Semarang - KeSEMaTBLOG. Ada yang menarik sewaktu kami menghadiri undangan dari Rekan-rekan Teater Buih, saat merayakan ulang tahun mereka yang ke-32. Bertempat di kampus Ekonomika dan Bisnis UNDIP, mereka mengadakan sebuah diskusi mengenai seni budaya. Mereka mempertanyakan, apakah memang seni budaya mempengaruhi karakter bangsa.
Diskusi yang mempertemukan budayawan Semarang dan para praktisi budaya ini berlangsung menarik, terutama saat membahas mengenai strategi budaya Indonesia yang dianggap belum bisa berkembang baik. Generasi muda Indonesia, dianggap masih kurang menghargai budayanya, sehingga lebih menganggap budaya luar negeri adalah sebuah budaya terkini yang patut ditiru.
Hal yang sama, sepertinya juga terjadi di perkembangan organisasi lingkungan di Indonesia, dimana generasi muda Indonesia, masih ada sebagian yang menganggap bahwa organisasi lingkungan luar negeri - yang seringkali membawa paham luar yang tidak sesuai dengan budaya bangsa - lebih baik daripada organisasi lingkungan yang didirikan dan dikembangkan oleh putra dan putri Indonesia sendiri. Padahal, kualitas program dan daya reduplikasi organisasi lingkungan Indonesia sudah setara bahkan lebih baik dari organisasi luar negeri.
Untuk itu, ayo mulai mencintai dengan cara bergabung dengan organisasi lingkungan inisiasi anak negeri dan mencoba menyebarkan paham dan konsep budaya Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Untuk memulainya, bergabung dengan Jaringan Relawan Mangrove, KeMANGTEER, ada baiknya segera dicoba. Yuk, Sebarkan virus MANGROVER Indonesia ke seluruh dunia. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment