Jepara - KeSEMaTBLOG. Adalah Sdr. Kamto Wahyono (MENDIKTAN), yang saat ini sedang MANGROVING di Jepara. Dalam petualangannya di Mangrove Education of KeSEMaT (MECoK), dia menyajikan reportase menarik mengenai Tancang dan Buta-buta, dua jenis mangrove yang dijumpai di MECoK, untuk Anda. Selamat membaca.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan mangrove sangat luas. Luas mangrove Indonesia, tercatat terluas kedua setelah Brazil. Ekosistem mangrove banyak dijumpai di kawasan pesisir, laguna, delta dan rawa payau. Ekosistem mangrove yang terdapat di Pantai Utara Jawa misalnya, merupakan salah satu bukti nyata bahwa keberadaaan mangrove di Indonesia mampu memberikan pengaruh besar bagi kehidupan masyarakat yang hidup di sekitarnya.
Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan ekosistem mangrove merupakan habitat atau tempat hidup bagi biota-biota laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi, seperti ikan, kepiting, udang dan lain sebagainya. Sesuai dengan fungsi ekologisnya, ekosistem mangrove merupakan tempat mencari makan, memijah dan beranak pinak bagi biota-biota yang hidup di dalam maupun di luar ekosistem mangrove sehingga mendukung besar dan tingginya keanekaragaman flora dan faunanya.
Tancang
Nah, pernahkah Anda mendengar kata tancang? Bagi masyarakat pesisir, pasti sudah sangat sering sekali mendengar atau bahkan sudah pernah melihatnya. Tancang adalah nama daerah jenis mangrove, Bruguiera sp. Memang, masyarakat pesisir Indonesia, lebih sering menyebut pohon mangrove jenis ini dengan kata tancang.
Tancang jenis Lindur (Bruguiera gymnorrhiza), merupakan salah satu jenis mangrove yang memiliki nilai ekonomis tinggi, karena buahnya dapat dijadikan sebagai tepung yang kemudian bisa diolah menjadi penganan atau jajanan mangrove yang sangat lezat dan bergizi.
Buta-buta
Kemudian, tahukah Anda apa yang disebut dengan Buta-buta? Lalu, kenapa dinamakan Buta-buta? Sesuai pernyataan di atas, bahwasanya mangrove memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi sehingga memiliki nama yang beragam. Selain Bruguiera, salah satu jenis mangrove lainnya adalah Buta-buta. Nama ilmiah mangrove ini adalah Excoecaria agallocha.
Tanaman ini disebut demikian karena memiliki getah berwarna putih pekat yang diduga dapat memberikan iritasi dan buta sementara apabila getah tersebut terkena mata kita.
Buta-buta merupakan pohon meranggas yang tumbuhnya bisa mencapai 15 meter dan memiliki daun yang berwarna hijau tua yang akan berubah warna menjadi merah bata sebelum daun tersebut rontok dan jatuh ke atas substrat.
Buta-buta juga memiliki bunga berwarna kuning yang kemudian akan berubah menjadi bulat-bola-hijau dengan tiga tonjolan (lihat foto di atas).
Tanaman ini memiliki kayu yang dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas yang bermutu baik. Selain itu, getahnya juga dapat digunakan untuk membuat ikan menjadi pingsan sehingga memudahkan nelayan dalam menangkapnya.
Setelah mengetahui keanekaragaman dan manfaat ekosistem mangrove yang sangat besar bagi kehidupan manusia, sudah sewajarnya kita semua untuk melindungi ekosistem mangrove dan memanfaatkannya dengan bijak dan benar untuk kehidupan yang lebih baik. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment