Juwana – KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 6 Agustus 2011, Sdr. Fuad Ashari (Presiden) bersama dengan rekan-rekannya dari Pati, telah melakukan peninjauan kondisi mangrove di kecamatan Wedarijaksa, 7 km arah utara kecamatan Juwana, tepatnya di dua desa, yaitu Kepoh dan Kluwuk. Hasil monitoring menunjukkan bahwa kondisi mangrove di kedua pesisir tersebut, cukup bagus. Menurut pengakuan Pak Sutoyo, Ketua Kelompok Tani Tambak di sana, Desa Kepoh mempunyai lahan mangrove seluas 5 hektar yang didominasi oleh Avicennia, yang mereka sebut sebagai Brayo atau Rancak.
Sementara itu, di Desa Kluwuk, luas hutan mangrovenya yang juga berkisar 5 hektar, didominasi oleh Brayo dan sedikit jenis Bakau (Rhizophora). Sebagian besar mangrove tersebut merupakan hasil penanaman kembali yang dilakukan pada akhir tahun 90-an dan sisanya adalah mangrove asli yang masih bertahan dari konversi lahan. Dengan kerapatan yang cukup tinggi, mangrove-mangrove ini terlihat sangat lebat. Banyak sekali biota di dalamnya yang teramati secara kasat mata, seperti ikan Gelodok, kepiting Laga, berbagai jenis ikan dan lain-lain. Mereka terlihat berloncatan dan berlarian, mencari makan di tepian sungai yang menjadi batas kedua desa tersebut.
Banyak oknum manusia yang ingin membabat habis mangrove tersebut untuk dibuka menjadi area pertambakan. Namun Pak Sutoyo dengan gigih menentangnya, karena beliau dan kelompok tani tambaknya-lah yang telah menanam dan merawatnya dengan sepenuh hati. Semoga saja, perjuangan gigih Pak Sutoyo ini, bisa menjadi teladan bagi kita semua sehingga mangrove di Pati-pun akan mampu bertahan dari ancaman pertambakan tak berkonsep yang merusak. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment