolah segala macam jajanan mangrove dan Srikandi Pantura merupakan kelompok yang khusus membuat pewarna alami batik dari limbah mangrove, sedangkan Arjuna Berdikari merupakan kelompok pengolah kopi mangrove,” terangnya lebih lanjut.
Kegiatan dilanjutkan dengan sharing pengelolaan mangrove antara warga binaan KeSEMaT dengan Alabama Indonesia. Ibu Mufidah, selaku Ketua Bina Citra Karya Wanita mengharapkan agar pengalamannya dalam mengolah aneka olahan dari mangrove, dapat menjadi ilmu baru bagi Alabama Indonesia, dalam pengembangan produk-produk hasil olahan mangrove di Banten.
“Kami berharap dengan adanya kegiatan studi banding dan field trip ini, maka akan dapat menambah insight baru bagi kami, dalam pengelolaan mangrove dan pengembangan warga pesisir di Banten," kata Sdr. Nanda, dari Alabama Indonesia. "Kegiatan KeSEMaT dan afiliasinya memang sangat menginspirasi, terutama dalam hal pengembangan warga pesisirnya," lanjutnya.
Alabama Indonesia juga berharap agar kegiatan ini dapat menjadi modal awal bagi mereka dalam melaksanakan upaya penyelamatan pesisir, sembari menambah tali silaturahmi mereka dengan KeSEMaT dan afiliasinya. Keseluruhan acara berlangsung dengan baik dan lancar, yang diakhiri dengan foto bersama. (GNA/AP/ADM).
No comments:
Post a Comment