Semarang - KeSEMaTBLOG. Di akhir Mei ini, beberapa email dari masyarakat yang masuk ke KeSEMaTMAIL, menanyakan kepada kami tentang apakah KeSEMaT memiliki pengalaman kegagalan dalam melakukan upaya rehabilitasi mangrove di pesisir. Kalau ya, mereka ingin agar pengalaman ini dibagikan kepada mereka berikut tata cara pencegahannya dan sedikit pengetahuan mengapa hal itu bisa terjadi.
29.5.08
28.5.08
Mengapa Substrat Mangrove Berlumpur?
Semarang - KeSEMaTBLOG. Minggu-minggu ini, ada dua buah pertanyaan dari Bapak Sarno yang menanyakan tentang (1) Mengapa substrat di ekosistem mangrove selalu lumpur/berlumpur dan (2) Apakah daerah estuaria itu (deskripsinya). Untuk pertanyaan mengapa mangrove hidup di lumpur, sepertinya telah terjawab dengan sendirinya karena habitat mangrove adalah di daerah estuaria yang notabene selalu terkena pasang surut sehingga daerahnya selalu tergenang secara berkala atau terus-menerus oleh air pasang. Proses penggenangan inilah yang menyebabkan substrat mangrove “selalu berlumpur”.
27.5.08
Ini Dia, Teknik Rehabilitasi Mangrove Kandelia candel
Semarang - KeSEMaTBLOG. Bapak Sarno dari Klaten Jawa Tengah, menanyakan tentang bagaimana tata cara merehabilitasi spesies mangrove bernama Kandelia candel. Lihatlah foto di samping ini. Inilah foto buah Kandelia. Sifatnya yang Vivipari, membuat usaha rehabilitasi (penyemaian dan penanaman) spesies ini, adalah sama dengan Rhizophora. Tata cara rehabilitasi famili Rhizophoraceae ini, sudah sering dibahas di KeSEMaTBLOG.
21.5.08
Program Rehabilitasi Mangrove Wajib Berkelanjutan
Semarang - KeSEMaTBLOG. Ada pandangan dari beberapa pihak yang menurut kami “agak aneh” yang menilai bahwa sebuah kontinyuitas kiranya harus mulai “ditebas”. Mereka berpendapat bahwa untuk melakukan sesuatu, tak melulu harus dibarengi dengan konsep kontinyuitas. Sebagai contoh, program-program rehabilitasi mangrove, seharusnya tak usah berlangsung terus menerus setiap tahun melainkan hanya beberapa waktu saja.
18.5.08
The Asian Tsunami: A Protective Role for Coastal Vegetation
Semarang - KeSEMaTBLOG. The scale of the 26 December 2004 Indian Ocean tsunami was almost unprecedented. In areas with the maximum tsunami intensity, little could have prevented catastrophic coastal destruction. Further away, however, areas with coastal tree vegetation were markedly less damaged than areas without. Mangrove forests are the most important coastal tree vegetation in the area and are one of the world’s most threatened tropical ecosystems.
Measurement of wave forces and modeling of fluid dynamics suggest that tree vegetation may shield coastlines from tsunami damage by reducing wave amplitude and energy. Analytical models show that 30 trees per 100 m2 in a 100-m wide belt may reduce the maximum tsunami flow pressure by more than 90%. Empirical and field-based evidence is limited, however.
Cuddalore District in Tamil Nadu, India, provides a unique experimental setting to test the benefits of coastal tree vegetation in reducing coastal destruction by tsunamis. Cuddalore has a relatively straight shoreline, a fairly uniform beach profile, and a homogenous continental slope. Moreover, the shoreline comprises vegetated as well as non-vegetated areas and was documented by cloudfree pre- and post-tsunami satellite images.
Measurement of wave forces and modeling of fluid dynamics suggest that tree vegetation may shield coastlines from tsunami damage by reducing wave amplitude and energy. Analytical models show that 30 trees per 100 m2 in a 100-m wide belt may reduce the maximum tsunami flow pressure by more than 90%. Empirical and field-based evidence is limited, however.
Cuddalore District in Tamil Nadu, India, provides a unique experimental setting to test the benefits of coastal tree vegetation in reducing coastal destruction by tsunamis. Cuddalore has a relatively straight shoreline, a fairly uniform beach profile, and a homogenous continental slope. Moreover, the shoreline comprises vegetated as well as non-vegetated areas and was documented by cloudfree pre- and post-tsunami satellite images.
17.5.08
Guru Kami Petani Mangrove
Semarang - KeSEMaTBLOG. Kami sempat tersenyum ketika membaca sebuah email dari Mbak Arum yang menganggap KeSEMaT sebagai sebuah Organisasi Mangrove Pintar (OMP) berbasis akademisi mangrove dari Universitas Diponegoro (UNDIP). Mbak-nya mengira bahwa kami di-back up langsung oleh para dosen UNDIP yang bergelar doktor dan profesor yang memang sangat mumpuni dan memiliki pengetahuan yang luas tentang mangrove.
14.5.08
Andaikan Ada Perahu Kecil di Mangrove Ini
Semarang - KeSEMaTBLOG. Lihatlah foto di samping ini, inilah kami, para KeSEMaTERS. Di sela-sela padatnya acara Mangrove Training 2008: Pelatihan Penelitian Struktur Komunitas Mangrove, kami menyempatkan beristirahat sebentar, sembari bergelayutan di akar-akar mangrove dan mengabadikan indahnya hutan mangrove di Desa Pasar Banggi Rembang, yang dikelola oleh Bapak Suyadi, Nominasi KALPATARU 2006.
13.5.08
Reportase Mangrove Training 2008
Semarang - KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 5 Mei 2008, KeSEMaT menyelenggarakan Seminar Mangrove Training 2008 di Ruang Seminar Jurusan Ilmu Kelautan (JIK) Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang. Seminar dimulai pada pukul 09.30 WIB sampai dengan 14.00 WIB. Seminar menghadirkan lima orang pembicara yaitu Arief Marsudi Harjo (Struktur Komunitas Mangrove), Sapto Pamungkas (Pengenalan Jenis Mangrove), Dr. Rudhi Pribadi (Potensi Ekonomi Mangrove), Muhamad Ikhsan S. H. (Metode Rehabilitasi Mangrove), dan Tatang Nurhidayat (Sistem Informasi Geografis).
9.5.08
Semarang Butuh Mangrove Education Center of Semarang
Semarang - KeSEMaTBLOG. Judul ini benar adanya! Sebuah pilot project kawasan konservasi mangrove yang bisa diberi nama Mangrove Education Center of Semarang (MECoS) alias Pusat Pendidikan Mangrove Semarang (P2MS) harus mulai “diresmikan” keberadaannya oleh pemerintah provinsi, ini.
Wacana seperti ini sengaja digulirkan oleh KeSEMaT, mengingat kawasan mangrove di kota ini , memang sudah benar-benar dalam tahap degradasi tingkat tinggi. Tugu, Mangkang, Trimulyo, Genuk dan daerah pesisir lainnya, telah kehilangan sebagian besar ekosistem mangrovenya karena dikonversi menjadi perumahan, pertambakan, pariwisata dan usaha perubahan lahan lainnya. Untuk itu, pembangunan MECoS, adalah sangat mendesak, very very urgent, dan tak bisa ditunda lagi.
Wacana seperti ini sengaja digulirkan oleh KeSEMaT, mengingat kawasan mangrove di kota ini , memang sudah benar-benar dalam tahap degradasi tingkat tinggi. Tugu, Mangkang, Trimulyo, Genuk dan daerah pesisir lainnya, telah kehilangan sebagian besar ekosistem mangrovenya karena dikonversi menjadi perumahan, pertambakan, pariwisata dan usaha perubahan lahan lainnya. Untuk itu, pembangunan MECoS, adalah sangat mendesak, very very urgent, dan tak bisa ditunda lagi.
7.5.08
Asyiknya, Bermain dan Belajar di Arboretum Mangrove KeSEMaT
Semarang - KeSEMaTBLOG. Inilah foto kami, para KeSEMaTERS, sewaktu bermain sembari belajar mengenal jenis-jenis mangrove di Arboretum Mangrove KeSEMaT (ARMaT). ARMaT yang juga merupakan Mangrove Education Center (MEC) alias Pusat Pendidikan Mangrove, adalah sebuah area-mangrove-kecil, tak kurang dari satu hektar yang terletak persis di belakang Kampus Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (UNDIP) di Teluk Awur Jepara.
1.5.08
Dua Mangrove Ini, Umum di Indonesia Langka di Dunia!
Semarang - KeSEMaTBLOG. Ada sebuah informasi penting yang dikemukakan oleh Noor, dkk (1999), yaitu Ceriops decandra dan Scyphiphora hydrophyllacea (lihat foto di samping ini), dua jenis mangrove yang umum dijumpai di Teluk Awur Jepara pun Indonesia, ternyata langka secara global! Kenyataan ini tentu saja membuat kami agak “shock”, sehingga membuat kami harus lebih berhati-hati dan memperhatikan kedua jenis mangrove ini.
Subscribe to:
Posts (Atom)