Semarang – KeSEMaTBLOG. “Ada Mangrove di Puncak Gunung!” Itulah kalimat pertama yang kami dengar, begitu kami menjejakkan kaki di kawasan kolam renang Bandungan Semarang, yang tingginya ratusan meter dari permukaan laut. Ternyata, kalimat itu dilontarkan oleh salah seorang KeMANGTEER, yang menyebut kami bukan MANGROVER tetapi MANGROVE. Sapaan MANGROVE ini, dilontarkan kepada kami begitu dia mengetahui puluhan KeSEMaTER memakai PSH dan PSL-nya, berniat mencicipi kesegaran kolam renang air gunung dalam program KeSEMaTRESES (KR) 2010.
Memang, di KR 2010 ini, kami sengaja pergi berlibur ke pegunungan Ungaran, untuk agak sedikit membebaskan pikiran kami dari kejaran deadline pekerjaan mangrove yang selama kurang lebih enam bulan ini, begitu bertubi-tubi, menyerang kami.
Berenang di kolam renang gunung, tidak seperti berenang di rawa-rawa mangrove. Airnya yang mungkin seratus persen tanpa polusi apalagi kaporit yang begitu menyiksa mata, membuat suasana berenang di kawasan outbond Sidomukti menjadi semakin segar, meriah dan menyenangkan.
Kami terkadang membayangkan, andaikan saja kawasan rawa-rawa mangrove bisa memiliki kesegaran dan kejernihan air yang sama seperti di sini, tentu saja kami tidak usah capek dan repot lagi dikejar-kejar deadline program dan proyek rehabilitasi mangrove yang padat, itu.
Namun, kiranya, hal tersebut tidaklah mungkin terjadi (?), mengingat reklamasi dan usaha konversi lahan untuk pembangunan pabrik dan peruntukan lainnya, terus menerus menerjang habitat mangrove, mulai dari kami berdiri hingga tulisan ini siap saji.
No comments:
Post a Comment