Semarang - KeSEMaTBLOG. Foto di samping ini adalah foto terbaru yang kami ambil pada tangal 16 Oktober 2009, pada saat kami mengadakan rapat program-mangrove-terdekat kami selanjutnya, yaitu KeSEMaTBIRTHDAY (KB) 2009. Apabila Anda melihat adanya banyak kerusakan di lokasi tempat rapat kami, maka hal ini bukanlah dikarenakan gempa bumi, namun karena adanya renovasi kantor yang telah berhasil memporak-porandakan sebagian besar isi dari kantor kami.
KB 2009 sendiri, yang diselenggarakan sebagai ajang silaturahmi sekaligus peringatan hari ulang tahun KeSEMaT kedelapan, direncanakan akan diikuti dengan launching Ikatan Alumni KeSEMaT (IKAMaT) dan KeSEMaT Mangrove Volunteer (KeMANGTEER), dan dilaksanakan di Kampus Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, pada tanggal 6 November 2009.
Kembali ke rapat di atas, rapat yang diselenggarakan di Kantor KeSEMaT ini, memang bisa dikatakan sebagai rapat di tempat darurat. Tahukan Anda, di saat kami menggelar rapat kami ini, maka, di atas kami, para pekerja bangunan juga tengah menggelar pekerjaannya, yaitu menumpuk satu demi satu batu-bata sembari memaku paku-paku kecil ke ratusan balok kayu untuk membenahi atap kantor-kecil, kami.
Suara “dentuman” paku yang tak kenal henti dan “guyuran” debu yang terus menerus jatuh ke atas rambut kami, menjadi teman kami kala itu. Namun, untungnya KeSEMaTERS sepakat tidak terlalu memusingkan kedua hal tersebut dan tetap meneruskan agenda rapat untuk merumuskan konsep KB 2009. Semua ini kami lakukan, demi tetap menjaga dan menyukseskan program-program mangrove yang telah kami agendakan jauh hari sebelumnya, dan untuk membantu mangrove dalam mendapatkan kehidupannya yang lebih baik.
Setelah rapat selesai dan konsep telah kami sepakati, maka pada pukul 20.00 WIB, kembali kami harus bekerja untuk mangrove dengan cara menuliskan konsep rapat kami sore tadi, ke dalam sebuah bahasa proposal. Dinginnya udara malam yang menusuk tulang tak kami hiraukan, deadline proposal yang harus sudah selesai di akhir minggu, membuat kami tetap fokus kepada proposal dan melupakan serangan udara malam.
Mengapa udara malam begitu menyengat di malam itu? Tentu saja, hal ini karena banyak ruangan terbuka yang memungkinkan angin nakal dengan bebasnya keluar masuk, ke kantor kami. Pintu depan, atap, pintu belakang dan dinding samping, semua direnovasi dan hanya ditutup dengan papan kayu, sehingga hanya menyisakan dua buah ruangan saja, sebagai tempat kami bekerja untuk mangrove dan berlindung dari sengatan matahari dan serangan udara malam. Ruang tengah dan dapur sebagai ruang tersisa, kami kira sudah cukup untuk membuat kami bernafas dan mempertahankan kinerja mangrove kami, untuk beberapa waktu mendatang. Salam MANGROVER!
No comments:
Post a Comment