Bali, Lombok – KeSEMaTBLOG. Pada tanggal 10 – 16 Juli 2012, para KeSEMaTER, yaitu Sdr. Cahyadi Adhe K. (DP), Sdri. Rina S. S. (DP), Sdri. Fera Nur I. S. (DP), Sdr. Syaiful Imam (Staf MENKEU), Sdr. Rohmat Kuslarsono (Staf MENPORSI) dan Sdr. Yanuar Yogha P. (Staf MENWEBNET) telah mengikuti program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) bertema “Protecting Sea Potential and Introduce Our Culture.” Dalam kesempatan ini, KeSEMaTER memanfaatkan kegiatannya untuk mangroving, menjelajahi keindahan ekosistem mangrove yang ada di Lombok dan Bali.
Senggigi, Lombok merupakan jantung kawasan pariwisata bahari Lombok, bahkan ada yang menyebut bahwa Senggigi adalah New York-nya Lombok. Senggigi memiliki kontur pantai terjal yang bertebing, berpasir putih dan mempunyai air laut yang jernih serta ombak yang tenang. Di area pantai yang masih dalam kawasan Lombok Barat ini, KeSEMaTER nyaris tak menemukan mangrove. Namun demikian, saat melakukan observasi di lokasi lainnya, yaitu Sekotong, KeSEMaTER menemukan mangrove mayor Rhizophora dan mangrove-asosiasi jenis Pandanus dan Hibiscus.
Selain di Lombok, KeSEMaTER juga mengunjungi pantai Mertasari yang merupakan kawasan Mangrove Information Center (MIC), Bali. MIC merupakan kawasan ekowisata, penelitian ekologi, dan pusat mitigasi bencana daerah pesisir Bali yang menawarkan ekowisata bahari berkonsep pendidikan dan kelestarian hutan mangrove. Selain digunakan ekowisata, MIC juga sering digunakan untuk hunting foto pre wedding dan syuting film. Di lokasi ini, banyak ditemukan jenis mangrove asosiasi, minor dan mayor. Berbagai fasilitas ekowisata mangrove, seperti menara pengamat burung, tracking mangrove dan cafetaria sengaja dibangun untuk melengkapi fasilitas dan mempercantik ekowisata mangrovenya.
Ditemui di Kantor KeSEMaT, selepas mangroving dari Bali dan Lombok, salah satu KeSEMaTER, yaitu Sdr. Yanuar Yogha Pradana berkata, “Mangrove di Lombok dan Bali, luar biasa indahnya. Bila mangrove tak ditebangi dan dikelola dengan baik, maka beginilah jadinya. Tak salah apabila kedua lokasi ini, terutama di MIC Bali, menjadi rujukan pengelolaan mangrove bagi negara-negara di Asia bahkan dunia. Kita patut bangga.”
Keindahan mangrove di Lombok dan Bali yang luar biasa ini, seolah menyadarkan kita bahwa ekosistem ini memang merupakan ekosistem yang sangat berguna dan bermanfaat bagi umat manusia sehingga keberadaannya wajib terus diusahakan dan dilestarikan untuk masa depan yang lebih baik. Semangat MANGROVER!
No comments:
Post a Comment